Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Mudah Menulis Cerita Anak Agar Juara

cara menulis cerita anak oleh Emi Wahyuni

Ketelair Indonesia_ Kita akan membahas bagaimana cara yang baik dan mudah dalam menulis cerita anak. Mungkin banyak juga dari teman-teman yang sudah terbiasa dalam menulis cerita anak. Tapi ga ada salahnya ya kita ulang lagi untuk melengkapi. Di kelas ini sama-sama belajar. Jadi kalau ada yang salah atau kurang dari yang saya sampaikan, silakan kita bisa saling mengingatkan.

Kita tahu bahwa kini anak-anak banyak mencari hiburan melalui internet. Kita sebagai orang tua kerap khawatir anak-anak akan menelan mentah-mentah informasi yang kurang baik dari internet. Baiknya memang anak-anak menikmati konten yang sesuai dengan kategori usianya dengan medium lain, melalui buku contohnya. Pernahkah terpikirkan dalam benak kita, bagaimana jika kita yang menulis konten yang sesuai dengan kategori usia anak-anak itu dalam bentuk buku cerita anak? Jika ya, lalu bagaimana caranya ya?

Mari kita perhatikan point-point berikut ini:
1. Ketahui siapa targetmu
2. Pilih tema yang tepat
3. Pengembangan cerita adalah kunci
4. Tetap sampaikan dengan lembut
5. Seimbangkan kata dan gambar
6. Rileks dan siapkan waktumu
7. Tetap unik.

Kita akan mulai membahas 3 point di awal,
1. Ketahui siapa targetmu
2. Pilih tema yang tepat
3. Pengembangan cerita adalah kunci

Yang pertama,
1. Ketahui Siapa Targetmu.
Ketika kita berpikir tentang ide cerita, kira-kira berapa rentang umur anak-anak yang akan membaca karyamu kita? Kemampuan membaca anak-anak berkembang dengan pesat. Untuk itu, gaya penulisan kita harus disesuaikan dengan kelompok umur yang spesifik. Supaya mempermudah gambaran, kita dapat mengelompokannya sebagai berikut:
  1. Anak umur 2-6 tahun
  2. Anak umur 7-11 tahun
  3. Anak di atas 12 tahun
Anak-anak dengan umur 5 dan 6 tahun kemungkinan akan membaca lebih banyak kata ketimbang anak yang berumur 3 tahun. Ini merupakan hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan kapan kita dapat menentukan jumlah gambar dan kata di dalam bukumu. Banyak penulis yang berpikir bahwa buku cerita anak karangannya dapat dibaca semua anak-anak, padahal tidak demikian.

2. Pilih Tema yang Tepat
Aspek krusial lainnya adalah pemilihan tema. Buku cerita anak perlu sebuah tema yang dapat menarik perhatian target kita. Apa yang penting untuk mereka? Kita harus menentukan dan membayangkan apa yang ada di dalam pikiran mereka. Apa kesulitan yang ada di umur-umur mereka dan bagaimana penyelesaian yang baik. Jangan menulis dari perspektif orang dewasa. Masuklah ke dalam pikiran anak-anak dan jangan memberi solusi yang rumit. Semakin sederhana semakin baik. Dengan begitu, anak-anak dapat mengidentifikasi masalahnya secara visual sebaik tulisan naratif dan gambar ilustrasimu.

Nah, tema cerita anak yang kita tulis nanti adalah Petuah

Tema ini sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari sebagai orang tua, guru bahkan siswa. jadi pastinya ga terlalu sulit mendapatkan idenya.

Target tulisan kita untuk anak usia 10-12 tahun ya teman-teman

Ide ada di sekeliling kita. Misalnya, dari dalam rumah kita sendiri. Bisa kita ambil ide dari si kecil atau si Kakak yang selalu bermusuhan. Atau dari lingkungan luar rumah, seperti teman bermain anak-anak.

Apa pun idenya haruslah ada pesan moral dalam ceritanya!

Plot untuk cerita anak ga sama dengan cerita dewasa, jadi baiknya kita pakai plot yang sederhana. Alur maju. Jangan pakai alur flash back karena anak-anak belum paham, malah bikin mereka bingung. Anak-anak lebih paham dengan plot yang beraturan atau alur maju. Awal, tengah dan akhir. Soal menarik itu tergantung bagaimana penulis mengolah cerita dan bahasanya.

Pakai bahasa sehari-hari dalam dialog seperti kita bicara dengan anak-anak. Untuk narasi pakai bahasa yang sederhana dan mudah di pahami anak-anak.

Misalnya;
Pagi itu Ibu bingung sekali karena kunci pintu rumah hilang dari tempatnya. Sudah berulang kali Ibu mencari di sana-sini tapi belum ketemu juga. Reni yang melihat Ibu jadi heran.

"Ibu cari apa sih dari tadi Reni lihat jalan-jalan terus?" tanya anak perempuan usia 8 tahun itu.

Perlu diingat ya teman-teman. Naskah kita Ga perlu diksi karena anak-anak belum kenal dan belum paham apa itu diksi. Sekali lagi pakai bahasa yang sederhana dan mudah di pahami anak-anak.

3. Pengembangan Cerita adalah Kunci
Semua penulis harus dapat membawa perasaan pembacanya. Cerita harus dibangun naik dan turun supaya tidak monoton. Jangan kira, anak-anak pun sudah dapat merasakannya. Ceritakan saja bila ada kejadian sedih, bila ada kejadian marah, dan lain-lain karena hal-hal itu merupakan bagian dari hidup. Dengan adanya berbagai macam emosi itu, anak-anak dapat lebih peka terhadap segala situasi.

Poin-poin penting yang harus diingat:
  1. Permulaan yang halus
  2. Mulai bertemu masalah
  3. Puncak masalah
  4. Solusi
  5. Resolusi
Permulaan harus dimulai dengan halus, jangan langsung memperlihatkan masalah besar. Hal ini supaya tidak mengagetkan anak. Kemudian mulai bertemu masalah. Pastikan tetap logis, ada pertanyaan kenapa yang mendasarinya. Lalu puncak masalah: bagaimana. Dilanjutkan dengan solusi, dan jangan lupa resolusi ke depannya supaya anak-anak merasakan bahwa buku cerita anak yang kita tulis dapat memberikan petuah baik, tidak hanya saat masalah ada, tetapi hal-hal baik yang perlu dilakukan ke depannya.

Untuk penulis pemula, saya beri tambahan materi cara dasar menulis dialog.
1. Awali dengan kutip dua.
2. Awali dengan huruf kapital.
3. Setelah kutip dua langsung huruf, TIDAK ADA spasi di antar kutip dua dengan huruf pertama.
"Apa ✅
" Apa ❌

3. Akhiri dengan salah satu tanda baca. Mau titik, koma, tanda tanya, atau tanda seru. Jadi, tanda baca dahulu baru kutip akhir
"Aku ingin makan." ✅
"Aku ingin makan". ❌

4. Tutup dengan kutip dua lagi setelah tanda baca pada nomor tiga. TIDAK ADA spasi di antara kutip dua dengan tanda baca di ujung dialog.
Contoh.
"Selamat malam." (Berakhir tanda titik)
"Apa kabar?" (Berakhir tanda tanya)
"Pergi!" (Berakhir tanda seru)
"Aku mencintaimu," (Berakhir tanda koma)

Lalu, bagaimana menentukan tanda baca di ujung dialog? Akan diberi tanda koma atau titik jika bukan menggunakan tanda seru atau tanda tanya?

Nah, menggunakan koma atau titik, kita akan mempelajari dialog tag dan bukan dialog tag.
Dalam menulis apa pun, dialog tag dan BUKAN dialog tag ini penting banget karena salah satu syarat kaidah penulisan yang akan dinilai oleh juri saat kamu mengikuti event dan lomba-lomba menulis atau syarat saat kamu memasukkan naskah novel.
Apabila dialog tag kamu berantakan, juri atau penerbit langsung mencoret naskah kamu. Jadi, perhatikan baik-baik. FOKUS!
  • Dialog tag adalah : Frase yang mengikuti dialog, yang menginformasikan identitas si pengucap dialog.
  • Dialog tag ditandai dengan kata ujar, sapa, kata, dan lain-lain (nanti akan diberi tabel beberapa dialog tag).
Contoh dialog tag di akhir
a. "Selamat malam," sapa Eka.
b. "Bukan Putri yang melakukannya, tetapi Dea," jelas Eka.

Keterangan
Pada contoh di atas, dialog tag-nya adalah sapa dan jelas
Apabila dialog tag-nya ada di akhir maka akhiri dialog dengan tanda baca koma seperti pada contoh.
Bisa juga akhiri dialog dengan tanda tanya atau seru (tergantung kalimatnya), tetapi TIDAK BOLEH diakhiri tanda titik.

Semua dialog tag, awali dengan huruf kecil. Perhatikan contoh dua dialog di atas.
  • Pada kata (s)apa ---> huruf S kecil
  • Pada kata (j)elas---> huruf J kecil
Contoh dialog tag di awal
a. Eka berbisik, "Aku merindukanmu."
b. Dengan suara lembut, Eka bertutur, "Dia memang salah, tapi memaafkannya akan mendamaikan hati."

* pada contoh di atas, yang merupakan dialog tag-nya adalah bisik dan tutur maka akhiri dialog tag dengan koma BUKAN titik.

Keterangan
Apabila dialog tag-nya ada di awal, maka akhiri dialog tag-nya dengan tanda koma dan akhiri dialognya dengan tanda titik, tanda tanya atau tanda seru. (Tergantung kalimatnya)
Awali dialog dengan huruf kapital setelah kutip jika dialog tag-nya berada di awal seperti contoh.

Kesimpulannya :
Kata-kata sapa, jelas, bisik, tutur adalah DIALOG TAG.
contoh dialog tag di tengah
"Aku mencintaimu, tapi ..." Eka menarik napas sebelum melanjutkan, "aku juga membencimu."
(Perhatikan tanda koma setelah kata melanjutkan dan juga huruf a pada kata aku kedua kecil karena dialog kedua sambungan dialog pertama).


Sumber: ibu Emi Wahyuni.

Berikut ini saya sertakan videonya ! (hasil G Meet)


Post a Comment for "Cara Mudah Menulis Cerita Anak Agar Juara"