Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketika Para "Anak Kali" Bertemu di Tempel _ Lelea _ Indramayu

anak kali

Hari_ masih pagi betul, namun para "anak kali" sudah berduyun_duyun berjalan kaki dan sepeda pinggir kali Pulutan, mereka menuju satu titik yang bernama hutan kecil Cawang. Mengapa dinamakan Cawang ? Karena merupakan pertemuan antara kali Pengauban dan kali Tempel yang menyatu menuju Pangkalan dan laut lepas Cemara. Bercampur tua dan muda dan anak_anak membawa bermacam alat untuk mendapatkan ikan, seperti jala, pancing, jaring, pelampung, ban dalam mobil, ataupun perahu kecil. Mata yang masih merah karena menahan kantuk pagi itu, terasa perih saat menantang angin pagi yang sepoi_sepoi. Hatta, semua penderitaan itu terkalahkan oleh tekad untuk mendapatkan ikan_ikan dengan pancing dan jala. 

Pagi itu merupakan hari keempat, sekaligus menjadi hari terakhir bagi kelima orang turis mancanegara menginap di Villa Seruni. Sungguh moment yang tiada kiranya memanjakan mereka, antusias untuk menikmati hari_hari terakhir di villaku dengan menyaksikan orang_orang yang sedang mencari ikan dengan beragam cara. "Yeah.... I really happy today. I can see people and knows how to get some fish from the river," begitu salah seorang diantaranya mengekspresikan kegirangannya mengetahui cara_cara orang desa menangkap ikan, menjala, memancing, dan gogo atau jrupuh.

para pelancong

Air kali Cibuaya yang semakin mengecil karena seminggu terakhir ini tidak dipasok air hujan sempat menjadi tanda_tanda bahwa ikan akan mudah didapatkan tanpa alat sekalipun. 

"Wah kalau airnya kecil seperti ini, kita akan mudah menangkap ikan dengan tangan," kata salah seorang dari pengunjung kali. Dengan begitu, satu per satu dari pelancong itupun mulai menuruni anak kali yang dirasa jadi hunian ikan_ikan besar. Hatta, laksana gayung bersambut, turis_turis itu pun menyaksikan dengan takjub bagaimana orang_orang dengan tangannya sendiri menyusuri dasar air. Binggo... !!!, orang_orang itu menunjukkan hasil tangkapannya begitu ia mendapatkan ikan nila dan gabus, seolah_olah menggoda turis agar turut serta mencari ikan bersamanya. Karuan saja turis_turis itu sangat berminat mencoba mengadu peruntungannya. Tak ada rasa khawatir sedikitpun yang terpancar dari wajah_wajah bule yang mulai memerah akibat dipanggang mentari selama mereka berendam di air kali yang keruh itu, semua riang gembira. 

Memang desa ini memiliki potensi wisata alam yang menakjubkan, desa tempel kecamatan Lelea kabupaten Indramayu. Lihat, alur arus kali yang jernih tiba_tiba, disaat paruh kemarau, disaat itu pula hutan kecil dan pepohonan menjadi perlindungan kesegaran alamiah. Diikuti rumput_ruput Lalang yang liar menambah keindahan desa itu. Bilamanakah semua menyadari hal tersebut, bukan tidak mungkin orang_orang akan mencari tempat_tempat yang indah, sejuk, dan alami akan datang menjemput surga di bumi itu. Villa Seruni sendiri merupakan satu_satunya tempat penginapan di kecamatan Lelea yang memadai untuk ukuran kelas menengah dan atas. Karena di sekitar villa tersebut juga terdapat beberapa tempat yang enak dilihat, mulai dari sawah, ladang, kali, burung_burung, satwa langka, aroma rempah, tempat fitness, alat musik modern dan tradisional, pas untuk mengiringi momen_momen tertentu.

Ditambah lagi bila waktunya bertepatan dengan adat desa seperti munjung, mapag sri dan ngarot, pasti... ! menambah daya tarik tertentu bagi wisatawan lokal maupun wisatawan asing atau mancanegara. Hal yang menurut mereka aneh seperti gogo dan jrupuh saja, turis merasa riang gembira, apalagi ada acara_acara yang menurut mereka baru, wah..... bisa betah tinggal lebih lama di desa kami. (laporan dari sanggar pring / villa Seruni desa tempel kecamatan Lelea kabupaten Indramayu)

Post a Comment for "Ketika Para "Anak Kali" Bertemu di Tempel _ Lelea _ Indramayu"