DEWI SHINTA, ANAK SIAPAKAH IA ?
Dewi Shinta |
Sementara banyak orang berkata, bahwa Shinta adalah anak dari bidadari Batari Tari atau Kanun istri Rahwana. Apapun kata orang , tak mengurangi nilai bahwa Shinta menjadi titisan Batari Widawati istri Wisnu.
Pada bulan ke_7, Kanun sedang ''mitoni'' kehamilannya, tiba_tiba gegerlah istana Alengka, karena bayi yang dikandungnya itu diramalkan oleh para pendeta yang hadir dalam pesta, kelak akan menjadi "istri Rahwana" (ayahnya sendiri). Rahwana naik pitam. Ia bangkit dari singgasananya dan akan memenggal kepala Kanun. Sebelum terlaksana tiba_tiba terlintas dalam pikirannya "Ah, siapa tahu besok anakku cantik. Kalau begitu, biar saja kutunggu !"
Dasar rakus !
Benar juga, dikala Rahwana sedang dinas luar, permaisurinya melahirkan seorang wanita berwajah cantik bersinar laksana bulan purnama. Wibisana (adik Rahwana) yang suci dan penuh dengan perikemanusiaan itu, segera mengambil bayi tersebut dan memasukannya ke dalam ketupat Shinta, kemudian dilabuhkan ke dalam sungai, Hanya Dewa_lah yang mampu menolongnya, demikian pikir Wibisono. Ia segera menciptakan mega mendung yang hitam itu menjadi seorang bayi laki_laki yang kelak akan bernama Megananda atau Indrajit.
Syahdan, seorang petapa bernama Prabu Janaka dari negeri Mantili, memohon kepada dewa agar dianugerahi keturunan. Betapa terkejutnya ketika membuka mata, terdengar tangisan bayi dalam ketupat hanyut terapung di sungai. Bayi tersebut diambilnya dengan gembira, dibawanya pulang dan diangkat sebagai anaknya. Karena bayi tersebut diketemukan dalam ketupat Shinta, maka ia diberinya nama Shinta. Sesudah berumur 17 tahun Shinta membikin geger seluruh pemuda, baik taruna_taruna dalam negeri maupun luar negeri. Kalau sekarang pasti ayahnya repot menerima tamu dan telefon, bahkan mungkin mengunci Hp_nya dengan silance.
Kebingungan atas peristiwa itu maka dibuatlah sayembara, "Barang siapa yang mampu menarik busur raksasa Pusaka Negeri Mantili, maka itulah jodoh Shinta".
Dasar jodoh, Ramawijaya yang sedang sekolah dan berguru kepada Brahmana Yogiswara, dianjurkan untuk mengikuti sayembara tersebut. Terang saja, Rama berhasil ! Karena ia adalah Wisnu ngejawantah. Pertunangan dan perkawinan sekaligus dimeriahkan dengan pesta pora, baik di negeri Mantili maupun di Ayodya. Namun nasib kurang baik bagi mereka berdua. Pada saat menikmati bulan madu, tiba_tiba mahkota miliknya diminta oleh Kekayi, ibu tiri Rama.
Dasarata, Ayah rama diminta agar menyerahkan mahkota kepada Bharata (adik Rama). Sedang Rama, Shinta serta Laksmana harus meninggalkan istana memasuki hutan belantara 13 tahun lamanya.
Dalam pembuangan di hutan, Shinta tak kuasa menahan keinginannya untuk menguasai Kijang Kencana yang menggodanya, yang bukan semestinya dimiliki oleh seseorang yang sedang prihatin. Apa yang gemerlapan itu, semula dikira akan dapat membahagiakan dirinya, akan tetapi malah ia ditangkap dan ditawan nafsunya sendiri, yang diwujudkan Rahwana. Pendek kata ia "diruda paripaksa", dimasukkan ke dalam sangkar emas di Alengka kurang lebih 12 tahun lamanya.
Manakala kemudian Rahwana dikalahkan oleh Rama, dan Shinta dibebaskan, maka untuk membuktikan bahwa selama dalam penguasaan raja Alengka itu Shinta tidak ternoda, ia harus diuji dengan dibakar dalam sekam api membara.
Shinta memang lolos dari ujian, karena tidak mati terbakar. Ini membuktikan bahwa Shinta memang belum sampai terjamah oleh Rahwana.
Demikianlah cerita tentang Dewi Shinta, semoga bermanfaat !
"Jika seseorang mengejar sesuatu dengan nafsu dan tanpa kewaspadaan, maka apa yang dianggapnya akan membahagiakan dirinya, justru mendatangkan malapetaka" Salam ketelair.
Post a Comment for "DEWI SHINTA, ANAK SIAPAKAH IA ?"