EUFIMISME [PPG BAHASA INDONESIA]
eufimisme |
Ketika kita berkomunikasi, kadang kita harus memilih bahasa apa yang akan digunakan, apakah bahasa Indonesia, daerah, atau asing. Ragam bahasa juga menjadi pilihan ketika kita sedang bertutur. Apakah ragam formal atau informal.
Setiap bahasa memiliki ketentuan sendiri dalam penggunaannya. Misalnya, dalam bahasa Jawa, pilihan kata yang digunakan harus disesuaikan dengan konteks sosial. Penutur harus melihat siapa mitra tuturnya, bagaimana status sosialnya, usianya, dan sebagainya. Begitu juga dengan bahasa Indonesia, ada semacam aturan yang harus ditaati ketika kita berkomunikasi. Untuk keperluan tertentu, kadang seorang penutur harus memilih kosakata yang dianggap memiliki makna lebih tepat, halus dan sopan ketika berbicara atau menulis. Hal ini dilakukan agar kontak sosial penutur dan mitra tutur tetap terjaga. Namun, kita juga sering mendengar ucapan atau tuturan seseorang yang cenderung bernilai rasa kasar. Hal ini bisa saja terjadi ketika berkomunikasi, situasi-situasi tertentu membuat seorang dalam tuturan tersebut menggunakan kosakata yang cenderung memiliki nilai rasa kurang baik.
Relevansi
Pada kegiatan belajar 2 ini, kita akan membahas salah satu kajian semantik,yaitu erubahan makna, eufimisme dan disfemisme. Materi perubahan makna mencakup faktor-faktor yang menyebabkan perubahan makna dan jenis-jenis perubahan makna. Setelah membahas perubahan makna, materi berikutnya adalah mengenai eufimisme dan disfemisme. Materi ini dapat digunakan untuk berkomunikasi. Eufimisme berkaitan penggunaan bahasa yang bernilai rasa baik, sopan, dan santun, sedangkan disfemisme berkaitan dengan penggunaan bahasa yang bernilai rasa kasar dan tidak santun. Pengetahuan mengenai kedua materi tersebut sangat bermanfaat ketika berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai perubahan makna, eufimisme, dan disfemisme menjadi hal yang penting untuk dipelajari oleh siswa dan guru.
Post a Comment for "EUFIMISME [PPG BAHASA INDONESIA]"