Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LATIHAN SOAL_SOAL BAHASA INDONESIA KELAS 12 MATERI ARTIKEL & NOVEL SEJARAH

Resensi Buku Fiksi / Nonfiksi 
Ketelair Indonesia_ Sebelum mengerjakan latihan soal tentang Artikel dan Sejarah sebaiknya kita baca dulu materi di bawah ini ! 

Resensi adalah ulasan atau penilaian terhadap sebuah buku atau film. Tujuannya adalah membrikan atau menyampaikan informasi kepada para pembaca mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau film tersebut, serta kelayakannya untuk dinikmati pembaca. Buku atau film yang diresensi tentunya yang baru diterbitkan atau baru dipasarkan. Secara tidak langsung resensi berfungsi juga sebagai media promosi yang efektif. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila resensi itu diakhiri dengan ajakan (persuasif) 

Unsur – unsur resensi adalah judul resensi, identitas buku (judul buku, pengarang, dan data publikasi), jenis buku, kepengarangan (latar belakang pengarang dan latar belakang buku yang diresensi), ikhtisar cerita / isi, persoalan yang terdapat dalam buku, penilaian baik keunggulan maupun kelemahannya, dan ajakan. 

Contoh Resensi : KISAH KEHIDUPAN MANUSIA 
Judul : Belenggu 
Pengarang : Amijn Pane 
Penerbit : Dian Rakyat 
Tahun : 1938, Cetakan XVII 1995 

Novel karya Armijn Pane dengan tebal 150 halaman ini mempunyai sejarah yang menggemparkan. Cerita ini pernah ditolak oleh Balai Pustaka, ramai dipuji dan dicela, tetapi akhirnya tak urung menjadi salah satu novel klasik modern Indonesia yang harus dibaca oleh orang terpelajar Indonesia. 

Armijn Pane ialah seorang romantikus yang suka mengembara dalam jiwanya. Ia identik dengan zaman baru. Hal ini mempengaruhi isi cerita ini sehingga pada waktu diterbitkan, Belenggu dianggap sesuatu yang baru. Belenggu memberi arah baru dalam kesusastraan Indonesia, baru dalam ceritanya, gaya bahasanya, dan gaya / cara mengarangnya. 

Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran, namun dominant menggunakan alur maju. Walaupun demikian, dapat membawa para pembacanya menelusuri cerita demi cerita. Cara pengarang menggambarkan tokoh – tokoh dalam cerita ini berlainan dengan cara yang biasa dipakai pengarang lain. Tokoh utama pria, Sukartono, adalah seorang yang mau berkorban demi orang lain dan ia pun seorang suami yang sabar. Tokoh Sumartini digambarkan sebagai seorang wanita modern yang mandiri dan memiliki ego yang tinggi. Sedangkan Rohayah digambarkan sebagai sosok wanita yang lemah lembut, penyayang, dan penuh perhatian, tetapi memiliki masa lalu yang suram. Gaya bahasa yang digunakan dianggap sebagai gaya yang baru dan berbeda. Armijn banyak menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Belanda yang membuat para pembaca tidak mengerti dan haus menerka maksudnya. Dalam novel ini Armijn pandai menyelipkan ungkapan – ungkapan yang disusun secara menarik sehingga memberikan suasana yang romantis. 

Kisah dalam Belenggu ini diawali dari kehidupan perkawinan Sukartono dan Sukartini yang sudah tidak baik lagi. Sukartono kecewa karena sikap Tini yang berubah setelah menikah. Tini tidak peduli akan kehidupan rumah tangganya. Suatu saat Tono bertemu dengan Nyonya Eni atau Rohayah. Dari wanita inilah Tono mendapatkan perhatian, kasih saying, dan kehangatan yang tidak didapatkan dari istrinya. Walaupun demikian, Tono dihatui perasaan bersalah atas perselingkuhannya dengan Rohayah, karena ia sebenarnya masih mempunyai perasaan cinta terhadap istrinya. Tetapi, hal tidak menjadikan situasi kehidupan rumah tangganya semakin membaik karena dari masing – masing pihak tidak ada yang berusaha untuk memperbaikinya. Para tokoh yang dilukiskan dalam novel ini hampir menyerupai karikatur karena terlalu berlebihan. Dalam melukiskannya, Armijn melukiskan pikiran dan semangatnya. Gambaran armijn terhadap tokohnya tidak tegas dan konsekuen. Namun, bagaimana pun buku ini telah membawa suatu kemajuan bagi sastra Indonesia karena cara penyampaian ceritanya yang unik. Tidak rugi bila kita mencoba untuk membacanya. 

Novel ini banyak mengandung amanat yang sangat bermanfaat bagi pembacanya. Ermijn mengajarkan kita untuk berbagi dan berkorban untuk orang lain. Hal yang menarik dari cerita ini adalah permainan perasaan pengarangnya yang memberikan suasana yang romantis. Dalam novelnya Armijn pandai penyelipkan pertanyaan yang terus tersirat dari mulai sampai akhir cerita, “Baiklah memandang ke belakang, bergunakah zaman dahulu, tidaklah lebih baik, kalau zaman dahulu itu dibenamkan saja, dilupakan sama sekali?” Namun, dengan segala keindahan dan kelebihannya, buku ini membuat pembacanya mendapat kesulitan dalam menangkap maksud Armijn Pane, terutama karena banyaknya penggunaan bahasa Melayu dan bahasa Belanda. 

Pemakaian ungkapan dan kiasan dalam kalimat membuat cerita ini terasa berat. Meski demikian, cerita ini tetap memikat dan penuh dengan muatan pesan yang dapat direnungkan dan diterjemahkan lebih dalam. 

Devona Candrawati,dkk.

Selamat mengerjakan !    

Post a Comment for "LATIHAN SOAL_SOAL BAHASA INDONESIA KELAS 12 MATERI ARTIKEL & NOVEL SEJARAH"