Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TARI RONGGENG KETUK DALAM ADAT DESA NGAROT

Ronggeng

Tari Ronggeng Ketuk -
merupakan kesenian tradisional kerakyatan yang berada di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Tari Ronggeng Ketuk ini merupakan sebuah kesenian yang sejenis dengan kesenian Ketuk Tilu di daerah lain, namun Ronggeng Ketuk ini namanya diambil dari salah satu instrument yang mengiringi kesenian ini, yaitu berupa cemplon atau ketuk yang terdiri dari 3 buah. Instrument – instrument yang lainnya seperti rebab, kendhang sabet, tipung 3, ketuk, suling, gong, kecrek dan suling. Musik yang dimainkan yaitu musik Kembang Suket, Bata Rubuh, Gentong Kali, dan Empal Banteng.

Bentuk pertunjukan dalam tarian ini yaitu para penonton melingkari ronggeng yang sedang menari, namun disalah satu sisi disediakan untuk para nayaga. Dahulu Ronggeng Ketuk dipertunjukan pada malam hari dari jam 20.00 sampai dengan subuh, tetapi pada tahun 1990 sampai sekarang pertunjukannya hanya sampai tengah malam. Setiap para penonton pria diperbolehkan untuk turun ke arena dan bergantian menari dengan ronggeng, mereka berusaha untuk merebut hati ronggeng pujaannya seraya berlomba dengan memberikan sawer.

Tari Ronggeng Ketuk dipertunjukkan untuk upacara – upacara adat desa seperti untuk upacara Ngarot, bersih desa, mapag sri dan lain sebagainya. Tari Ronggeng Ketuk ini dipercayai sebagai sebuah tarian yang melambangkan kesuburan. Namun Tari Ronggeng Ketuk sering juga dipertunjukkan untuk acara – acara lain seperti acara khitanan, pernikahan, dan lain sebagainya. Seiring perubahan zaman pertunjukkan Tari Ronggeng Ketuk hampir sulit untuk dilihat kecuali pada upacara Ngarot.

Upacara adat ngarot sebagai salah satu upacara adat yang terkenal di daerah indramayu sebagai budaya lokal yang masih terlihat eksistensinya sampai sekarang. Upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat petani dan diselenggarakan menjelang musim penghujan sekitar bulan Oktober sampai Desember. Peserta upacara adat ngarot tersebut dikhususkan untuk para pemuda-pemudi yang belum pernah berumah tangga yang disebut kasinoman. Kata Ngarot berasal dari bahasa sansakerta berati ngaruwat artinya membersihkan diri dari segala noda dan dosa akibat kesalahan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang pada masa lalu. Sedangkan menurut bahasa Sunda kuno Ngarot memiliki arti minum, oleh pribumi disebut kasinoman karena pelakunanya para kawula muda (si enom artinya anak muda).

Perayaan Upacara adat Ngarot dilaksanakan setahun sekali dan selalu dilaksanakan pada hari rabu pada musim penghujan antara bulan Oktober sampai bulan Desember, sesuai dengan kesepakatan para perangkat Desa Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu untuk menentukan waktu pelaksanaannya.

Tari Ronggeng Ketuk yang berkaitan dengan upacara adat ngarot sebagai salah satu upacara adat yang penari Ronggeng hanya seorang perempuan dan dijadikan sebagai hiburan untuk para kasinoman laki - laki sebagai simbol kesuburan. Hiburan untuk para kasinoman perempuan yaitu Tari Topeng yang dipentaskan oleh seorang penari laki - laki.

Permasalahan yang muncul yaitu Tari Ronggeng Ketuk pada uparaca Ngarot berfungsi sebagai hiburan, tetapi bila dirunut sejarahnya maka tarian ini bersifat tari klasik / keraton. Sehingga Tari Ronggeng Ketuk itu harus ada pada setiap upacara Ngarot.

Post a Comment for "TARI RONGGENG KETUK DALAM ADAT DESA NGAROT"