Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HIKAYAT MASJID BONDAN INDRAMAYU, KISAH CINTA SYEKH DATUL KAHFI dan NYI MAS RATU KENCANA WUNGU

masjid kuno Bondan

Ketelair Indonesia_ Indramayu memang dikenal dengan kota yang memiliki peninggalan fisik dan nonbenda bersejarah. Diantara peninggalan sejarah itu, yang masih dapat kita lihat adalah Masjid Bondan yang  unik dan sarat akan nilai filosofinya. Masjid ini berdiri di kampung Bondan Barat, Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Hatta, masjid tertua ini menyimpan kisah sejarah yang unik dari tokoh pendirinya. Berawal dari kisah penyebar agama Budha Majapahit. Yang pada awal penyebarannya di tanah Jawa (1400 Masehi) datang dua orang kakak beradik yang bernama Ki Rakinem dan Nyimas Ratu Kencana Wungu di sekitar kali Cimanuk. Keduanya merupakan penyebar agama Budha dari kerajaan Majapahit dan tengah menjalankan misi keagamaan di daratan Jawa pesisir barat. Mereka terkesan dengan alam yang terjaga walaupun suasana tidak lenggang lantaran banyak aktivitas masyarakat pesisir.

Hatta, kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi adalah senjata yang ampuh untuk mendapatkan simpatik dan diterimanya seseorang. Tidak butuh waktu yang lama keduanya mampu menjadi panutan di daerah tersebut. Tokoh panutan ini lantas menyebar ke daerah sekitarnya.

Mereka menyusuri lembah yang terletak di Jawa bagian barat, sampai_sampai menyusuri kali Cimanuk dengan menggunakan Gethet (rakit bambu) menuju muara.

Setelah sekian bersahaja Ki Rakinem akhirnya mampu menjadikan dirinya sebagai tokoh panutan di padukuhan Bondan tersebut. Sampai akhirnya ia dijuluki sebagai Ki Geden Bondan, yang artinya "Panutan masyarakat Bondan."

Disaat_saat bersahaja bestari di sana, muncullah tokoh Syech Dzatul Kahfi yang merupakan penyebar agama Islam dari semenanjung Malaya di Thailan. Syech Dzatul Kahfi pun singgah di kawasan yang sama sembari beradaptasi dengan masyarakat sekitar yang sudah menganut Budha. Saat itu proses penyebaran agama Budha dari Ki Geden Bondan dan Nyi Mas Ratu Kencana Wungu masih terus berlangsung.

Keduanya mengenalkan ajaran agama Budha lewat budaya kesenian setempat seperti wayang, topeng dan ronggeng. Syech Dzatul Kahfi pun tertarik dengan kesenian yang mereka bawakan dan berupaya berinteraksi dengan keduanya.

Setelah beberapa waktu mereka berinteraksi Syekh Datul Kahfi pun menyukai Nyi Mas Ratu Kencanawungu dan disebutkan keduanya mulai intens untuk saling berinteraksi. Hal tersebut merupakan strategi penyebaran agama Islam oleh tokoh yang wafat di Astana Gunung Jati Cirebon tersebut.

tampak atas masjid Bondan

"Mereka menjalin hubungan cinta tanpa sepengetahuan Ki Geden Bondan kakaknya. Syekh Datul Kahfi pun mengajarkan agama Islam kepada Nyi Mas Kencanawungu, dan pada akhirnya dia memeluk Islam pertama di Bondan.

Atas tindakan nekad dari Syekh Datul Kahfi dan Nyi Mas Ratu Kencanawungu, Sang kakak, Ki Geden Bondan pun murka hingga niat pernikahan keduanya pun terhalang.

Hatta, beragam upaya pembunuhan terhadap penyebar Agama Islam di kawasan pesisir Utara Jawa Barat tersebut terus digencarkan, hingga Ki Geden pun meminta syarat khusus kepadanya agar keduanya dapat menikah.

"Dalam upaya membunuh Syekh Datul Kahfi, Ki Geden Bondan memerintahkannya untuk menyiapkan seekor banteng yang berada di hutan dan wajib dicari hingga tempat yang jauh sekalipun untuk dijadikan korban dalam upacara adat satu malam,"katanya.

Setelah beberapa waktu akhirnya banteng tersebut didapatkannya setelah shalat subuh di tengah hutan dengan bantuan dari selendang Nyi Mas Ratu Kencanawungu.

Dalam perjalanan mendapatkan seekor banteng, saat itu pula Nyi Mas Ratu Kencanawungu mengucapkan kata_kata "Bongkoran" yang berarti pembunuhan terhadap Syekh Datul Kahfi telah gagal. Hal ini kelak berdirinya blok pedukuhan bernama Bongkoran. 

Selain itu saat masyarakat pendukung Syekh Datul Kahfi menunggu kedatangannya saat tengah berburu banteng sebagai syarat pernikannya. Merekapun merasakan rasa cemas dan menganggap tokoh tersebut telah mati dengan sebutan "medukuhan" yang kelak dijadikan blok Dukuh.

Selain itu, terdapat pula blok Tangkil yang diambil dari kata "Tangkilan" (peperangan) saat Syekh Datul Kahfi kembali. Lalu blok Grojogan yang terinspirasi dari istilah "banjir darah" saat peperangan terjadi dan lainnya.

Hingga masa peperangan pun berakhir dan Ki Geden Bondan takluk sembari berkata "Lanjutkan cita_cita kalian". Sejak saat itu Syekh Datul Kahfi pun berupaya bermusyawarah dengan para pengikutnya untuk membangun masjid di lokasi yang tak jauh dari kali Cimanuk.

masjid Bondan

Masjid yang berdiri dalam waktu satu malam ini (usianya kurang lebih 600 tahun) mempunyai keunikanyang kelak turut menginspirasi bagi nama_nama blok di desa Bondan.

Disebutkan bahwa masjid yang juga bernama Masjid Darus Sajidin Bondan tersebut didirikan sebagai simbol kemasyuran masyarakat sekitarnya. Akhirnya Syekh Datul Kahfi pun membuat bedug dari kayu Sidaguri yang bila ditabuh dapat didengar sampai Cirebon. Namun bedug tersebut saat ini telah hilang" begitu dikisahkan.

Post a Comment for "HIKAYAT MASJID BONDAN INDRAMAYU, KISAH CINTA SYEKH DATUL KAHFI dan NYI MAS RATU KENCANA WUNGU"