Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KUMPULAN CERPEN TENTANG CINTA

Cinta Buta

Ketelair Indonesia_ Hari itu sabtu, yah angin pun tahu hari itu…
suasana hari itu tenang-tenang saja, padahal seorang insan yang ku sebut diriku itu sedang tak menentu dengan hatinya, …

Ku gendongkan tas rangselku dan melangkah…
kiranya semua orang melihat kegalauanku, kurasa tidak!! mungkin hanya anak bayi bersayap itu yang tahu…

Karna dia yang selalu memandangiku dengan tatapan samar, yah sesamar hari sabtu..

Dia duduk di sebuah atap pertokoan…lalu melayang..

Tepat di sebuah jalan pertokoan aku melangkah tepat di atas dia melayang, lalu lintas dan keramaian kota tak begitu mempedulikanku seperti hati ini yang sekian lama tak ada yang mempedulikan…

Bayi bersayap itu semakin mendekat, seolah olah ingin menunjukan sesuatu yang berharga tidaknya aku tidak tahu..

Dia mengikutiku, lalu mengikutiku..dan kini dia tepat di depan atas pandanganku..

kini aku yang mengikutinya…

Sekarang kami saling mengejar, nampaknya seperti race yang selalu aku tonton setiap minggu..

Orang-orang di jalanan tidak tahu aku mengejar siapa, mungkin hanya untuk orang-orang yang galau seperti diriku yang tahu..

Aku terus mengejarnya, seperti aku ingin mengejar rahasia yang sepertinya dia akan tunjukan…

Lalu bayi bersayap itu terbang melambat, dan menunjukkan jari manisnya ke arah pojok sebelah kanan, tepat di sebuah gang buntu…

Aku terdiam ”apa maksudnya, tanya diriku, di hatiku?”

Seolah dia tahu maksud pertanyaanku dia menjawab ”dia menunggu kamu”.

Aku jadi semakin bingung, bayi bersayap itu menuntunku mendekatinya…

Yah, seorang wanita muda berkacamata hitam duduk di sebuah bangunan sederhana, yang mungkin istana baginya..

Aku seakan pernah melihatnya, bahkan sering…tapi dimana??

Bayi bersayap itu kemudian menghilang begitu saja, tapi ku tak menghiraukanya…

Karna aku masih penasaran dengan gadis ini,…siapa dia??

Kemudian gadis itu memotong perkataan hatiku….:

“Kemana saja kamu?”

Pertanyaan itu seakan menguatkanku bahwa aku pernah menemuinya…akupun menjawab dengan perlahan:

“Apa kau mengenaliku, pernahkah kita bertemu, apa maksud perkataanmu?”gadis itu menjawab:

“Benar saja kau tak seperti dulu, aku mengingatmu dan kau melupakanku…itu mungkin terasa adil buatmu”

Aku semakin tak mengerti…

”Aku ini Rara, teman baikmu semasa kau tak seperti sekarang yang begitu berbeda…”aku tajamkan memori ingatanku, yah benar saja aku mengenalnya…bahkan aku sempat menyukainya semasa SMP bahkan sampai sekarang..”kini aku cacat, mataku buta…itu karna aku ingn mencarimu, aku sampai terluka demi kamu, aku sampai sakit demi kamu..sampai aku tak bisa melihat sendiri bagaimana diriku, tapi kamu?? kamu kemana??”

Aku meneteskan air mata saat dia mengucapkan itu, aku bukan merasa iba ataupun kasihan tapi aku merasa bersalah…aku menjawabnya dengan rasa gelisah:
”aku juga mencintaimu dan berusaha mencarimu….tapi tak kunjung aku temui, seakan ingin aku menyerah rara. tapi setelah menemuimu kini aku berjanji akan ada, bukan hanya ada menerima dengan adanya kamu…”
Inilah sisi kebaikan dia yang belum pernah aku temui pada wanita lain…. 
Dengan hebatnya dia menerimaku...
Dia memaafkan semua kesalahanku dan dia ingin aku berjanji tidak akan meninggalkannya lagi..

Seakan ingin menebus kesalahanku, akupun ingin sepertinya…
Ku keluarkan bolpoin dari rangselku dan kutusukan tepat ke arah dua bola mataku…terasa sakit.. perih…

Pandangan di depanku semakin kabur, tak lama kemudian menjadi gelap tak bercahaya…

Berbeda dengan penglihatan menit-menit sebelumnya..

Aku tak ingin menjerit, tak ingin menangis. Karena aku tak ingin dia tahu. Biar waktu yang mengizinkan dia tahu…

Tanpa tahu banyaknya darah yang mengalir di dua bola mataku….

Mungkin bagiku itu sebuah simbol bahwa aku sangat mencintainya..

Betapa sangat gembiranya aku, walau dengan cara yang menyakitkan. Rasa bersalahku seakan sedikit demi sedikit menghilang..

Kini kita sama, kita salling cinta dan saling buta. Tapi cinta kita bisa melihat, hati kita yang meneranginya, rasa sayang kita yang menuntunnya….

Ku harap ini adalah awal dari kisah cinta kita…

Tepat hari sabtu, bayi itu mendatangiku….entah dengan keajaiban apa aku benar-benar bisa melihatnya tersenyum,…

Akupun tersenyum balik kepadanya, dan mengucapkan kalimat terimakasih telah membantuku ,mencari cinta yang ku kagumi…

Sebulan berlalu, bayi bersayap itu tak kunjung mendatangiku, mungkin dia sudah bahagia dengan keluarganya, begitupun aku dengan keluarga baruku…

________________________________________

Cinta Patok Tenda

Oleh : Nisa Huda
Hari ini adalah hari ke-3 kegiatan Perkemahan Saka Wirakartika (PERTIWIKA) yang dilaksanakan di Bumper Candra Birawa Karang geneng. Peserta datang dari berbagai wilayah yang ada di Jawa Tengah dan DIY. Kodim Salatiga mengirimkan dua kontingen yaitu kontingen Kota Salatiga dan kontingen Kab. Semarang yang diwakili aku dan teman-teman.

Pukul 18.45 aku dan Efendi pergi ke lapangan utama untuk mengikuti kegiatan anjangsana malam ini. Semua perwakilan dari masing-masing kontingen juga sudah berkumpul dilapangan. Pukul 19.00 tepat ada kakak panitia yang merapikan barisan kami. Kami semua diajak berkeliling bumper dan diperkenalkan dengan Lurah Putra, Lurah Putri, dan Camat pada kegiatan PERTIWIKA. Setelah selesai berkeliling kami diminta untuk berkenalan satu sama lain dan meminta contact person. Setelah kegiatan usai kami diperbolehkan kembali ke tenda masing-masing. Saat akan kembali ke tenda ada seseorang yang memanggilku dari belakang.

“selamat malam kak” sapa orang itu.

“malam juga” jawabku

“boleh kenalan nggak kak, soalnya tadi belom sempat kenalan sama kakak. Nama kakak siapa?”

“namaku Fira, kalo nama kakak?”

“kalo aku Fadhil kak, kakak dari kontingen mana?”

“aku dari kontingen Kab. Semarang, kakak kontingen mana?”

“wah kita tetanggaan dong, aku dari Kota Semarang kak, minta contact personya boleh?”

“boleh kak 081313264033, ya udah kak aku balik tenda dulu ya”

“makasih kak.. selamat malam”

Keesokan harinya aku mendapat giliran untuk menjaga tenda,saat aku sedang bersih-bersih tenda tiba-tiba hpku berbunyi ku lihat ada sebuah pesan singkat dari nomer yang belum aku kenal. Pesan itu aku biarkan saja tapi karena tidak mendapat respon dari ku nomer itu terus mengirim pesan singkat padaku. Karena jengkel dengan pesan yang selalu datang akhirnya aku membalas pesan itu. Kini aku tau siapa pengirim pesan tersebut, dia adalah orang terakhir yang tadi malam meminta nomerku pada saat anjangsana. Setelah aku tau itu nomer kak Fadhil dari kontingen Kota Semarang hpku ku simpan lagi dan aku melanjutkan beres-beres tenda. Hari ini  kegiatan tidak begitu padat karena hari ini adalah hari terakhir kegiatan dan besok setelah upacara penutupan kami pulang ke daerah masing-masing.

Kegiatan siang ini adalah relly yang menjadi puncak dari kegiatan perkemahan selama empat hari yang lalu, karena dalam relly ini selain berjalan jauh dalam perjalanan tersebut juga ada pos-pos untuk menguji materi yang telah diberikan. Dalam perjalanan kami menyanyikan yel-yel berulang-ulang dengan tegas yang menandakan kami masih bersemangat mengikuti kegiatan ini walaupun badan kami sudah capek. Satu persatu pos dapat kami jalani dengan baik, mulai dari survival, navigasi darat, pioneering, penanggulangan bencana, sampai pos terakhir mounteneering. Dari pos mounteneering kami melanjutkan perjalanan untuk kembali ke bumper, sesampainya dibumper kami membersihkan diri dan beristirahat sebelum mengikuti acara malam cakra atau penyalaan api unggun.

Pada malam cakra ini selain penyalaan api unggun juga diadakan dangdutan untuk menghilangkan rasa penat setelah berkemah selama 4 hari. Saat acara dangdutan ada cowok yang menabrakku sampai topiku terjatuh, dia mengambilkan topi dan memberikannya padaku.

“maaf ya kak nggak sengaja” ucap cowok yang menabrakku.

“iya kak nggak papa kok” jawabku.

“eh kaya kenal suaranya, nama kakak siapa?”

“namaku Fira kak”

“eh kak Fira to, ketemu lagi ni kak, aku Fadhil kak yang kemarin minta nomernya kakak waktu anjangsana”

“oalah kak Fadhil to, kirain siapa”

“Fir ayo kesana udah ditunggu temen-temen tuh” ajak Dina yang saat itu sedang berjalan denganku.

“iya Din. Yaudah kak aku gabung sama temen-temenku dulu ya”

“iya kak”

Saat aku sudah bergabung dengan teman-temanku yang lain aku merasa ada seseorang yang selalu memperhatikanku, benar saja kak Fadhil sedang memperhatikanku dari jauh dan saat pandangan kami bertemu dia tersenyum kepadaku. Tapi aku tak terlalu menghiraukan hal itu karena aku menikmati malam terakhir ini bersama teman-temanku. Kami mengisi malam terakhir ini dengan bernyanyi, menari sambil tertawa bersama. Tak lupa setelah acara dangdutan selesai kami berkeliling ke tenda-tenda kontingen lain untuk mengucapkan salam perpisahan.

Waktu menunjukkan pukul 07.00 saatnya kami mengikuti upacara penutup sekaligus pengumuman pemenang lomba. Upacara penutupan berjalan dengan lancar dan khitmat. Sekarang saatnya pengumuman pemenang lomba.

“juara satu relly Saka Wirakartika se-Jawa Tengah dan DIY diraih kontingen dari……. Kabupaten Semarang. Silahkan salah satu perwakilan maju untuk menerima piala”.

Kemudian Satria sebagai ketua kontingen maju untuk menerima piala tersebut.

“Fir apa bener kita yang menang?” tanya Eka belum percaya

“iya kontingen kita menang juara satu relly” jawabku

“nggak nyangka ya kita bisa menang, padahal kita ikut kegiatan ini juga seadanya” kata Rahma

“Alhamdulillah itu berkat usaha kita” kata Lintang

Kami semua senang dengan hasil usaha kita yang tidak sia-sia. Sesampainya di Koramil Ungaran kami merayakan kemenangan kami.

Seminggu setelah pulang kemah kak Fadhil kembali menghubungiku. Dia menanyakan banyak hal tentangku dan begitupun sebaliknya. Semenjak saat itu aku menjadi dekat dengannya, aku merasa nyaman. Beberapa bulan kemudian dia mengajakku bertemu, dan dia bilang akan menjemputku di rumah. Sesampainya dirumah kak Fadhil ijin pada orangtuaku mengajakku jalan. Setelah mendapat ijin, kak Fadhil mengajakku ke suatu tempat yang sangat romatis. Tak ku sangka disana dia menyatakan perasaannya padaku dan memintaku untuk menjadi kekasihnya. Dia juga memberiku seikat bunga mawar merah. Aku merasa tersanjung dengan kejutan yang dia berikan, dan aku memberi dia jawaban iya yang berarti aku mau menjadi kekasihnya.

“beneran kamu mau jadi pacarku?”

“iya kak aku mau”

“yeee makasih ya sayang”

“iya kak sama sama”

“sekarang jangan panggil kak dong kan udah jadi pacarku hehehe”

“iya deh kak, ups maksudku sayang hehe”

Dan hubungan kami pun berjalan dengan baik, setiap malam minggu kak Fadhil selalu menyempatkan waktu untuk mampir ke rumahku. Dia juga selalu membawakan bunga mawar merah untukku. Tak terasa hubungan kami sudah menginjak 6 bulan dan dari bulan ke bulan kami merasa semakin menyayangi satu sama lain.

Hari ini sepulang sekolah aku mengajak Rahma pergi ke Gramedia. Disana tak sengaja aku melihat Fadhil dengan seorang perempuan, kemudian aku mencoba menghubunginya.

“kamu lagi ada dimana?” tanyaku

“aku lagi pergi sama temen, kenapa?”

“pergi kemana?”

“ke rumahnya temenku ngerjain tugas, emang kenapa sih?”

“nggak papa kok tadi aku liat orang yang mirip kamu, tapi mungkin salah orang”

“ya udah aku lanjutin buat tugas dulu ya”

“iya kak”

Dalam hati aku berkata “sekarang kamu mulai bohong sama aku kak dan sebenarnya siapa perempuan itu?”. Karena sudah malas aku mengajak Rahma pulang walaupun kami belum jadi membeli buku. Rahma tampak bingung tapi dia tidak bertanya padaku dan langsung mengiyakan permintaanku.

Setelah kejadian itu Fadhil jarang memberiku kabar, dia juga tidak datang ke rumahku. Aku merasakan perubahan yang sangat besar darinya. Aku berpikir mungkinkah perempuan yang beberapa waktu lalu ku lihat dengannya adalah pacar barunya? Apa Fadhil udah nggak sayang sama aku lagi?. Setiap hari pertanyaan itu muncul dipikiranku dan itu sangat mengganggu kegiatanku.

“maaf ya malam ini aku nggak dateng ke rumah, aku ada janji sama temen-temenku”

“temen apa temen? Paling kamu juga main sama cewek lain”

“kamu ngomong apa sih? Cewek mana? Ya terserah sih mau percaya apa enggak”

“ya udah kalo nggak mau jujur”

Malam minggu ini aku habiskan hanya dengan berdiam diri dikamar karena Fadhil tidak datang kerumah. Saat aku sedang mendengarkan musik tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. Ku bukakan pintu dan ternyata yang datang itu Fadhil. Dia datang membawa kue, bunga, dan kado.

“happy birthday my dear”

“loh kok kamu ada disini? Katanya kamu ada janji sama temen, eh bukan temen tapi cewek baru kamu” kataku sinis

“emang gak boleh ya aku ke sini? Cewekku kan kamu”

“nggak usah bohong deh”

“aku nggak bohong.. serius deh”

“trus kalo kamu gak bohong kenapa kemarin kamu nggak jujur waktu aku tanya kamu lagi ada dimana? Waktu itu aku liat kamu lagi sama cewek di Gramedia tapi kamu bilangnya kamu lagi di..” jari telunjuk Fadhil di tempelkan di bibirku dan memotong pembicaraanku

“sssttt ditinggal beberapa hari aja kok ya jadi cerewet banget to hehehe. Dengerin penjelasan aku dulu, waktu itu aku pergi sama Tasya dia saudara sepupuku aku minta dia bantu aku milihin kado yang cocok buat kamu. Aku emang sengaja bohong soalnya aku pengen ngasih kejutan sama kamu”

“Tapi kenapa kamu nggak bilang sama aku sih”

“Namanya juga mau ngasih kejutan, kalo aku ngomong jujur ya bukan kejutan dong. Aku minta maaf udah bohong sama kamu jangan marah lagi ya”

“iya aku maafin, aku juga minta maaf udah salah paham sama kamu”

“iya sayang, aku sayang kamu”

“aku juga sayang kamu”

“dibuka dong kadonya”

Didalam kotak kado dari Fadhil berisi sebuah kalung dan boneka. Kemudian Fadhil memasangkan kalung itu di leherku.

“makasih ya, aku suka kadonya”

“suka kadonya doang nih? Sama orangnya suka nggak?”

“hehe suka kok”

“coba deh perut bonekane kamu pencet”

saat ku pencet boneka itu berbunyi “hai Fira aku sayang kamu”.

“aku juga sayang kamu Fadhil. Makasih ya aku seneng banget deh”

“iya sama-sama”

Cinta yang datang dari patok tenda ini semoga bisa terus berlanjut dan tak akan berhenti sampai disini.

________________________________________

Cinta Bukan Drama

Oleh : Niaw Shinran (Ms Nii)
”Lupakan yang pernah terjadi di antara kita, karena yang kulakukan hanya sebatas pormalitas belaka”

**
Tak enak rasanya menjadi seorang pengagum, apalagi hanya sebatas pengagum kecil yang dipandang sebelah mata, layaknya kerikil di antara bebatuan yang menumpuk, sama sekali tak terjamah dan tak terlihat, apalagi dapat dicintai, nasib.

Aku akui bahwa sudah beberapa bulan lamanya perasaan ini muncul, entah harus dengan cara apalagi untuk kulupakan, sementara sinetron yang sering kulihat terus saja mempengaruhi otakku dengan adegan-adegan dimana yang mencintai itu harus berusaha dapat dicintai pula, apakah aku harus beracting seperti halnya disinetron? Tidak, aku tidak mau ada drama, apalagi ini urusannya dengan yang namanya cinta, biarlah, biarlah mengalir apa adanya.

Dialah Dika, laki-laki yang kusukai selama ini. Popularitasnya sebagai salah satu laki-laki tampan di kampus memang patut diacungi jempol, bahkan beberapa sensasinya yang dianggap panas mampu mengalahkan popularitas beberapa laki-laki tampan yang lainnya, apa yang kusukai darinya? Mmmm entahlah, namanya juga naluri perempuan, gak boleh liat yang ganteng dikit langsung berasa sejuk di hati, mungkin karena aku memang lagi jomblo juga sih. Plakk!!

Aku pernah sekali memberikan sesuatu kepada Dika dihari ulang tahunnya berupa kaos pendek berwarna merah yang bertuliskan’I Love You’, ketika dipakainya kuharap dia mengerti akan maksudku, ya, kuharap dia tak hanya mengatakan terimakasih, tetapi juga mengatakan”I love you too”, alhasil sia-sia, dia hanya tersenyum simpul lalu disibukan dengan banyaknya hadiah yang diterimanya.

”Gimana, gimana? Dia suka sama hadiah dari lo?”tanya Gina temanku

Aku menghela napas dan duduk dengan kecewanya

”Kayaknya si dia suka, bahkan bajunya dia pake kok”jawabku

”Ahhhh serius? Wah selamat yaaaa, akhirnya cinta lo gak bertepuk sebelah tangan juga”riang Gina tak bisa membaca raut wajahku

”ihhh! Siapa juga yang nerima cinta gue, orang dia gak ngucapin apa-apa kok, dia cuma senyum terus …”diam sejenak

”Terus apa Nel?”tanya Gina menyerobot penasaran

”Yaaa gitu deh, gue gagal … Hikss”aku memeluk Gina dan bersandar di pundaknya

”Cup cup, lo yang sabar ya Nela, gue yakin ada banyak cowok lain yang mau nerima cinta lo”ujarnya

”Lo kok ngomongnya gitu banget si, emangnya gue gak laku banget apa”cetusku

”hehehe …”Gina cengengesan lalu mengelus pundakku

Tak hanya aku yang patah hati waktu itu, banyak perempuan lain yang juga dibuat patah hati oleh Dika, semampunya kami sebagai kaum hawa hanya bisa menangisi saja, tapi tidak untuk berkelanjutan walaupun hati tak bisa tuk berdusta, karisma dari seorang Dika semakin hari semakin terlihat mempesona, bentuk bibirnya yang rintik dan berwarna merah seperti karet gelang yang teranyam benar-benar cute.

Satu bulan kemudian rehabilitas dari patah hati pun mulai memudar bahkan terlupakan. Pagi-pagi sekali aku berangkat ke kampus untuk menemui Gina, entah ada apa dia menyuruhku datang ke kampus pagi-pagi sekali. Kulihat Gina sudah menunggu di depan kampus, tak lama kemudian dia menarik tanganku menuju ke toilet

”Gina! Lo apa-apaan sih tarik-tarik tangan gue kaya gini? Emangnya gue kambing apa!! Ughh!!”merongosku, Gina hanya cengengesan lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya

”Taraaaa … Liat nih gue bawa apa buat lo Nel”ujar Gina menaik turunkan alisnya yang tipis sambil tersenyum memperlihatkan sesuatu yang dipegangnya sekarang

”Buat gue? Apaan nih?”diam sejenak mengambil apa yang ada ditangan Gina,”What? Ini buat gue? Baju alay kaya gini buat gue, Na? Gak salah?”jelasku menggeleng-gelengkan kepala dengan herannya

”Iya, baju ini harus lo pake, gue mau satu semua orang yang ada di kampus ini tau kalau lo itu sebenarnya cantik, termasuk Dika, urusan makeup biar gue yang makeapin lo, hehe”jelas Gina membuatku semakin tak mengerti

”Ta-tapi, Na … Gue gak butuh kaya beginian, baju alay kaya gini gak pantes buat gue”

”Ihh baju alay apanya si, Nel, ini tuh baju trend di tahun 2021, lo kudate sih”celotehnya lagi

”Terserah lo deh, mau trend di tahun berapa juga pokoknya gue gak bakalan pake baju itu”

”Pokoknya harus!”Gina memaksaku dan merubahku seperti magic, beberapa menit kemudian aku sudah seperti merenkarnasi dengan tampilan yang berbeda, oh my God.

”Aaaaaaa … Gina! Kenapa gue jadi kaya tante-tante gini sih?”tanyaku terkejut melihat penampilan baruku

”Lo nora banget siiii … Gue udah makeupin lo senatural mungkin, lo itu cantik Nela, yuk kita keluar”ajak Gina menarik tanganku

”Gue gak mauuu … Jangan paksa gue”

Brakkkk …!

Dengan kencangnya Gina menarik tanganku keluar dan membanting sepatuku kelantai, kini yang kupakai adalah baju aneh yang entah apa itu namanya, juga heels yang tingginya lima senti sudah menggantikan sepatuku.

Banyak orang yang menatapku, entah menatap karena aneh atau yang lainnya, yang ada dipikiranku sekarang ini hanyalah pemikiran-pemikiran negative. Ada pula yang menyapaku dengan berbagai kata-kata

Cowok1 :”Hay Nela, penampilan baru lo oke juga, jadi pangling gue ngeliatnya”

Cowok2 :”Widiiiih, ada mahasiswa baru dari mana nih seger banget diliatnya, neng, dangdutan dama Aa nyokk … Hahaha”

Cewek1 :”Nel, lo salah minum obat ya? Sepatu dekil lo kemana? Hahaha”

Cewek2 :”Ciee, kenapa gak kemarin-kemarin aja tampil cantik Nel?”

Pak Dosen :”Wahh … Bapak jadi naksir sama kamu”

”Aaaaaah … Kabur, Na, gue gak mau ditaksir sama dosen burik kaya dia”aku menarik tangan Gina berlari ke arah kantin

Brukkk … !

Aku menubruk seseorang yang tak lain adalah seseorang yang kusukai selama ini, ya, Dika. Aku menganga ketika melihat kalau yang kutubruk itu adalah Dika, spontan aku langsung meminta maaf dan merapihkan rambutku

”So-sory sory ya, aku gak sengaja, soryyyy banget”ucapku

”Lo? Lo itukan cewek yang ngasih gue hadiah yang isinya kaos bertuliskan I love you kan?”tanya Dika

”I love you too …”celotehku bengong melihat wajahnya sedekat ini

”… ?”Dika terdiam melihat sikap anehku tadi

”Nel, Si Dika lagi nanya sama lo, bukan lagi nembak lo, huh! Lo payah”bisik Gina yang memecahkan lamunanku

”Eng? Sory ya … I-iya aku yang ngasih kaos itu ke kamu, hehehe, kamu suka kan?”tanyaku mulai basa-basi

”Iya, gue suka, btw lo kok beda banget ya? Gak kaya waktu lo ngasih hadiah itu ke gue”ujar Dika

”Mmm maksudnya?”tanyaku tak mengerti

”Maksud gueeee lo hari ini cantik, kalau boleh tau siapa nama lo? Sekalian nomer handphone lo”jelas Dika menanyakan namanku dan meminta nomer ponselku, jantungku berdetak kencang tak karuan, rasanya aku ingin sekali mencium pipi Gina untuk mengucapkan terimakasih atas apa yang sudah dia lakukan

”Namaku, Ne-nela …”diam sejenak untuk menulis nomer ponsel,”Dan ini nomer aku”lanjutku

”Oke, thanks … Salam kenal Nela, gue cabut dulu, bye”

”Bye …””Oh Tuhaaaaan, mimpi apa gue semalem, Na …? Tadi Dika minta nomer hape gue”seruku

”Wahhh Dika pasti suka sama penampilan lo yang sekarang, lo harus banyak-banyak berterimakasih sama gue, Nel”ujar Gina

”Iya, Nam gue terimakasih banyak banget sama lo, kalau gitu hari ini gue traktir lo makan sepuanya di kantin, yuk”ajakku

Sengan wajah sumringan Gina pun kuajak kekantin untuk merayakan hari terristimewa bagiku.

**
Semalaman aku menunggu adanya sms atau telfon dari Dika, harap-harap cemas aku melirik ponselku berulang-ulang kali, hingga pada pukul satu pagi aku tertidur dan terbangun setelah beberapa menit kemudian ada nada sms yang kudengar, tadinya kupikir itu sms dari Gina yang selalu memintaku untuk menemaninya curhat, tapi satu nomer baru yang kulihat yang bertuliskan sms seperti ini,”Hay cantik, kayaknya gue suka deh sama lo, tiga kata yang ada di kaos pemberian lo itu masih berlaku untuk gue jawabkan? Kalau iya gue mau to the point langsung sama lo, I love you too, mulai hari ini kita sudah resmi jadian. 
-Dika-”

”Aaaaaa …. Yes! Yes! Yeeeeees! Akhirnya Dika nerima cinta gueeeeeee”aku terkejut lalu berteriak histeris bahagia, sampai-sampai kedua orang tuaku terbangun dari tidurnya

”Nela, Nel … Kamu kenapa? Kok teriak-teriak? Buka pintunya Nel”teriak Ayah dan ibu dibalik pintu

”Gak ada apa-apa kok bu, yah, ta-tadi itu ada kecoa masuk keselimutnya Nela”jawabku berbohong

”Kamu tuh buat panik Ibu sama Ayah saja”ucap Ayah

”Iya maaf”

Lalu ibu dan ayah pun kembali ke kamar mereka, sementara aku tidak bisa tidur sampai matahari terbit, rasa ngantuk tak kurasakan, beberapa kali kubaca sms dari Dika, kini statusku bukanlah lagi sebagai seorang pengagum saja, kini aku pacaran dengannya, its amaging.

Makeover yang dibuat oleh Gina memang mampu membuat Dika jatuh hati padaku hanya dalam jangka waktu satu hari, dan aku memutuskan untuk merubah penampilanku sepenuhnya seperti apa yang sudah dilakukan Gina kemarin. Hari ini aku datang ke kampus dengan Dika, aku turun dari mobil mewahnya dan menggandeng tangannya, semua pasang mata tertuju pada kami, tak terkecuali dosen burik yang naksir padaku itu, rasanya aku ongin sekali memamerkan kebahagiaanku ini kepada semua mahasisiwi betapa beruntungnya aku

”Sayang, kita ke kantin yuk, aku belum sarapan nih”ucapku

”Kamu duluan aja ya, nanti aku nyusul”Seru Dika

”Kamu mau kemana?”tanyaku

”Eng … Aku mau ambil dompet, dompet aku ketinggalan di mobil, sebentar ya”Dika pun pergi meninggalkanku sendiri untuk mengambil dompet yang ketinggalan di dalam mobilnya, tapi entahlah

Beberapa mahasiswi menghampiriku dan menanyakan apa rahasianya kenapa aku bisa jadian dengan Dika, ternyata berita itu sudah diketahui oleh semua mahasiswa, aku bingung, apa yang harus kukatakan kepada mereka, karena aku tidak punya rahasia apapun, yang kulakukan hanya merubah penampilanku saja. Tak lama kemudian tiba-tiba ada yang menarik tanganku yang tak lain adalah Gina

”Ihh! Lo kebiasaan banget siihh! Jangan taik-tarik gue kaya kambing dong”cetusku

”Duh sory-soryy, gue cuma bantuin lo menghindar dari mereka Nel”ucap Gina

”Iya, tapi gak gitu juga caranya, tangan gue sakit tau …”

”Btw, selamat ya Nel, akhirnya lo bisa jadian juga sama cowok yang lo taksir selama ini”

”Thanks ya Gin, ini semua juga berkat lo kok”

Aku sudah lupa dengan rasa laparku lalu mengajak Gina untuk masuk ke kelas.

Satu minggu kemudian, popularitas Dika di kampus semakin menjadi nomer satu, yang kurasakan semenjak jadian dengannya adalah hambar, semenjak jadian dengan namaku juga ikut populer, namun aku tak membutuhkan itu, yang aku butuhkan hanya perhatian darinya, Dika memang baik, dia selalu menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya untuk menemuiku, walau hanya untuk beberapa menit saja, bahkan Dika sudah sangat baik padaku, Dika tidak segan-segan memperkenalkanku kepada teman-teman yang juga setara kepopulerannya, tapi kenapa aku masih merasa kalau Dika gak benar-benar ada untukku? Apakah aku belum terbiasa? Mungkin saja iya mungkin saja tidak.

Hari ini aku datang kekampus sendiri, ada yang berbeda lagi dari penampilanku, tentunya kukembalikan penampilanku yang dulu lagi, aku sudah tak nyaman memakai pakaian yang serba terbuka, belum lagi kedua orangtuaku melarang sekali aku memakai baju alay yang kemarin kupakai, penampilanku yang dulu membuatku nyaman untuk melakukan aktivitas apapun. Dan lagi, semua pasang mata tertuju padaku dengan dua alasan, pertama karena aku tidak ditemani oleh Dika, yang kedua karena penampilanku kembali seperti dulu lagi, Nela yang simple.

”Nel, lo yakin mau pake baju itu lagi kaya dulu?”tanya Gina

”Iya, Na … Gue sebenarnya gak nyaman banget pake baju-baju terbuka kaya kemarin itu”

”Tapi gimana sama Dika nanti? Dika belum tentu suka sama penampilan lo yang sekarang ini”ujar Gina

”Gue yakin kalau Dika pasti mau nerima gue apa adanya, gua gak mau Acting atau Drama di depannya kalau gue suka pake baju itu, makanya hari ini gue mau bilang ke dia kalau gue lebih suka tampil apa adanya”jelasku

Tin … Tin …

Kudengar bunyi klakson mobil dari belakang, ternyata itu Dika

”Nel, masuk ke mobil aku sekarang”ucap Dika serius, lantas aku menurutinya dan masuk ke dalam mobil. Dika memutar balik arah ke luar kampus

”Sayang, kita mau kemana?”tanyaku

”Kita gak akan kemana-mana kok”jawabnya

”Terus??”

Ngikkk … !

Mobil berhenti secara tiba

”Aku mau ngomong sesuatu sama kamu”seru Dika serius dengan menatap ke depan

”Kamu mau ngomong apa? Kayaknya serius banget deh”tanyaku

”Ini emang serius, aku mau kita putus sekarang juga”jelas Dika membuatku terkejut dengan pernyataannya

Deg … Deg … Deg …

”Ta..., tapi kenapa? Apa karena penampilan aku yang kaya dulu lagi? Atau ada orang ketiga?”tanyaku serius

”Bukan, bukan karena itu, kamu taukan kalau aku punya selera tinggi dalam memilih pasangan, apa kamu gak merasa kalau kamu itu gak pantes buat aku?”ucapan Dika menyayat hatiku

”Tapi kenapa? Kenapa di sms kamu bilang seperti itu sama aku? Dan kenapa kamu lakuin semua ini sama aku? Apa salah aku? Hikks …”tanyaku, air mata mulai menetes ke pipi

”Lupakan semua yang pernah terjadi di antara kita, karena yang kulakukan hanya sebatas pormalitas belaka”ucapnya semakin membuat hatiku sakit

Betapa bodonya aku saat ini di hadapannya, air mataku menetes tak berguna menangisi laki-laki yang tak punya hati seperti Dika

”Sekarang aku minta kamu keluar dari mobilku”pintanya

Dengan senang hati akupun langsung bergegas keluar dari dalam mobilnya, dan kini hanya punggung mobilnya sajalah yang bisa kulihat dari kejauhan. Kali ini aku mendapatkan suatu pelajaran yang sangat berharga, tak ada yang tahu jalan Tuhan seperti apa, namun yang pasti aku sudah siapa seseorang yang kusukai selama ini, dia tak lain adalah laki-laki yang tak punya hati dan perasaan.

Mencintai seseorang dengan kekurangan yang kita miliki akan menciptakan cinta yang sederhana dan apa adanya, sementara kelebihan yang dibuat-buat hanya akan menciptakan ketidakjujuran dan kebohongan.

Tak ada cinta yang sempurna melebihi cinta terhadap diri sendiri.
________________________________________

Campur Aduk Rasa

Oleh : Niaw Shinran (Ms Nii)
Setelah sekian lamanya menyendiri dalam balutan sepi juga ikatan status jomblowati, sekian lamanya menanggapi cemoohan dan bulian yang membuatku sering menangis sendiri, benarkan aku adalah perempuan terpayah di dunia ini? Atau terjelek, terhina, tersisih, terasing, ter-ter-ter-ter … Ah! Forget it. Kini aku punya cinta.

**
Namaku Leria, ya, aku tahu, tak ada yang menanyakan itu, setidaknya kalian tidak akan bertanya siapa namaku setelah mengetahui aibku selama menjadi jomblowati, malang sekali bukan? Begitulah.

Satu tahun yang lalu, ingatanku masih sangat bagus, sampai sewaktu ketika aku dipermalukan oleh mantan sahabatku sendiri yang bernama Ayu, semenjak dia memiliki pacar yang bisa dibilang anak orang kaya, semenjak itulah dia menjauhiku karena statusku yang masih saja jomblo dan dia malu berteman dengan jomblowati sepertiku, mungkin dia merasa lebih cantik setelah memiliki pacar. Kejadian itu begitu saja terjadi tanpa memberikanku kesempatan untuk menghindar. Ayu sebagai ketua tim basket perempuan di sekolahku dengan sengaja melempar bola basket ke kepalaku, sakitnya bukan main, kata teman-teman yang melihatnya sih aku pingsan, entahlah, karena setahuku aku tak pernah mengalami yang namanya pingsan. Teman-teman membawaku ke UKS, disana aku tak sadarkan diri selama tiga puluh menit, katanya, kata seseorang yang memang bertugas sebagai penjaga UKS, dia seorang laki-laki, namaya Tomi, dia cukup tampan dan membuatku salah tingkah

”Kamu sudah siuman?”ujar Tomi

”I-iya, ma-makasih ya udah jagain aku”ucapku terbata-bata. Aku mulai merapihkan rambutku dan kuarahkan jari telunjuk ke sela-sela mata kanan dan kiriku, karena kutakut ada sesuatu disana, be to the lek.

”Udah jadi tugas aku kok, kamu pingsan lumayan lama juga ya”ucapnya lagi sembari merapihkan beberapa wadah kecil yang berisikan obat

”Eng? Memangnya seberapa lama?”diam sejenak

”Sebelumnya aku belum pernah mengalami yang namanya pingsan”tanyaku

”Tiga puluh menit”jelasnya membuatku mengkerutkan kening,”Kalau begitu aku antar kamu ke kelas ya, atau kamu mau aku pintakan surat izin pulang?”ujarnya menawarkan bantuan.

”Ya tuhan dia baik banget siiiii … Kira-kira aku izin pulang gak yaaaa??” batinku

”Hey! Kok ngelamun?” tanyanya sedikit mengagetkanku

”Hehe, mmmm menurut kamu baiknya gimana?” tanyaku lagi. Tomi memainkan jari telunjuknya ke dagu untuk sedikit berpikir, hal itu membuatnya cute dan manis

”Bagaimana kalau kamu pulang saja, toh kelas sebentar lagi juga mau bubarkan” sarannya

”Ta-tapi, hari ini aku ada piket”

”Tidak apa-apa, kan ada surat izin, kalau kamu mau nanti aku antar kamu pulang, gimana?” ucapnya menawarkan diri untuk mengantarku pulang, tanpa berpikir panjang aku langsung mengiyakan tawarannya itu

”Kalau begitu kamu tunggu disini dan aku akan pintakan surat izin dulu buat kamu” ujarnya seraya tersenyum dan keluar dari ruangan UKS.

Tak tahan dari beberapa menit yang lalu menahan rasa ingin buang air kecil aku bergegas ke wc,”Hahhh … Lega rasanya, pantas saja sering sekali ada siswi yang keluar masuk ke UKS, orang yang jaganya aja ganteng, hehe, dia mau antar aku pulang? Yess!” seruku bahagia. Aku pun kembali ke UKS, disana sudah ada Tomi yang menunggu

”Kayaknya gak usah diantar pulang pun kamu bisa pulang sendiri” ujarnya membuatku salah tingkah

”Ta-tapi, kepalaku masih sakit dan aku takut kalau pingsan di jalan nanti” aku pun berbohong

”Yasudah, ditanganku sudah ada surat izin untuk kamu tunjukan ke pak satpam di depan, kalau begitu yuk aku antar pulang” ajaknya, sekali lagi akupun mengiyakannya.

Beberapa menit lagi kelas akan bubar, sementara itu aku masih menunggu Tomi menghidupkan sepeda motornya yang sepertinya mogok, beberpa kali dia mencoba menghidupkan lagi tapi belum bisa, Tomi putus asa dan menghampiriku,”Kayaknya motor aku ngadat lagi deh, aku gak bisa antar kamu pulang jalan kaki, gimana kalau kamu pulang naik taksi aja?” ucapnya

”Lho? Kenapa enggak bisa? Jalan kaki juga gak apa-apa kok” jelasku berusaha untuk membuatnya harus mengantarku pulang

”Tapi gimana sama motor aku?” tanyanya

”Mmmm kalau gak salah didekat sini ada bengkel kok, aku antar kamu ke bengkel untuk benerin motor kamu itu, yuk” ajakku. Tomi diam sejenak

”Kenapa jadi kamu yang antar aku? Kan aku yang mau antar kamu” katanya lagi sembari menghela napas kecil

”Tapikan motor kamu mogok, jadi sebelum kamu antar aku pulang aku antar kamu ke bengkel dulu aja, biar adil, iyakan”

”I-iya juga sih, yaudah deh … Yuk” Tomi pun akhirnya mau kuantar ke bengkel

Tomi menuntun motornya, sementara aku sibuk curi-curi pandang, sesekali aku tersandung, memalukan memang, tapi aku cuek saja. Bekas hujan tadi pagi membuat jalanan sedikit basah dan menimbulkan kubangan air.

Byuuuurrr …

”Aaaaa … Woy bawa mobilnya pelan-pelan dong, kena gue nih”seruku merongos pada seseorang yang mengendarai mobil, karenanya aku terguyur air kubangan hujan. Tomi meletakan motornya dan memberikan sapu tangan kepadaku

”Ini ambil, bersihin baju kamu pake sapu tangan aku” ucapnya menyodorkan sapu tangan berwarna biru, jantungku berdetak kencang, tanganku gemetaran menerima sapu tangannya

”Tangan kamu gemetaran, kamu kedinginan?” tanya Tomi

”Eng-enggak kok, yaa tapi sedikit, hehe” jawabku terbata-bata.

Seseorang keluar dari mobil yang membuatku basah kuyup, dia tak lain adalah Ayu yang keluar dari mobil pacarnya yang memang hampir setiap hari menjemputnya pulang sekolah. Ayu menghampiriku dan mentertawakanku dihadapan Tomi

”Hahahaha, emang enak basah kuyup kaya gitu!! pasti dingin banget ya? Kaciaaaaan, jomlo lumutan kaya lo emang pantes digituin! hahaha” cetus Ayu lagi-lagi mempermalukanku, aku hanya terdiam

”Kamu jangan kaya gitu dong sama dia, emangnya dia punya salah apa sama kamu?” tanya Tomi yang ikut berbicara, Ayu yang baru menyadari Tomi ada di dekatku pun menarik tanganku dan berbisik menanyakan sesuatu

”Kok lo bisa sama dia disini?” tanya Ayu berbisik

”Dia? Dia siapa?” tanyaku pura-pura tak mengerti

”Dia, Tomi si penjaga UKS yang banyak disukai sama anak-anak di sekolah”

”Ohh, jadi namanya Tomi toh”

”Lo jangan belaga bego deh, gue tanya kenapa lo bisa sama dia?” tanya Ayu lagi

”Dia mau anterin gue pulang” ucapku dengan bangga karena laki-laki yang sempat ditaksirnya bisa dekat denganku, Ayu terdiam dan melepaskan genggaman tangannya dari tanganku, dengan wajah yang kesal Ayu pun pergi.

”Dia punya masalah apa sih sama kamu? Kok gitu banget jadi cewek?” Tanya Tomi

”Dia mantan sahabat aku, tapi yaudahlah, kita terusin lagi yuk jalannya, sebentar lagi sampai ke bengkel kok” ajakku, Tomi tak banyak bicara lagi dan kembali menuyun sepedah motornya.

Sesampainya di bengkel, Tomi membelikanku minuman dan kita duduk berdua sembari menunggu sepedah motornya selesai dibenarkan.

Entah kenapa detak jantungku yang sedari tadi deg-degan semakin dag-dig-dug, rasanya ingin kuhabiskan langsung minuman yang kupegang ini. Tomi mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri

”Kita belum kenal nama ya? Kenalin nama aku Tomi, kamu?”tanya Tomi

Lagi-lagi tanganku bergemetar untuk meraih tangannya

”Na-nama a-aku Leria” ucapku

”Tangan kamu gemetaran lagi, kamu masih kedinginan? Atau jangan-jangan kamu masuk angin?” tanya Tomi lagi

”Enggak kok enggak, mungkin karena gak biasa aja kali pake baju basah kaya gini”

”Yaialah, siapa sih yang mau pake baju basah, kamu sabar ya, kayaknya bentar lagi motor aku selesai deh” jelasnya

Setelah menunggu dua puluh menit akhirnya Tomi bisa mengantarku pulang dengan sepedah motornya. Dari bengkel ke rumah memang lumayan jauh, sementara kecepatan motor yang dibawa Tomi lumayan cepat dan membuatku semakin kedinginan

”Kamu boleh peluk aku kalau kamu mau, dari pada kamu kedinginan kaya gitu” ucap Tomi, namun aku menghiraukannya dan membiarkan tangan beserta tubuhku gemetaran

”Gak, Tom, aku gak apa-apa kok”

”Aku bisa liat muka kamu dari kaca spion, muka kamu pucet” ucapnya lagi

”Enggak apa-apa, cuma dingin sedikit aja kok”

”Kamu kok bandel banget sih jadi cewek? Kalau kamu sakit gimana? Nanti aku yang disalahkan sama orang tua kamu”

”Tenang aja, aku gak minta kamu antar aku sampai ke rumah kok, paling sampai gang aja”

”Yaudahlah, terserah” serunya.

Tak menyangka kalau Tomi akan seperhatian itu membuat hatiku luluh, hatiku meleleh seperti kepingan batu es yang tersiram air panas. Tanpa kusadari tangan ini memeluk tubuhnya, akupun bersandar dibahunya, kurasakan adanya kenyaman yang tak pernah kurasakan sebelumnya, kupejamkan mata dan membayangkan jika seandainya Tomi ini adalah kekasihku, pacarku, milikku, hmmm bahagianya. Kulihat wajahnya dari kaca spion, betapa lebih bahagianya aku ternyata dia tersenyum menyadari semuanya, menyadari akan adanya rasa yang seketika itu tercipta.

Tomi memegang jemariku lebih memperkuat pelukanku terhadapnya, kini rasanya aku ingin terbang bersama ribuan bintang dan kan kuukir di lagit kata-kata bahwa aku sedang jatuh cinta, betapa banyaknya rasa yang kini kurasakan, senang karena bisa merasakan jatuh cinta lagi dengan seseorang yang sepertinya juga merasakan hal yang sama denganku, sedih karena aku harus dimusuhi oleh sahabatku sendiri dengan masalah yang baru, rasanya campur aduk, tak terkira sebelumnya, tapi inilah kehidupan.

**
Cinta dan persahabatan itu memang memiliki makna yang berbeda, tidak setiap dua hal di antara itu bisa saling melengkapi, adakalanya perbedaan membutakan hati dan pikiran, akan tetapi perbedaan itulah yang menciptakan warna di dalam setiap cerita.

Tomi, your always on my mind and my dreams …
________________________________________

Penyesalan

Angin malam berhembus kencang menerjang lapisan kulit setiap insan yang merasakan meski rembulan tampil dengan bulat sempurna meski bintang-bintang terang benderang menghiasi malam, namun pemandangan tersebut tak turut menghibur hati Jono yang sedang padam bagai tersiram air yang deras.

Jono adalah seorang pria yang sedang berkepala lima akan tetapi satu persatu anaknya pergi meninggalkan Jono dan istrinya, mereka tidak tahan dengan kondisi ekonomi keluarganya.

Jono termenung tak berdaya, pandangannya kosong yang dipikirnya hanya satu bagaimana ia mendapatkan uang dan tidur pulas di rumah bersama Tini istrinya dan Riko anaknya yang masih tersisa, ia tak berani pulang ke rumah dengan tangan hampa sebab jika pulang ia hanya mendapatkan cacian dari sang istri bahkan ia di suruh tidur di luar rumah, sebenarnya Jono tak tahan lagi atas perlakuan Tini, namun apa daya nasi telah menjadi bubur padahal sejak masih menjadi kekasihnya ,Ibu Jono melarang Jono berhubungan dengan Tini,Ibu Jono tidak suka dengan sikap Tini yang sombong dan tak sopan itu akan tetapi Jono memperdulikannya, ia hanya ingin menikah dan membangun keluarga baru bersama istrinya yang cantik yaitu Tini dan kini hanya ada penyesalan yang mendalam yang di rasakan seorang pria yang selalu memakai kaca mata minues, selain hidupnya sengsara,ia pun sudah di coret dalam buku harta warisan orang tuanya,bahkan ia menikah tanpa restu dan kehadiran sang Ibu yang dulu di sayangnya.

Dua jam berlalu, Jono masih dalam posisinya, duduk dan memandangi bintang di langit berharap bintang itu jatuh kemudian ia dapat berdoa agar seseorang dapat membantu kesusahannya.

Dua jam yang tak sia-sia tiba-tiba benda asing jatuh dari langit,melihat peristiwa tersebut sontak membuat Jono terkejut, ia beranggapan bahwa benda asing itu adalah sebuah bintang yang jatuh dari angkasa,tanpa pikir panjang Jono segera memanjatkan doanya.

“wahai bintang yang jatuh bantu lah aku dari kesusahan ini, berilah jalan keluar untuk ku”,harapannya yang keluar dari mulut manisnya, meski ia masih percaya dengan Tuhan.

Selang beberapa menit, suara handphone yang di ikat kuat menggunakan gelang karet di permukaannya berbunyi dengan nada yang beraturan, senyum lebar terpasang di bibirnya namun memori otaknya masih mengingat istri dan anaknya.

“semoga saja ini berita baik untuk ku”, ucapnya dalam hati.

Tangan kanannya yang semula memegang permukaan kursi kini beranjak naik merangkul benda kotak kecil itu di saku bajunya, sebuah pesan singkat dari seseorang yang tak asing dipikirannya.
JONO TOLONG PULANG KE RUMAH, IBU MU SAKIT PARAH
Melihat pesan tersebut ekpresi wajahnya mendadak berubah, aliran darahnhya seakan-akan tak mau mengalir,jantung terasa teriris belati tajam, tak terasa butir-butir air mata menetes,menetes, dan terus menetes hingga kini ia di banjiri tangisan,doanya yang sudah ia ucapkan berbalik menjadi bumerang untuk hidupnya.

“wahai bintang !, mengapa kau kabulkan doa yang bukan aku harapkan, mengapa kau tega kepada ku?,menambah beban di hidup ku”,protesnya seraya membentangkan kedua tangannya,wajahnya menatap ke atas langit memberi ekpresi kesal, seolah tak terima dengan berita buruk yang telah ia dapatkan.

Derai air mata yang pada saat itu terus mengalir membasahi pipinya, mengingatkannya saat ia membuat segores luka di hati ibu nya, mendorong sang ibu hingga terjatuh dan akhirnya Ayah mengusirnya bersama istrinya, mungkinkah ini balasan untuk ku ?, ataukah buah dari perbuatan ku selama ini kepada Ibu, pikirnya dalam hati.

Akhirnya ia bergegas menuju rumah orang tuanya yang sangat membutuhkan kehadirannya, ia tak peduli nanti jika ibu nya tak menerima kedatangannya, asalkan ia bisa bertemu dengan ibu, dan ibu nya lah saja.

Sepeda besi berkarat yang setia menemani kemana Jono pergi itu di kayuhnya, berkilo-kilo meter jarak yang ia tempuh, keringat terus mengguyur seluruh tubuhnya, lelah pun di rasakan oleh seorang anak yang merindukan sosok ibu, namun semua itu terbayar ketika ban kendaraan tak bermesin itu berhenti tepat di sebuah rumah yang sangat megah, rumah itu milik keluarga besar KURNIAWAN, rumah yang menemaninya hampir dua puluh tahun,pintu gerbang yang biasa ia lewati menuju rumah, ayunan yang sejak kecil ia pakai untuk bermain, kursi bercat putih yang tidak berubah tampilannya yang dulu ia pakai untuk sekedar duduk-duduk saja, kini membawanya ke dunia masa lalu, masa lalu yang indah dimana ia selalu di peluk oleh ibu, dimana ibu dan ayahnya selalu memberi senyuman indah untuknya. Dari balik pintu terlihat sosok manusia yang berbadan gemuk, berkaca mata, dan berambut pelontos melemparkan satu senyuman manis tepat mengenai Jono.

“Ono kesini lah nak, ayah dan ibu merindukanmu”, rayu sang ayah seraya membentangkan tangannya berharap sang anak memeluk dirinya.

“ayah, maafkan jono, jono menyesal telah berbuat seperti ini”, balasnya dengan nada yang tak jelas akibat isak tangis yang memburu kemudian memeluk tubuh ayahnya.

“sudahlah jono jangan kau sesalkan perbuatan mu dulu karena itu sudah ayah lupakan, ayah dan ibu sudah memaafkan mu, ayah dan ibu juga meminta maaf karena sudah mengusir mu”, jawab ayah seraya mengelus punggungnya.

Perbincangan ayah dan anak tersebut terdengar oleh seorang wanita tua yang tertutupi oleh uban di rambutnya.

“ayah di luar ada siapa ?”, tanya ibu dengan suara serak sesekali ia batuk.

Pandangan Jono tertuju ke arah Ayah, setelah pandangannya dan pendengarannya mengarah ke pintu rumah.

“itu ibu nak,ayo lah masuk ke dalam, bertemu lah dengan ibu mu, ibu sangat merindukan mu”,ajak sang ayah kepadanya

“nanti saja yah, Jono belum siap untuk bertemu ibu, mungkin besok Jono datang bersama keluarga”,ujar Jono seraya memegang tangan ayah.

“baiklah, ayah mengerti ya sudah pulanglah nak, istri dan anak-anak mu mungkin mengkhawatirkan mu”, ucap ayah memberi satu lagi senyuman manis.

Akhirnya Jono pulang dan kembali ke rumahnya dengan rasa senang, tenang dan nyaman meski Jono masih belum bertemu dengan ibunya setidaknya ayah masih menyambutnya dengan ramah. Ditengah perjalanan ia dikejutkan dengan temuan benda asing, benda asing yang berbentuk botol itu memaksa ban sepeda jono berhenti untuk kedua kalinya, rasa ingin tau nya muncul dipegangnya botol itu oleh jono kemudian penutup botol itu terbuka ketika jono memaksakan tangannya untuk membuka, tiba-tiba dari botol itu keluar asap tebal yang menutupi seluruh pandangannya, namun ketika asap itu sedikit demi sedikit menghilang pandangan jono tertuju pada sosok orang yang berpostur tinggi jenggotnya dipenuhi uban penampilannya pun sangat membingungkan jono.

“siapa kau!.” ujar jono mengangkat telunjuknya kearah orang asing itu.

“hahaha…, aku adalah jin dari timur tengah, karena tuan telah menyelamatkan hamba, hamba beri satu permintaan, apa saja yang tuan minta hamba akan kabulkan, hahaha… .”jawab jin itu puas.

Mendengar penjelasan jin, jono seolah tak percaya namun apa salahnya jika mencoba, pikirnya.

“baiklah jika kau bisa kabulkan permintaan ku aku akan percaya padamu jika tidak kau berarti hanya seorang pembual.”

“memang apa permintaan mu wahai tuan ku?.”

“aku ingin kembali ke dua puluh tahun lalu itu saja permintaan ku wahai mahluk halus.”

“Wahai tuan ku !, maaf kan aku jika aku lancang, aku hanya ingin tahu dibalik permintaan mu itu, sungguh aku tak mengetahui maksud permintaan mu.”

“wahai jin !, jika kau kabulkan permintaan ku nanti, di masa lalu itu aku ingin berubah dan lebih menghargai kedua orang tua ku termasuk ibuku.”

Mendengar jawaban jono, jin itu menangis dan akhirnya permintaan jono itu dikabulkan olehnya dengan memberi satu pesan kepada jono.
________________________________________

Post a Comment for "KUMPULAN CERPEN TENTANG CINTA"