Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SUPERVISI GURU DAN KEPALA SEKOLAH MODEL GROW ME, CARA PALING EFEKTIF MENCAPAI INDIKATOR oleh Conny Abdull

SUPERVISI KLINIS MODEL “GROW ME”

Kepala sekolah sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan supervisi, karena banyak faktor, antara lain karena karakter masing-masing guru yang berbeda-beda, bermacam-macam masalah dalam pembelajaran. Namun mayoritas guru mengalami kendala yang sama yaitu di pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang aktif. Untuk mengatasi hal tersebut, maka ada bentuk supervisi yang dapat digunakan yaitu supervisi klinis dengan model GROW ME.

Apa itu Supervisi model “GROW ME”

Supervisi model GROW ME adalah salah satu bentuk supervisi klinis yang pelaksanaannya berbentuk coaching. Coaching merupakan salah satu istilah yang berhubungan erat dengan managing people, yang berarti melatih, mengajar atau bertindak sebagai pelatih, pendidik atau pengajar. Coaching adalah soal pengembangan diri dan tidak berlangsung di ruang kelas atau di laboratorium, coaching bisa dilakukan sambil melakukan pekerjaan lain dan akan sangat berhasil jika disertai dengan pendelegasian (Tony, 2003: 87). Coaching merupakan proses untuk membina seseorang atau group menemukan dan bertindak berdasarkan solusi yang paling cocok untuk dirinya dan sekitarnya, yang 100% merupakan inisiatif dari mereka. Coaching dilakukan melalui dialog yang membantu para coachee (orang yang dibina) untuk melihat perspektif baru dan mencapai tingkat kejelasan yang lebih tinggi mengenai pandangan, emosi, dan tindakan-tindakan mereka, juga menyangkut orang dan situasi di sekitar mereka, serta membantu untuk mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri, dan dengan demikian mereka dapat meningkatkan kinerja dalam kehidupan pribadi maupun karir (Wilson, 2011: 88).

Sedangkan istilah GROW ME merupakan sebuah akronim dari 
G = Goal (tujuan), 
R = Reallity (keadaan saat ini), 
O = Option (pilihan cara untuk mencapai tujuan), 
W=What next (Cara yang dipilih untuk mencapai tujuan), 
M= Monitoring, 
E = Evaluasi.

Tujuan Supervisi Model GROW ME

Tujuan supervisi model GROW ME sama halnya dengan supervisi pembelajaran bentuk lainnya yaitu kegiatan yang berhubungan dengan berbagai usaha perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru. Dengan meningkatnya kualitas guru, diharapkan dapat berjalan selaras dengan kualitas pembelajaran di kelas. Kualitas pembelajaran yang dimaksud mencakup proses dan hasil yang dicapai setelah proses pembelajaran berlangsung. Pada akhirnya bermuara pada meningkatnya kualitas pendidikan. Kualitas proses pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sedangkan kualitas hasil pembelajaran biasanya ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa. Jika proses pembelajaran tidak berkualitas, maka dapat dipastikan prestasi siswa juga tidak akan baik. Sebaliknya, jika proses pembelajaran berkualitas maka secara otomatis prestasi belajar siswa akan baik dan memuaskan.

Kelebihan Supervisi Model GROW ME

Grow model adalah salah satu model untuk melakukan proses coaching yang terkenal dan cukup klasik. Grow sangat sederhana dan mudah dilakukan bahkan oleh orang yang tanpa latihan khusus. Grow model bisa diterapkan di berbagai macam situasi dengan cara yang sangat sederhana dan efektif. Grow model dirancang untuk memungkinkan para coach untuk melakukan sesi coaching yang lebih terstruktur dengan kliennya. Peningkatan struktur akan menghasilkan lebih baik dan mendalam, sehingga mempermudah mendapatkan hasil yang diinginkan (Ridwan, 2007:21). Grow model berkembang sebagai bentuk problem solving (pemecahan masalah). Sehingga bisa dikatakan bahwa model ini adalah merupakan model dari aliran problem focus coaching. Kelebihan lain pada supervisi model ini adalah terkesan tidak menggurui, guru menemukan solusi sendiri dalam mengatasi masalah pembelajarannya.

Prinsip Choching GROW ME

Carol Wilson (2011), menjelaskan 8 prinsip dalam coaching yaitu: Awareness (Kesadaran), Responsibility (Tanggung Jawab), Self Belief (Percaya diri), Blame Free (Tidak Menyalahkan), Solution Focus (Fokus Pada Solusi), Challenge(Tantangan), Action, dan Trust (Kepercayaan). 

Terdapat pula prinsip yang lain ketika seorang coach melaksanakan proses coaching yaitu : 
1) Semua orang mau belajar dan maju. 
2) Setiap pembelajar mempunyai potensi untuk meningkatkan kinerjanya. 
3) Pertanyaan yang baik lebih kuat dan berguna daripada perintah. 
4) Setiap masalah merupakan kesempatan untuk belajar. 
5) Tujuan dan motivasi yang menantang dapat memberikan hasil terbaik bagi pembelajar. 

Seorang Coaching yang baik akan selalu mempunyai rencana yang baik, dapat melihat potensi dalam diri pembelajar, merupakan sumber motivasi bagi kliennya, mengetahui pembelajar yang baik, seorang pembelajar yang unggul, terampil berkomunikasi efektif.

Seorang coach harus memiliki karakteristik : 
(1) selalu membuat perencanaan yang tepat, 
(2) mampu melihat potensi dalam diri pembelajar, 
(3) sebagai sumber motivasi, mengenali coach dengan baik, 
(4) pembelajar yang unggul, dan 
(5) terampil berkomunikasi secara efektif. Teknik coaching dengan menggunakan model GROW-ME merupakan model coaching yang berorientasi pada pengembangan manusia.

Langkah-langkah GROW ME

1. Goal = Gambarkan masalah dan harapan

Pertanyaan peserta : Kemana tujuan saya? 
Pertanyaan pelatih : Apakah yang Anda selesaikan? Bagaimana padangan Anda tentang suatu keberhasilan? Bagaimana Anda tahu telah mencapai tujuan?

2. Reality = tentukan permasalahan nyata yang dihadapi (akar permasalahan)

Pertanyaan peserta : Dari mana saya akan mulai? 
Pertanyaan pelatih : Berdasarkan pada tujuan bagaimana situasi saat ini? Mengapa demikian? Apakah ada kendala yang menghalangi Anda untuk mencapai sesuatu yang diinginkan? Apakah yang telah dilakukan sejauh ini?

3. Option = menjajaki kemungkinan-kemungkinan dan mencari solusi secara bersama-sama.

Pertanyaan peserta : Apakah ada kendala antara kenyataan dengan tujuan? 
Sedangkan pertanyaan dari pelatih : Apakah ada alternatif yang lain untuk mencapai tujuan? Apa saja keunggulan dan hambatan terhadap setiap pilihan? Jika waktu, bahan atau sumber tersedia mana yang akan anda pilih? Mengapa?

4. What next = menyetujui sebuah action plan.

Pertanyaan peserta : Cara apakah yang saya pilih? Bagaimana saya mencapai tujuan? 
Sedangkan pertanyaan pelatih : apakah yang akan Anda lakukan untuk menjembatani kesenjangan antara kenyataan sekarang dan tujuan? Apakah yang akan terjadi? Dukungan apa yang dibutuhkan? Apakah ada waktu yang ditetapkan untuk action? Dan tahapan-tahapannya?

5. Monitoring = Mengecek kemajuan. Tindak lanjut yang meyakinkan situasi sudah diperbaiki.

Pertanyaan peserta : Apakah ada kemajuan terhadap yang telah direncanakan. 
Pertanyaan dari pelatih : Apakah Anda masih bekerja terhadap tujuan yang telah dicapai? Sudah sejauh mana? Apa yang telah dipelajari sejauh ini? Apakah rencana selanjutnya? Perlu suatu perubahan? Perlu penyesuaian dengan waktu yang direncanakan? Dukungan apa yang diperlukan sekarang?

6. Evaluasi : Penilaian Pembelajaran dan Pelaksanaan.

Pertanyaan peserta : Sudahkah saya mencapai tujuan yang telah saya tetapkan? 
Pelatih bertanya : Sudahkah anda mencapai tujuan? Mengapa demikian? Hal-hal mana yang paling penting untuk dipelajari? Ini pendapat saya, bagaiman hal itu dilakukan, apakah ada saran?

Adapun hal-hal yang perlu dilakukan pelatih :
1. Merayakan keberhasilan, penegasan terhadap usaha yang dilakukan. 2. Memberi umpan balik dengan jujur dan ikhlas tanpa adanya paksaan. 3. Meletakkan dasar untuk target berikutnya dan tahapan selanjutnya.

Kesimpulan

Salah satu ketrampilan kepala sekolah adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada guru untuk terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut kepala sekolah diharapkan dapat melakukan supervisi akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru. Melihat pentingnya kegiatan supervisi yang dilakukan seorang kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan pengelolaan sekolah, maka kompetensi supervisi ini, harus benar-benar dikuasai oleh kepala sekolah. Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi dilakukan dengan konsisten terutama dalam memberikan pembinaan melalui supervisi akademik.

Salah satunya yaitu melaksanakan supervisi menggunakan model Grow-Me. Dengan memilih model Grow-me ternyata kepala sekolah atau guru lebih aktif dan dapat memecahkan masalahnya. Pelaksanaan coaching di sekolah sangat penting dilakukan. Agar pelaksanaannya berjalan optimal maka coaching harus dilakukan dengan menggunakan prinsip kerjasama, berbagi, menjembatani gap, formal dan informal, kemitraan, motivasi, fokus, saling percaya dan rasa hormat. Pelaksanaan model ini dapat dilakukan oleh satu orang, beberapa, atau banyak orang. Seorang guru dapat dilatih secara individu. Dapat pula latihan dilakukan dalam kelompok seperti dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru. 

Contoh : 
Peningkatan Kompetensi Guru 
Merumuskan Indikator 
Pencapaian Kompetensi yang Memenuhi Kriteria Keterampilan Berpikir Tinggi (Hots – High order thinking skill).


Catatan :
Peningkatan kinerja guru dengan bentuk Coaching klinis adalah untuk  meningkatkan kinerja guru di Sekolah dengan kurikulum yang berlaku.

Daftar Pustaka;
Buzan, Tony. 2003. Head Strong. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ridwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Wilson, Carol. 2011. Performance Coaching : metode Baru Mendongkrak Kinerja Karyawan. Jakarta : Ppm Manajemen.

Post a Comment for "SUPERVISI GURU DAN KEPALA SEKOLAH MODEL GROW ME, CARA PALING EFEKTIF MENCAPAI INDIKATOR oleh Conny Abdull"