Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

CERPEN KISAH KASIH DI SEKOLAH

terpenjara rasa
Kencan Pertama
Ketelair Indonesia_ “Kita mau kemana? “ mulutku beku seolah tersihir oleh suara gadis yang masih belum bisa kupercaya bahwa dia sekarang menjadi pujaan hatiku. Nadya Agracia Gemala dia adalah cewek paling cantik satu sekolah yang menjadi rebutan banyak pria.
“Woi! Mau kemana? jawab ! Iya, jawab!” kali ini aku kaget. Suara itu seperti suara rentenir yang ingin menagih hutang.

“aku bisa lebih galak dari rentenir kalo kamu bengong kayak abis ngeliat Inul joget!” aku melongo. Kenapa cewek satu ini bisa baca pikiran ku? aku pun tertunduk.

“enggak perlu bisa baca pikiran kelezz, kalo kamu terus bebengak bebengok kayak begini, aku tinggalin nih…,” ancamnya.

“Eh, kok ngambek sih? Maaf deeeh.” Aku hanya meringis.

“kenapa baru ngomong? Dari tadi kemana aja?!” Tanya nya sambil memasang muka bEtE. Aku harus tetap bersabar. Kencan pertama enggak berjalan lancar. Mampus gue!

“aku pengen ke dufan aja deh.” Aku mencoba untuk tidak mengulangi kesalahan di kencan kedua ini. ini harus berhasil! Itu motivasiku.

“emang siapa yang nanya? Aku lagi pengen dirumah aja. Terserah kamu mau apa enggak!”

Kencan kedua amburadul!

“ini cewek ngeselin banget sih! Sabar bil sabar…,” tenangku dalam hati. ya, namaku adalah billy. Tepatnya Billy Pangga Napuramaga.

“hari ini terserah kamu mau kemana, mau ke mall mau makan mau nonton atau mau ke salon. Kamu yang tentuin.” Aku berusaha mengimbangi gadis keras kepala ini.

“maaf ya, aku mau nganter ibu hari ini”

“aaaaaaaakkkkkkkk!!!! Lo bunuh aja gue sekarang” kataku dalam hati.

Entah aku yang terlalu bodoh, atau memang sifat dia yang aneh. Rasanya, kencan sama sulitnya dengan bertemu Susilo Bambang Yudhoyono. Ngadepin cewek lebih susah daripada menangin perkara dijaman sekarang. Aku adalah siswa teladan yang kata orang sih pintar, dan karena itu juga aku di tembak Nadya. Ini awal penderitaan-penderitaan yang ku alami. Aku diancam oleh banyak pria karena mereka iri pada statusku yang berpacaran dengan kembang sekolah.

“kalo lo masih jadian ama Nadya, gue pastiin lo bakal terus kena bullying!”

“lo bakal jadi billy bakar saus rawit!”

“lo! Nadya! Gak pantes! abis lo!”

Tak asing bagiku untuk mendengar ancaman seperti itu yang memang terlihat tidak logis. Sampai segitu lebay cowok_cowok itu memperebutkan cewek gebetan mereka. Ini yang namanya penderitaan. Dan aku, otakku, hati dan jantungku menyesal telah menerima Nadya sebagai pacar yang membawa derita. tolong Billy ya Pencipta semesta…

Senin selasa rabu kamis jum’at sabtu. Ya, satu minggu itu aku selalu mengerjakan PR dan mengajari Nadya untuk belajar. Wajar saja, karna Nadya selalu mendapat nilai merah pada mata pelajaran matematika, fisika, kimia, dan biologi. Nadya memang anak yang gaulnya kebangetan. Bergabung dalam kaum sosialita yang kalo belanja gila_gilaan harga. Dia memang anak orang kaya, tapi udah kelewat ambang batas.

Akhir_akhir ini aku semakin takut kehilangan Nadya. Mungkin lebay kali ya. Tapi perasaan ini bener_bener kerasa. apa aku mulai cinta ama dia? apa perasaan dia juga sama? Kalo sama sih enak, lah kalo enggak? Jleb banget!.

Diruang tengah tempat biasa aku belajar dengannya.

“coba deh kamu baca dulu materi genetikanya”

“ih males banget” jawabnya ketus.

“ayo dong, nanti nilainya merah lagi loh”

“kamu aja deh yang bacain, nanti aku dengerin sekaligus ngerjain soal”

“yaudah deh” lemes deh suara gue disuruh baca materi biologi ama Nadya, tapi ya apa boleh buat, hanya dengan cara itu Nadya mau belajar.

“krooook.. kroookk” mata ku mencari sumber suara itu dan… nadya ngorok! Iya, dia ngorok tidur di bawah meja. Dia memang cantik kalo gak marah_marah, manis kalo gak jutek dan kekanak_kanakan saat melihatnya tidur seperti ini. kubereskan buku buku pelajaran dan berpamitan dengan orang tuanya. Ku biarkan Nadya tertidur dalam mimpi indahnya. Aku sih berharap dalam mimpinya itu ada aku, ngarep!.

“kok kemarin ninggalin aku gitu aja? Denger aku ngorok ya!” dia melotot ke arahku. Lucu saat melihat ekspresi galaknya. “ya kamunya tidur, iya sih denger tapi langsung tutup kuping soalnya takut ada suara r” aku berusaha melucu. Dia diam saja mendahuluiku saat akan pergi ke kantin. Kubiarkan dia dengan ngambek-an nya itu. ku akui dia memang sudah lebih bisa dengan pelajaran yang kuajarkan.

“makasih ya udah ngajarin aku selama ini” tiba tiba perasaan takut kembali muncul, sangat takut jika dia pergi dariku dan dia mulai bisa mengerjakan PR nya sendiri walaupun statusku yang hanya pacar jadi_jadian untuk mengerjakan PR _ PR nya.

“i..iya gak.. gak apa apa” aku terbata, sangat hangat melihat bola matanya yang bulat. Seperti bukan Nadya yang kukenal.

“belajar jadi azis gagap?” aku terdiam. Dalam hati berkata “aaaaaakkk!! Malu malu malu. Kenapa juga ni mulut harus gagap”

“hahaha, biasa aja kali mukanya” dia menertawaiku dan aku masih dalam diam.

Saat pulang sekolah, kulihat depan kelasku ramai, entah apa yang terjadi. Tiba tiba ada yang memanggilku “Billy lama ya keluar nya” aku berpikir sejenak, sepertinya aku mengenal suara itu. ramai depan kelas berpindah ke dalam, kulihat Nadya berjalan mendekatiku dan tepat berdiri disamping kursi kayu milikku.

“mau ya jadi pacarku, yang ini beneran, aku suka ama kamu.” Ini pertama kalinya aku ditembak cewek. Oh noooo tolong Billy ya Tuhan, Billy harus apa? Harus ngapain? Apa harus jungkir balik sambil bilang WOW? Atau harus naik ke atas genteng sambil joget_joget? Tolong Billy Tuhan.

“hah?” aku melongo, bengong, campur aduk.

“iya, kamu mau gak jadi pacar aku?” dia mencoba mengulang.

“i.. ya mau” jantungku berdebar bukan main.

“Jadi sekarang kita jadian ya, kamu mau disini aja? Ayuk kita pulang bareng jangan bengong kayak gitu” dia menarik tanganku.

Kupandangi wajah cantiknya, masih tak percaya bahwa dia benar benar suka pada cowok introvert sepertiku. Kali ini aku benar_benar amat sangat banget bahagia. Aku berjanji pada diriku untuk tidak mengulang kesalahan pada kencan_kencan selanjutnya.

Post a Comment for "CERPEN KISAH KASIH DI SEKOLAH"