Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

[CERPEN] KESABARAN BERBUAH SINGA

Dalam kitab al_Kabair, Imam adz_Dzahabi meriwayatkan kisah orang shalih yang memiliki saudara. Suatu saat ketika ia berkunjung, ia disambut istri saudaranya itu dengan kasar dan tidak sopan.

Tak lama kemudian, orang yang ditunggu_tunggu datang sambil menuntun seekor singa yang di atas punggungnya terdapat seikat kayu bakar.

Kemudian, ia mempersilahkan tamunya masuk. Sedangkan istrinya masih terus mengomel, "Sudah tahu hidup miskin, ada orang yang datang berkunjung lagi, pasti ada sesuatunya yang tidak menguntungkan keluarga kami. Dasar, suami tidak berguna !"

Setelah makan, tamunya itu pamit pulang dengan penuh heran atas kesabaran saudaranya pada perlakuan istrinya.

Tahun berikutnya ia berkunjung lagi. Ketika mengetuk rumah saudaranya, dari dalam terdengar suara istri saudaranya, "Siapa di luar ?" Ia menjawab, "Saya saudara suamimu." Wanita itu berkata lagi, "Selamat datang, harap menunggu sebentar, Insya Allah ia akan datang dengan selamat." Orang itu kagum pada tutur kata istri saudaranya yang lembut dan sopan itu. Tak lama kemudian, saudaranya datang sambil memikul kayu bakar. Bertambah heranlah ia melihat kejadian itu. 

Setelah mengucapkan salam, pemilik rumah mempersilahkan tamunya. Tak lama kemudian, istri saudaranya itu menghidangkan makanan dengan sopan.

Ketika akan pulang, ia berkata pada saudaranya, "Wahai saudaraku, jawab dengan jujur. Setahun yang lalu ketika aku mengunjungimu, kudengar kata_kata istrimu yang kasar dan berduri. Lalu aku melihatmu datang dengan seekor singa yang selalu menuruti perintahmu membawakan kayu bakar. Sedang kini kulihat tutur kata istrimu yang sopan dan bermartabat, namun aku melihatmu membawa kayu bakar sendirian, dimanakah singa itu? "

Saudaranya menjawab, "Wahai saudaraku, istriku yang cerewet itu telah wafat. Dulu ketika kami hidup bersama, aku selalu bersabar dan memaafkan segala prilakunya yang buruk padaku. Karena itulah Allah menjinakkan seekor singa agar membantuku membawa kayu bakar. Setelah menikah dengan istri keduaku yang salihah, aku hidup bahagia dan singa itu meninggalkanku."

Sekian, semoga kita memetik hikmah dibalik cerpen tersebut. Bahwasanya terkadang kehidupan tidak sepenuhnya menampakkan petunjuk secara langsung. Namun Allah pasti akan menguji hambanya sesuai dengan kadar masing_masing.

Post a Comment for "[CERPEN] KESABARAN BERBUAH SINGA"