APA ITU CARMINA ?, APA ITU TALIBUN ?

Bulan berdendang

Carmina atau Pantun Kilat

Dalam khazanah kesusastraan Indonesia terdapat pula pantun yang lebih ringkas. Pantun yang demikian dinamakan pantun kilat atau carmina. Seperti halnya dengan pantun, carmina pun mempunyai fungsi sebagai alat perhubungan yang mesra. Istimewa sekali carmina ini dipergunakan untuk sindiran, ejekan, atau kejenakaan.

Syarat_Syarat yang Mengikat Carmina

1. Tiap bait hanya terdiri atas 2 baris.
2. Baris pertama merupakan sampiran, sedang isinya terdapat pada baris terakhir.
3. Bersajak sama : a_a.

Beberapa Contoh Carmina;

1. Pantun kilat yang berisi pernyataan seorang gadis yang tidak mau diperolok_olokan kasihnya ;

Dahulu parang sekarang besi

Dahulu sayang sekarang benci.

Pinggan tak retak, nasi tak dingin

Tuan tak hendak, kami tak ingin

2. Pantun kilat yang berisi ejekan atau sindiran terhadap gadis yang gemuk atau terlalu kurus ;

Ujung bendul dalam semak
Kerbau mandul banyak lemak

Kayu lurus dalam ladang

Kerbau kurus banyak tulang

3. Sindiran terhadap orang yang lancang mulut ;

Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan binasa

4. Kejenakaan  setelah kenyang makan ;

Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senanglah hati

Talibun 

Pantun yang lebih panjang, yaitu pantun yang jumlah barisnya lebih dari empat buah, namun selalu genap, nah..., itulah yang dinamakan Talibun.

1. Talibun mempunyai syarat_syarat yang hampir sama dengan pantun, yakni :
2. Tiap_tiap bait terdiri atas ; 6, 8, 10, 12 baris atau lebih, tapi selalu harus genap jumlahnya.
3. Tiap baris terdiri atas ; 8 hingga 12 suku kata, tetapi umumnya terdiri atas 10 suku kata.
4. Sajaknya ; a_b_c, a_b_c, a_b_c_d, a_b_c_d dan sebagainya.
5. Hubungannya ; Bagian atas merupakan sampiran dan bagian bawah merupakan isinya.

Talibun berfungsi sebagai alat perhubungan mesra, umpamanya dalam percintaan, berolok_olok, berkelakar, nasihat dan lain_lain.

Contoh_contoh talibun :

Kalau anak pergi ke lepau (a)

Yu beli, blanakpun beli (b)

Ikan panjang beli dahulu (c)

Kalau anak pergi merantau (a)

Ibu cari, sanakpun cari (b)

Induk semang dahulu (c)

Sajak berbunga daun pandan (a)
Banyaklah tikus di pematang (b)
Anak buaya datang pula (c)
Daun selasih tambah banyak (d)
Sedang semula dagang berjalan (a)
Tidak putus dirundung malang (b)
Banyak bahaya yang menimpa (c)
Lamun kasih berpaling tidak (d)

Share :