Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerpen Harapan Kecil untuk Negeri

Harapan kecil untuk negeri
“Assalatukhairum minan naum” terdengar suara azan dari surau, aku pun terbangun dari tidur ku dan menunaikan sholat subuh. Seperti di pagi minggu biasanya, aku akan pergi ke pantai untuk mengambil ikan yang ayah jaring semalam di laut lepas. Tak berlama lama aku pun melangkahkan kaki keluar dari rumah dan segera menuju ke bibir pantai. Angin yang berhembus sepoi-sepoi menggoyangkan pohon kelapa yang berjejer rapi, burung-burung laut pun berkicau terbang bebas di angkasa, matahari mulai terbit, di tambah dengan suara dentuman ombak yang memberikan suasana khas pesisir. Membuatku semakin cinta dengan negeriku yang begitu indah.

Dari kejauhan sudah terlihat air laut yang jernih dengan pasir yang berwarna putih. Aku pun menghampiri ayah di atas dermaga kayu yang sederhana dan mengambil sekarung ikan tongkol segar pemberian ayah. Aku pun bergegas pulang agar ikan-ikan tongkol ini tidak terlambat sampai ke kota. Di sepanjang jalan terlihat bendera pusaka merah putih berkibar di depan rumah warga, pertanda hari kemerdekaan hampir tiba. Di depan rumah sudah tampak pak Ali yang sudah siap dengan motornya untuk mengantar ikan ke kota. Kemudian aku meletakkan sekarung ikan tongkol di atas honda pak Ali.

Sulitnya ekonomi di daerah pesisir mengharuskan wanita dan anak-anak ikut bekerja. Pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh wanita di pesisir menjemur ikan asin dan budidaya rumput laut. Biasanya untuk menambah uang jajan aku dan teman-teman sering mengumpulkan kerang-kerang yang ada di bibir pantai untuk dirangkai dan dijadikan berbagai aksesoris. Negeri ini memang mempunyai sejuta kekayaan alam dan keindahannya. Namun di balik keindahan ini, tak sedikit kapal-kapal asing yang masuk ke perairan tempat tinggal ku untuk menangkap ikan dengan cara pemboman ikan yang dapat merusak terumbu karang dan ekosistem laut, di tambah lagi mereka menggunakan pukat harimau yang dapat membunuh ikan-ikan kecil. Entah mengapa harus di negeriku mereka mencari ikan, mungkin benar seperti di film-film, orang bilang tanah kita tanah surga. Suatu saat nanti kami penerus bangsa ingin memberikan kesejahteraan bagi rakyat dan menjaga kemaritiman Indonesia dari kapal-kapal asing yang ingin mengambil kekayaan laut Indonesia.

Tak terasa hari sudah hampir magrib, langit pun sudah tampak merah kejinggaan, matahari pun perlahan menghilang. Azan juga sudah berkumandang, segera aku berwudhu dan menunaikan ibadah sholat, setelah sholat dilanjutkan dengan makan malam dan tidur. Sudah beberapa malam aku merenung memikirkan bagaimana caranya memulihkan ekonomi rakyat desaku dan bagaimana caranya agar aku dapat membuat perubahan kecil yang bermanfaat untuk desaku tercinta. Pertanyaan ini yang selalu menghantui diriku, dengan melihat kondisi ekonomi tanah kelahiranku yang terus mengalami masalah, dan di malam kemerdekaan Indonesia ini aku belum bisa menemukan titik terang bagaimana cara melakukan perubahan yang bermanfaat. Mungkin aku bisa melakukan hal kecil untuk membela negeri ku dari permasalahan ekonomi, seperti mengajak temanku memanfaatkan potensi alam yang ada di pesisir kami, pikir ku.


Wah ternyata hari sudah pagi, ujar ku yang terbangun karena sinar matahari yang masuk ke kamar dari celah-celah dinding kayu dan menyengat kulitku . Aku begitu terlelap tidur semalam. Segera aku membuka jendela kamarku dan duduk sambil meluapkan isi hati ku.” Hai Indonesia, selamat hari kemerdekaan yang ke 75,di hari ulang tahun negeri ini ada harapan kecil untukmu, aku berharap ekonomi negeri ini ke depan semakin membaik dan bebaskan negeri ini dari kemiskinan dan kesengsaraan, mungkin puluhan tahun ke depan negeri ini akan di pegang oleh generasi milenial, izinkan kami untuk membela negara dari keterpurukan ekonomi dan memberikan sedikit perubahan untuk negeri kami, Sulit memang untuk remaja seusia ku untuk membela negaranya, namun jika sudah cinta pada negerinya semua hal akan dilakukan demi negerinya. Jika bukan sekarang kami bisa membela negara mungkin di masa yang akan datang, iya aku sangat yakin hal itu. (Aniesa Salsabila)

Post a Comment for "Cerpen Harapan Kecil untuk Negeri"