Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Project Based Learning, Kelebihan dan Kelemahannya

Dari berbagai kajian tentang strategi pembelajaran, salah satu pendekatan yang sesuai adalah pendekatan proyek atau yang biasa dikenal dengan Project Based Learning. 
[PBL]
Mengapa Project Base Learning, mari kita mulai pembahasannya ;

1. Pengertian Project Based Learning
Munculnya model pembelajaran Project Based Learning tidak terlepas dari prinsip_prinsip teori yang dikemukakan oleh beberapa tokoh diantaranya adalah:

    a. Piaget dan Vygotsky dengan kontruktivisme
Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan siswa akan berkembang saat siswa menghadapi pengalaman baru yang akan membangun dan memodifikasi pengetahuan awal, sedangkan Vygotsky terkenal dengan kontruktivisme sosial dimana dalam mengkontruksi pemikiran seorang individu juga dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, sebagai jarak / kesenjangan antara level perkembangan yang aktual yang ditunjukkan dengan pemecahan masalah secara mendiri dan level perkembanagn potensial yang ditunjukkan oleh pemecahan masalah dengan bimbingan orang dewasa ataupun kerjasama dengan para teman sebaya yang lebih mampu.

    b. Kilpatrick
Pembelajaran proyek (project based learning) adalah suatu model pembelajaran yang dilakukan guru dengan jalan menyajikan suatu bahan pembelajaran yang memungkinkan anak mengolah sendiri untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut (Sudjiono,103:2009).

Pada pembelajaran project based learning anak-anak dilibatkan dalam memilih topic_topik pembelajaran yang menarik perhatian dan ingin diketahui lebih dalam dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Dengan penggunaan pembelajaran proyek anak merasa terlibat langsung sehingga pembelajaran lebih bermakana untuk anak, pembelajaran bermakna akan disimpan di memori jangka panjang.

Proses belajar diperoleh melalui aktifitas atau kegiatan yang dilakukan sendiri atau berkelompok, dengan pengertian yaitu bagaimana anak melakukan pekerjaan sesuai dengan langkah dan rangkaian tingkah laku tertentu (Moeslichatoen, 2004 ; 137). Pegetahuan yang didapat dari hasil melakukan sendiri, membuat anak mampu mengingat pengalaman tersebut, membangun pemahaman yang lebih dalam, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan mendapatkan penghargaan tersendiri bagi anak. 

Dengan demikian pendekatan problem based learning dapat memberi pembaharuan dalam pendidikan siswa yang selama ini lebih menekankan pada kegiatan belajar yang berpusat pada guru.

Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek (Wena, 2011 : 144). Melalui pembelajaran berbasis proyek, terdapat proses pembelajaran inquiry. Pembelajaran inquiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Dalam pembelajaran inquiri dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai materi dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.

Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.

    2. Karakteristik Project Based Learning
Langkah-langkah Project Based Learning seperti yang telah dikembangkan oleh The Lucas George Fundation (2005).

    a) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With The Essensial Question)
Pembelajar dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada siswa untuk melakukan suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk siswa dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.

    b) Mendesain Perencanaan Proyek (Design A Plan For The Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktifitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek  untuk membantu penyelesaian proyek.

    c) Menyusun Jadwal (Create Schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktifitas dalam menyelesaikan proyek.

Aktifitas pada tahap ini antara lain:
  1. Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek.
  2. Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek.
  3. Membawa peserta didik agar merencanakan rencana yang baru.
  4. Membimbing peserta didik ketika mereka membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu project.
    d) Memonitor Siswa dan Kemajuan Proyek (Monitoring)
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dapat dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Guru berperan sebagai mentor dalam aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

    e) Menguji Hasil (Assess The Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

    f) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate The Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. 
Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning
Adapun menurut kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan
  • Meningkatkan motivasi, karena dalam pembelajaranya melewati beberapa proses yang mendorong siswa untuk lebih berfikir kreatif.
  • Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada pengembangan kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat didalam tugas-tugas pemecahan masalah. Banyak sumber yang mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
  • Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktekkan keterampilan komunikasi. Teori kognitif konstuktivistik sosial menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif.
  • Meningkatkan keterampilan mengolah sumber. Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks.
Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

2. Kekurangan
Adapun kekurangan dari pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut:
  • Setiap mata pelajaran mempunyai kesulitan tersendiri, yang tidak dapat selalu dipenuhi di dalam proyek. (misalnya dalam pembelajaran keagamaan) karena kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya (adanya proses mengamati secara langsung).
  • Sulit untuk memilih proyek yang tepat.
  • Menyiapkan tugas bukan suatu hal yang mudah.
  • Sulitnya mencari sumber-sumber referensi yang sesuai.
Jadi, langkah_langkah yang harus dilakukan Guru dalam mengimplementasikan Project Based Learning adalah;
  1. Penentuan Pertanyaan Mendasar, 
  2. Mendesain Perencanaan Proyek, 
  3. Menyusun Jadwal, 
  4. Memonitor Siswa dan Kemajuan Proyek, 
  5. Menguji Hasil, 
  6. Mengevaluasi Pengalaman. 
Demikian, semoga bermanfaat !

Post a Comment for "Project Based Learning, Kelebihan dan Kelemahannya "