Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Renungan Malam Paling Menyentuh

renungan muhasabah diri
Renungan Malam

Subhanallah,...
Anda melihat ibu anda sekarang berada di depan anda,..
Ternyata tangan itu adalah tangan ibu anda yang sedang memanggil anda,..
Kadang anda lihat sosok ibumu itu yang setiap hari anda marahi dan hardik itu berada di depanmu.
Anda lihat wajahnya yang sudah semakin tua karena memikirkan kemaksiatan yang anda lakukan,..
Anda lihat wajahnya yang semakin tua karena memikirkan anaknya yang nakal dan tidak pernah menurut padanya,..
Anda lihat kerut wajahnya yang semakin tua karena mungkin sekarang beliau sedang sakit, tapi tidak ia ceritakan padamu karena takut mengganggu pelajaranmu.
Anda lihat wajahnya semakin tua dan rambutnya semakin putih karena mungkin ia menderita penyakit kronis yang tidak ia ceritakan padamu karena Dia takut mengganggu pelajaranmu.

Kemudian ibumu tersenyum padamu,.. Senyum yang sangat indah...
Kemudian ibumu mengecup keningmu, sebagaimana ketika Dia kecup keningmu saat kau sakit, pada saat kau kecil dulu.
Kemudian ibumu mengusap kepalamu sebagaimana Dia mengusap ketika Dia menghiburmu saat kau sedih waktu TK dan SD dulu.
Kemudian ibumu itu memelukmu dan kau merasakan energi cinta dan keikhlasan ibumu mengalir pada dirimu malam ini.
Kemudian ibumu mengecup keningmu dan pipi sebelah kanan dan kirimu, sebagaimana yang biasa Dia lakukan ketika Dia mengantar engkau ke TK, waktu engkau kecil dulu.
Kemudian ibumu membisikkan di telingamu,.. Wahai anakku yang ibu cintai... maafkan ibu mengganggumu di malam yang indah ini.

Maafkan kesalahan ibu selama ini ya, nak..! kalau ibu senantiasa menyuruhmu untuk sholat lima waktu,.. Kalau ibu senantiasa menyuruhmu belajar dan mematikan hp. Kalau ibu senantiasa menyuruhmu untuk berbakti pada ibu dan Ayahmu.
Sebetulnya ibu tidak minta apa-apa, Nak..? Ibu cuma minta Doakan ibu satu menit saja setelah sholat-sholatmu.

Nak,..! ibu tidak tahu apakah kau pulang nanti, kau masih bisa melihat dan bertemu dengan ibu...!
Mungkin ketika motormu sampai di depan rumah, kau melihat orang sudah berkumpul di rumahmu. Bendera kuning tertancap di halaman.
Dan ketika kau masuk kedalam rumahmu,.kau sudah melihat ibumu ditutupi oleh kain,.
Ketika kau raba wajah ibu telah dingin,..
Ketika kau raba nadi ibu sudah tidak berdetak,..

Seandainya itu yang terjadi wahai anakku...
Maafkan ibumu ini,.. Maafkan jikalau ketika kecil dulu ibu sering memarahimu.
Terus terang, Nak...sejak dulu ibu ingin beli baju baru, tapi selalu ibu tahan supaya engkau bisa beli baju baru agar engkau tidak malu dengan kawanmu.
Ibu ingin beli daster dan sandal baru, tapi selalu ibu tahan supaya engkau bisa beli sepatu baru agar engkau tidak malu dengan kawanmu.

Seandainya ibu tak bisa menemuimu lagi esok hari,.. ibu titip Ayahmu, Nak..! Temani Dia gantikan ibu untuk memasakkan masakan kesukaannya
Lihatlah baju Ayahmu, bahkan ketika kau tidur siang dan bangun di sore hari, Ayahmu belum pulang,..Bukan..?
Bahkan ketika kau habis sholat ashar, engkau akan belajar Ayahmu mungkin belum pulang.
Dan ketika Ia pulang, kau melihat bajunya masih basah karena keringat untuk membesarkan dan menyekolahkanmu,.

Temani Ayahmu, Nak.! Berbaktilah padanya, karena hanya Dialah satu-satunya kunci surga yang bisa engkau masuk
Sekali lagi ibu minta maaf, jikalau ibu sering tidak berkenan kepadamu.
Maafkan ibu, Nak..! Maafkan ibumu yang Dhoif dan lemah ini.

Satu yang harus engkau ketahui,.. Dibalik semua kata-kata ibu,.. ibu selalu mencintaimu dan ibu selalu bangun malam untuk mendoakan kesuksesan buatmu walaupun kau tertidur nyenyak di kamarmu.

Kemudian ibumu melepaskan pelukannya dan Dia meninggalkan kamu,..Dia melambaikan tangan kepadamu, dan saat itu kau bersimpuh.
Ibumu telah hilang di pandanganmu dan entah apakah engkau masih bisa melihat wajah ibumu lagi...

"Ya Allah maafkan dosa hamba, maafkan dosa orang tua hamba,. sayangi mereka seperti mereka menyayangi saat aku kecil dulu.
Lindungi mereka saat mereka melindungiku, dengan menjadikan tubuhnya menjadi selimut. Seakan-akan tidak rela satu nyamuk pun menyentuhku.

Sayangi mereka saat mereka menemaniku di rumah sakit, Ya Allah....
Sayangi mereka sebagaimana mereka mengantarkanku mendaftar SMK Lelea,..
Mengantarkanku di pintu rumah setiap hari, memasakkan aku nasi goreng kesukaanku...
Padahal Dia belum sarapan untuk mengisi perutnya, tapi Dia antarkan aku dipinggir rumah.
Dan Dia selalu mendoakan kebaikan kepadaku.

Sayangi mereka Ya Alah,..
Seandainya Engkau masih memberikan aku kesempatan untuk membahagiakan mereka, Ya Allah...
Aku ingin sekali mengajaknya bertawaf di Baitullah. Aku ingin sekali mengajaknya dan menggandeng tangannya untuk Sha'i antara shafa dan marwah.
Untuk berdoa di masjid nabawi dengan uang hasil keringatku sendiri Ya Allah...
Ingin sekali aku memberikan hadiah ulang tahun untuk mengajaknya naik haji Ya, Allah....

Astagfirullah al-adzhim,... Astagfirullah al-adzhim

Marilah kita memejamkan mata kita,. Dan membuka mata hati kita untuk sejenak mengenang orang yang paling berjasa dalam hidup kita yaitu orangtua kita.
Bayangkan wajah ibu kalian , ayah kalian..
Kenanglah Ibu, ibu kita. ibu yang menyayangi kalian
Ibu yang selalu meneteskan airmata ketika kita pergi
Ibu yang rela tidur tanpa selimut demi melihat
Kita Tidur nyenyak dengan dua selimut.
Ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kita terbaring sakit.
Ibu yang selalu ingin melihat kita tersenyum walaupun ia harus bekerja keras.
Coba renungkan ketika ibu kita melahirkan kita
Beliau rela mengorbankan nyawanya untuk kita,.

Beberapa tahun lalu saat kita dikandung oleh orang tua kita, betapa bahagia mereka, mereka menantikan kelahiran kita,. 
Dan mengharap anak yang akan lahir adalah anak yang sholeh, yang berbakti dan selalu sayang kepada mereka.
Saat Ibu melahirkan kita, ibu kita merasakan sakit yang amat sangat, menangis kesakitan, antara hidup dan mati.bahkan mungkin jika diberi pilihan oleh Tuhan antara menyelamatkan nyawanya atau nyawa bayinya, pastilah ia akan memilih menyelamatkan bayinya dari pada nyawanya sendiri,

Tapi apa???? Apa yg kita lakukan saat ini, kita hanya melihat Ibu dan Ayah kita dengan penderitaannya, mencaci makinya, melawannya, mengacuhkannya…

Apakah kita pernah berfikir ingin memeluk mereka..??

Apakah terfikir dibenak kita untuk membuat mereka tersenyum??

Saya fikir, tidak,!! bahkan tadi saat kalian di antar oleh orang tua mengikuti kegiatan ini,. Masih ada yg berkata kasar dan merasa malu ketika mereka berada disisi kita.

RENUNGKANLAH!!!!
Mungkin,. saat ini beliau masih ada, masih sehat. Tapi perhatikanlah...., bayangkanlah … rambut mereka satu persatu makin memutih… kulit mereka makin berkerut… sinar wajahnya makin meredup.

Masihkah kalian belum sadar??? Kata kata yang telah kita ucapkan yang kadang membuat mereka terbangun di tengah malam untuk menangis karena kata_kata kasar kita, namun mengapa kita tak pernah menyadari. Mengapa kita tak mau minta maaf ????
Ingatlah… tak ada yang menjamin bahwa ibu kita akan tetap ada mendampingi kita saat nanti kita sukses bahkan setelah pulang dari kegiatan ini. Mungkin tadi sebelum kita pulang kita masih bisa menemui ibu dan ayah kita tersayang, masih bisa tertawa dan bercanda,. meskipun mereka telah tua, keriput, beruban.

Sekarang kita bayangkan pada saat kita duduk disini,. Ada Saudara... Mamang kalian datang dan memberi kabar agar kalian bergegas segera pulang ke rumah , setelah sampai di rumah, di depan pintu, tentu kita ingin bertemu dan melihat sesosok lelaki yang selalu menjaga kita, membiayai sekolah kita yang rela membanting tulang untuk kita, bayangkan setelah kalian sampai di rumah kalian masuk ke sebuah ruangan,. Ruangan tempat Lelaki itu beristirahat, namun setelah kalian masuk , sesosok lelaki sedang berbaring, terbujur kaku,. Ya ,. Itu sesosok laki-laki yang biasa kalian panggil Ayah, Bapak. ayah kalian yang kalian sis-siakan,. Ayah yang rela menghabiskan tenaganya untuk membiayai kalian namun sering kalian lupakan, bahkan sesekali beliau menyuruh, kalian tolak,. Kalian enggan membantu lelaki itu. sekarang lelaki itu telah wafat menjadi mayat.

Kita tidak bisa melihat senyumnya lagi , kita tak bisa mendengar suara nya lagi,. Tiada canda tawa dari sesosok lelaki yg semasa hidupnya kalian sia-siakan. 
Kini masihkah kita ingin menyakiti hati mereka, membuat mereka menangis karena tingkah laku kita.
Mungkin saat ini kita sedang bahagia, bergembira bersama teman” ? 
Tapi pernahkah kita berpikir, apakah orang tua kita juga di sana bahagia? Mungkin saat ini kita makan enak, dan tidur nyenyak.. tapi tahukah kalian?? Mungkin di sana beliau sedang menahan lapar karena belum makan demi membiayai kalian sekolah dan mengikuti kegiatan ini.

Ya Allah, janganlah Engkau memanggil mereka sebelum aku meminta maaf.
Aku orang yang sangat berdosa,
anak yang sangat berdosa.
Ayah, ibu, maafkan aku. Maafkan Anakmu yang tak tahu diri.
Mari lah kita sekarang bersama-sama bermunajat kepada Allah Agar Orang tua kita dalam lindungan, karunia dan kasih sayangnya,.
Ya Allah,. Ampnilah dosa kami dosa kedua orang tua kami,. Sayangilah mereka sebagai mana mereka menyayangi kami. Aamiin...Ya allah.

Post a Comment for "Renungan Malam Paling Menyentuh"