Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENGERTIAN SAJAK ATAU RIJM

Sajak atau Rijm

madah

Perkataan_ sajak berasal dari bahasa Arab yang berarti madah, sajak atau puisi.

Dahulu pada kesusastraan Indonesia sajak ini berarti sanjak atau madah pula. Namun sekarang, arti sanjak itu lain dengan arti sajak, padahal kalau kita tinjau etimologinya, kata sanjak berasal dari kata "saja" yang berubah akibat penyisipan (epentesis).

Sajak dalam arti sekarang adalah persamaan bunyi atau suara. 

Poelhekke memberikan definisi sebagai berikut :

Rijm is overeen komst van klank.

Yang kalau dibahasa Indonesiakan sebagai berikut; rijm atau sajak adalah persesuaian suara. Jadi sajak itu tak lain daripada ulangan bunyi_bunyian yang sama.

Sajak dapat dibagi menjadi atas :

I. Menurut persesuaian bunyinya dalam kata atau suku kata :

1. Sajak penuh atau sajak sempurna. yaitu persamaan bunyi seluruh suku kata akhir.

Contoh : 

  • sayur_mayur
  • tunggang_langgang
  • terang_benderang.
2. Sajak paruh atau sajak tidak sempurna, yakni persamaan bunyi akhir suku kata terakhir.

Contoh :
  • beras_petas
  • campur_baur
  • rebah_rempah
3. Sajak pangkal atau aliterasi, yaitu persamaan bunyi pada awal kata, baik seluruh kata awal atau hanya bunyi permulaan saja.

Contoh :
  • sedu_sedan
  • riuh_rendah
  • makan_minum
4. Sajak rangka, yaitu persamaan bunyi konsonan.

Contoh :
  • pontang_panting
  • bolak_balik
  • kelap_kelip
5. Asonansi, yaitu persamaan vokal pada kata.

Contoh :
  • kedengaran_ kebenaran
  • kerukunan_keluhuran
  • persamaan_perkataan
6. Disonansi, yaitu pertentangan bunyi vokal.

Contoh :
  • tertumbuk hancur terendam karam
  • diayun alun di atas ombak
  • mata menatap, hati merintih
7. Sajak rangkai, yaitu persamaan bunyi pada beberapa suku kata. 

Contoh :
  • kesadaran_kesabaran
  • kekayaan_kejayaan
8. Sajak mutlak, yaitu persamaan bunyi vokal seluruh kata.

Contoh :
  • ombak_ombak
  • laju_laju
  • juga_juga
9. Sajak rupa, sebenarnya sajak rupa ini bukan merupakan ulangan atau persamaan bunyi melainkan persamaan aksara atau hurufnya saja, walaupun bunyi berlainan. Dalam kesusastraan lama yang ditulis dengan huruf Arab, banyak terdapat sajak rupa.

Contoh :
  • berlari_bercerai
  • bendung_banding
  • kumbang_kembang
II. Menurut letaknya dalam baris, kita mengenal macam_macam sajak.

1. Sajak awal.

Contoh :

Dari mana punai melayang
Dari sawah turun ke padi
Dari mana kasih sayang
Dari mata turun ke hati.

2. Sajak tengah.

Contoh :

Pohon salak banyak berduri
Anjing berkais di tepi gua
Teman gelak mudah dicari
Kawan menangis jarang bersua.

3. Sajak akhir.

Contoh :

Tolong menolong umpama jari
Bantu_membantu setiap hari
Bekerja selalu berlima diri
Itulah misal Tuhan memberi.

III. Menurut letak persamaan bunyi dalam sebaris atau baris berikutnya, kita mengenal :

1. Sajak datar atau sajak berderet.

Contoh :

Bukan beta bijak berperi. (Rustam Effendi)
Girang gembira gemuruh lagu. (Ipih)
Ingatkan daku dalam do'amu. (Epih)

2. Sajak tegak.

Contoh :

Terlipat
Terikat
Engkau mencari 
terang matahari

Melambai
Melombai
Engkau beringin
Digerak angin

Terhibur
Terlipur
Engkau bermalam
Di tepi kolam 

(J.E. Tatengkeng).

IV. Menurut pasangannya dalam akhir baris, kita mengenal :

1. Sajak sama atau sajak rata, berrumus : a_a_a_a.

Contoh :

Dengarkan tuan mula rencana (a)
Disuratkan oleh dagang yang hina (a)
Karangan janggal banyak tak kena (a)
Dari pada paham belum sempurna (a)

2. Sajak silang atau sajak sengkelang atau sajak salib, berrumus : a_b_a_b.

Contoh :

Burung nuri burung dara (a)
Terbang ke sisi taman kayangan (b)
Cobalah cari wahai saudara (a)
Makin di isi makin ringan (b).

3. Sajak kembar atau sajak pasangan, berrumus : a_a_b_b.

Contoh :

Sedikitpun matamu tak mengerling (a)
Memandang ibumu sakit berguling (a)
Air matamu tak bercucuran (b)
Tinggalkan ibumu tak penghiburan (b).

(J.E. Tatengkeng).

4. Sajak peluk atau sajak paut, berrumus : a_b_b_a.

Contoh :

Perasaan siapa ta'kan nyala (a)
Melihat anak berlagu dendang (b)
Seorang sajak di tepi padang (b)
Tiada berbaju buka kepala (a).

(Mohamad Yamin).

5. Sajak patah atau putus, berrumus : a_a_a_b, a_b_b_b, dan seterusnya...

Contoh :

Tetapi dengan tiada setahuku (a)
Aku tak sadarkan diri lagi (b)
Apakah ini fana dalaam ilahi (b)
Seluruh pribadi lebur dalam rohani (b).

(Bachrum Rangkuti).

6. Sajak merdeka, tidak ada yang bersajak.

Contoh :

Hanya sebuah bintang (a)
Kelip kemilau (b)
Tercapak di langit (c)
Tidak berteman (b).

(Aoh Kartahadimadja).



Post a Comment for "PENGERTIAN SAJAK ATAU RIJM"