Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerpen Sudah Merdeka Kah Kita ?

ilustrasi rumah nenek
Hari ini aku pergi berlibur ke rumah Nenek. Aku sangat menikmati perjalanan menuju rumah Nenek. Karena rumah nenekku terletak di pedesaan yang jauh dari pusat kota. Aku pun jadi dapat melihat pemandangan alam yang begitu indah di hadapanku. Tapi aku melihat masih ada beberapa rumah gubuk di sana. Aku pun turun dari mobil dan bertanya tentang rumah gubuk tersebut pada warga disana.
Ternyata, memang disana masih banyak orang yang tidak memiliki rumah yang layak, masih banyak anak-anak yang putus sekolah dan masih banyak anak-anak yang tidak dapat makanan bergizi. Baru kusadari, ternyata kemerdekaan Indonesia hanya sebatas terbebas dari para penjajah. Tapi Indonesia belum merdeka dalam bidang pendidikan dan kemiskinan. Beruntungnya aku masih dapat bersekolah, masih dapat makan dengan gizi yang cukup, dan masih memiliki rumah yang layak untuk beristirahat dan belajar. Aku bersyukur atas semuanya.

Kata Ibuku, mereka harus bekerja untuk membiayai SPP sekolah. Mereka harus berusaha keras untuk mencari makan. Bahkan untuk berangkat ke sekolah pun mereka harus berjalan kaki dengan jarak yang sangat jauh sekali. Apa ini yang disebut dengan kemerdekaan?

Aku meminta seorang anak menceritakan bagaimana sulitnya untuk bersekolah dengan keadaan yang seperti ini. Katanya, mereka harus bangun pagi-pagi untuk memubuat kue bersama Ibu mereka. Lalu, sebelum berangkat sekolah mereka akan menjual kue tersebut. Uang hasil penjualan pun terkadang tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.

Maa syaa Allah… Betapa semangatnya mereka menjalani kehidupan. Betapa sabarnya mereka menjalani kemiskinan. Mereka tidak pernah mengeluh. Mereka menjalani semuanya dengan senang hati. Sedangkan kita yang masih mampu sekolah saja terkadang malas pergi sekolah. Malas mengerjakan tugas yang diberikan. Bahkan ada yang tidak mengerjakan tugas sama sekali.

Bagaimana dengan mereka disana? Dengan segala keterbatasan mereka, mereka masih memiliki keinginan untuk sekolah. Dan kita disini, ke sekolah diantar, pulang sekolah dijemput, SPP kita orangtua yang membiayai, peralatan sekolah kita orangtua yang beli, masih tidak bersyukur juga?

Sebenarnya, untuk mengatasi masalah tersebut tidak harus mengharap kepada pemerintah saja. Sesama kita seharusnya juga dapat saling membantu mereka. Yang mampu bisa menolong yang kurang. Jika masalah ini tidak ada yang bisa mengatasi lagi, barulah kita ajukan kepada pemerintah.

Ketika hampir sampai di rumah nenekku, aku melihat sangat banyak sampah berserakan. Lalu aku bertanya pada ayahku mengapa begitu banyak sampah disini. Kemudian ayahku menjawab mereka belum peduli tentang kebersihan lingkungan.

Ada di beberapa tempat yang masih menganggap sungai sebagai tempat pembuangan sampah, ada juga yang membuang air bekas cucian ke sungai, bahkan ada yang masih membuang air besar di sungai. Padahal air sungai diambil untuk dijadikan air minum. Jika sungai sudah tercemar, bukankah sudah tidak baik lagi untuk dijadikan air minum?

Ternyata mereka tidak mempunyai wc di rumahnya. Sehingga harus membuang air kecil dan besar di sungai. Nah, jika sudah begini solusinya adalah pemerintah yang harus mensosialisasikan kepada masyarakatnya bahwa sungai bukan pengganti wc. Dan pemerintah juga sebaiknya membuatkan jamban untuk mereka yang tidak memiliki jamban.

Akhirnya, aku pun sampai di rumah nenekku. Dan akhirnya pun aku dapat memetik hikmah tentang kemerdekaan Indonesia. Kita memang telah lama merdeka. Tapi kemerdekaan yang kita rasakan saat ini belum sepenuhnya dirasakan oleh warga negara Indonesia, karena kemerdekaan sesungguhnya adalah kemerdekaan dari kemiskinan, kebodohan, dan dari pencemaran lingkungan. (Cut Alifa Alyana)

Post a Comment for "Cerpen Sudah Merdeka Kah Kita ?"