ANALISIS UNSUR - UNSUR KEBUDAYAAN PADA NOVEL
kritik sastra resensi novelUNSUR-UNSUR KEBUDAYAANPADA NOVEL SURGA SANG PRAMURIA
Karya : ULLAN PRALIHANTA |
Disusun oleh :
Beni Purna Indarta, S. Pd.
Karya sastra pada dasarnya merupakan refleksi kehidupan masyarakat yang dialami, diirenungkan, dan dilihat secara intensif dengan daya imajinatif pengarang yang kemudian dituangkan lewat bahasa pilihan pengarangnya. Jadi, karya sastra diciptakan untuk mengungkapkan masalah hidup dan kehidupan yang dilihat, dirasakan, dan direnungkan dalam lingkungan.
Sastra sebagai karya yang imajinatif tidak hanya membawa pesan, tetapi juga meninggalkan kesan tersendiri bagi para pembacanya. Selain itu, dalam membaca karya sastra pembaca akan mendapatkan kesenangan dan kegunaan yang diberikan oleh karya sastra yang berupa keindahan dan pengalaman-pengalaman jiwa bernilai tinggi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang memiliki nilai estetik. Karya sastra terlahir dari kreasi dan imajinasi pengarang yang merupakan penjabaran kehidupan dari pengalaman pengarang atas kehidupan di sekitarnya. Dengan kata lain karya sastra diciptakan sebagai cermin kehidupan masyarakat. Salah satu karya sastra yang populer adalah novel.
Adapun pengarang dalam menuangkan tulisan dalam bentuk novel mengandung unsur-unsur kebudayaan. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga kebudayaan itu bersifat abstrak.
Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain yang semuanya berfungsi untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Dalam makalah ini dikaji mengenai unsur-unsur kebudayaan pada novel Surga Sang Pramuria karya Ullan Pralihanta
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang peneliti rumuskan dalam makalah ini adalah :
- Bagaimanakah unsur-unsur kebudayaan pada novel Surga Sang Pramuria karya Ullan Pralihanta?
Kajian teoretis ini membahas pengertian kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat.
1. Pengertian Kebudayaan
Istilah kebudayaan merupakan tejemahan dari istilah culture dari bahasa Inggris. Kata culture berasa dari bahasa latin colore yang berarti mengolah, mengerjakan, menunjuk pada pengolahan tanah, perawatan dan pengembangan tanaman dan ternak. Upaya untuk mengola dan mengembangkan tanaman dan tanah inilah yang selanjutnya dipahami sebagai culture. Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi. Kata buddhi berarti budi dan akal. Kamus besar Bahasa Indonesia mengartikan kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat-istiadat. Berikut ini pengertian kebudayaan menurut para ahli :
- Menurut E.B. Taylor mendefinisikan kebudayaan sebagai hal yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt-istiadat, kebiasaan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
- Menurut Koentjaningrat (1985) kebudayaan adalah keseluruhan ide-ide, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
- Menurut pendapat Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964), kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
- Menurut Kroeber (1948) kebudayaan adalah keseluruhan realisasi gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan, serta perilaku yang ditimbulkannya.
Mempelajari unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk memahami kebudayaan manusia. Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :
a. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik. Dalam novel Surga Sang Pramuria sistem peralatan hidup dan teknologi seperti mobil yang terdapat dalam kutipan berikut :
“Mata wibowo tak lepas memandang bocah lucu, permata hati wanita yang dicintainya, hingga ia tak begitu fokus pada stir mobilnya. Tabrakan hebat tak terhindarkan.” (Surga Sang Pramuria, 2013 : 202).Dari kutipan tersebut disimpulkan bahwa peralatan dan teknologi yang ada pada novel Surga Sang Pramuria termasuk modern. Kutipan di atas berisi saat Wibowo mengajak Galih jalan-jalan ke mall naik mobil Toyota silver yang bagus. Galih merasa sangat senang akan ajakan jalan-jalan dari Wibowo, dia juga sangat akrab dengan Wibowo.
Dalam novel Surga Sang Pramuria sistem peralatan hidup dan teknologi seperti rumah yang terdapat dalam kutipan berikut :
“Ku lihat Galih sedang bersiap-siap menikmati datangnya hujan di sudut jendela ruang tamu. Dia sudah tak sabar meliuk-liukan badan, membentuk tarian di tengah dinginnya hujan. Dia seakan lupa bahwa aku selalu melarangnya. Aku sering memarahinya saat dia lolos dari rumah, bermandi hujan, dan pulang dalam keadaan basah kuyup menggigil.” (Surga Sang Pramuria, 2013 : 7).Dari kutipan di atas disimpulkan bahwa peralatan dan teknologi yang ada pada novel Surga Sang Pramuria termasuk modern berupa rumah kontrakan yang bagus. Rumah yang digunakan Rasti dan anaknya sebagai tempat tinggal yang nyaman.
b. Sistem Mata Pencaharian
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian yang mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Pada zaman modern seperti sekarang ini mencari pekerjaan sangatlah susah terlebih bagi anak yang hanya lulusan SMP. Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuat seseorang mau bekerja menjadi apapun termasuk menjadi pramuria. Profesi yang dilakoni Rasti dalam novel Surga Sang Pramuria terdapat pada kutipan berikut :
“Mau bagaimana lagi, Mbak,” suaraku mengalir tersendat, seolah tersekat di kerongkongan,“Kalau aku nggak kerja, itu artinya aku nggak punya penghasilan satu hari ini. Itu juga berarti aku nggak bisa menyisihkan uang untuk biaya berobat rutin Galih. Mau dibayar dengan apa biaya rumah sakit dan obat-obatan untuk Galih, Mbak?” (Surga Sang Pramuria, 2013 : 21).Dari kutipan tersebut disimpulkan bahwa mata pencaharian tokoh Rasti yang ada pada novel merupakan pekerjaan yang tidak baik karena melanggar norma agama dan norma asusila. Kondisi ekonomi yang kurang memaksanya untuk menjadi seorang pramuria. Rasti merasa sangat berdosa tetapi Ia melakukan itu demi menyembuhkan Galih dari penyakitnya.
c. Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut. Dalam novel Surga Sang Pramuria sistem religi terdapat pada kutipan berikut :
“Tapi Ma, kata Bude Salma sebelum tidur harus sholat isya dulu!” ungkapnya, Bude Salma sering ngajarin Galih sholat. Kata Bude, orang yang rajin sholat akan disayang sama Allah. Yuk Ma, temani Galih sholat isya dulu!” (Surga Sang Pramuria, 2013 : 132).Dari kutipan di atas disimpulkan bahwa sistem religi yang terdapat pada novel sudah cukup jelas yaitu beragama Islam. Kutipan di atas berisi akan kepercayaan tokoh yang bernama Mbak Salma yang mempercayai bahwa dengan solat akan menuntun manusia ke jalan yang benar, menenangkan hati dan pikiran supaya bisa berpikir jernih, serta mencegah perbuatan keji dan munkar. Mbak Salma percaya dengan kekuatan solat yang luar biasa. Oleh karena itu, Ia selalu mengajarkan Galih untuk solat.
d. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di mana dia hidup dan bergaul dalam lingkungannya. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatan tingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya. Dalam novel Surga Sang Pramuria organisasi sosial dapat dilihat dari kutipan berikut :
“Ras, yang sabar ya Ras, Mbak akan selalu mendoakanmu. Mbak yakin, kamu terpaksa melakukan ini semua. Mbak yakin kamu tidak seburuk yang diprasangka orang lain, Rasti” Mbak Salma terus terisak sembari memeluk tubuhku yang amis oleh darah tubuh Johan (Surga Sang Pramuria, 2013 : 192).Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa rasa kekerabatan antara Mbak Salma dan Rasti sangat dekat. Kekerabatan itu muncul ketika Mbak Salma memberikan simpati kepada Rasti atas tragedi kematian Johan. Cerita bermula saat Johan memperkosa Rasti namun Rasti melawan. Akhirnya Rasti membunuh Johan dengan pisau dan Rasti masuk penjara.
e. Sistem Pengetahuan
Setiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan antara lain : alam sekitarnya, tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya, binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya, zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya, tubuh manusia, sifat-sifat dan tingkah laku manusia, ruang dan waktu. Sistem pengetahuan yang terdapat dalam novel Surga Sang Pramuria terdapat pada masyarakat perkotaan karena beberapa dari mereka ada yang bekerja sebagai pramuria. Mereka terpaksa melakukan pekerjaan itu karena tuntutan ekonomi. Meskipun begitu sistem pengetahuan mereka sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahaya seks bebas seperti yang terdapat pada kutipan berikut :
“Tolong kamu sopan kalau bicara!” petugas tadi kian terpancing emosinya. “ini program pmerintah dan untuk kebaikan semua. Pekerjaan kalian ini beresiko tertular penyakit berbahaya seperti AIDS dan penyakit kelamin. Sadar kamu?!” (Surga Sang Pramuria, 2013 : 98).Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa petugas kesehatan selalu mengadakan penyuluhan tentang bahaya seks bebas terhadap para pramuria. Petugas kesehatan juga selalu menyarankan pramuria untuk memakai kondom jika melakukan hubungan seks. Pramuria sudah memiliki cukup pengetahuan tentang bahaya seks bebas namun tidak sedikit dari mereka yang tidak mau memakai kondom.
Dalam novel surga sang pramuria, sistem pengetahuan tentang penyakit terdapat pada kutipan dialog dokter dengan Rasti sebagai berikut :
“Bu, sebagai dokter yang menangani Galih sejak awal, saya harus bicarakan perkembangan Galih saat ini.” Dokter Haris menghela nafas sejenak. “Kondisi Galih boleh dibilang terus menurun. Dia harus operasi untuk memperbaiki struktur jantung dan menutup lubang di sekat jantungnya.” (Surga Sang Pramuria, 2013 : 56).Dari kutipan di atas disimpulkan bahwa dokter Haris memiliki pengetahuan seputar penyakit yang diderita oleh Galih. Pengetahuan sebagai dokter yang terbiasa menangani berbagai macam penyakit bermanfaat untuk menyelamatkan hidup Galih.
f. Sistem Bahasa
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasi variasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi. Di dalam novel Surga Sang Pramuria terdapat penggunaan bahasa Indonesia paling dominan yaitu penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku seperti yang terdapat pada kutipan sebagai berikut :
“Sa….sakiiiit, Ma…! Ampuuun, udah Ma, Galih janji nggak akan nakal lagi, Maa…” (Surga Sang Pramuria, 2013 : 11).Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa penulisan bahasa pada novel Surga Sang Pramuria menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang dominan pada novel ini menggunakan ragam bahasa Indonesia tidak baku jadi tidak menyebabkan kaku dalam penceritaan.
g. Sistem Kesenian
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran dan penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi. Dalam novel Surga Sang Pramuria terdapat bentuk kesenian. Kesenian itu berupa kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering menyanyikan lagu berbahasa Inggris yang mempunyai makna tertentu bagi seseorang seperti yang terdapat pada kutipan berikut :
“ Don’t sleep away this night, my babyDari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa lagu yang dinyanyikan Wibowo termasuk bagian dari kesenian. Lagu merupakan ungkapan pengarang yang diwujudkan dalam bentuk tulisan dan didendangkan lewat suara dan nada yang indah. Lagu tersebut mewakili perasaan Wibowo yang ditinggal pergi anaknya. Lagu tersebut mempunyai banyak kenangan bersama anaknya.
Please stay with me at least still dawn
It hurts to know another hour has gone by
And every minute is worthwhile
Oh, I love you…..” (Surga Sang Pramuria, 2013 : 76).
D. Simpulan
Pengarang dalam menuangkan tulisan dalam bentuk novel mengandung unsur-unsur kebudayaan. Setiap pengarang satu dengan pengarang yang lain mempunyai unsur-unsur budaya yang bebeda tergantung dari kondisi masyarakat dan tempat tinggal si pengarang. Namun setiap novel pasti mengandung kebudayaan yang perlu dianalisis untuk menambah pengetahuan tentang budaya.
Adapun kebudayaan adalah keseluruhan ide-ide, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Menurut Koentjaraningrat, unsur-unsur kebudayaan meliputi : sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, sistem kekerabatan dan organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem bahasa, dan sistem kesenian. Oleh karena itu, kebudayaan harus dijaga, dipelihara dan dilestarikan kepada generasi penerus bangsa
Post a Comment for "ANALISIS UNSUR - UNSUR KEBUDAYAAN PADA NOVEL"