Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Anekdot Kaji Raswan

O..., Raswan

Di suatu desa yang jauh dari keramaian. Desa yang dulu aman tentram kini berubah gersang, Desa Kandanghaur. Alamnya indah tiada terkira, bukit, sungai dan sawah_sawah terbentang laksana sajadah hijau semesta, kini tinggal kenangan. Penduduk yang masih ramah, gotong royong dan tolong menolong merupakan ciri khas dari masyarakatnya.
 
Politisi

Suatu ketika kemalangan itu ditunjukan alam lewat bencana banjir. Bencana banjir tahun ini berbeda dengan banjir_banjir tahun sebelumnya. Entah karena rasa kemanusiaan yang tinggi ataupun karena musim perpolitikan yang sedang marak. Maklum, di daerah tersebut sedang masa_masanya pemilihan (Bupati atau Kepala Daerah). Sehingga pada malam jumat kliwon sewaktu desa tersebut kebanjiran hebat banyak para politikus yang blusukan.

"Wah... wah.. wah.... hebat yah para politisi itu !"  

Mereka blusukan bersamaan sambil membawa umbul_umbul dan bendera. Entah apa maksudnya. Termasuk kaji Raswan (maaf bukan nama sebenarnya dan bukan sebenarnya nama). Ia sangat bersemangat meninjau langsung ke wilayah terdampak. Ia mendatangi kampung Kandanghaur yang paling parah terjerembab kedalam lubang banjir. Banyak juga para pemburu berita dan wartawan datang ke lokasi tersebut. Wah...., Kaji Raswan semakin bersemangat memberikan bingkisan yang berisi makanan siap saji dan baju_baju alakadarnya.

Kaji Raswan juga tidak menyia_nyiakan sorotan kamera wartawan. Ahaa..., Dia mencari strategi agar tetap menjadi perhatian media."

Yah..., itung_itung kampanye lah....." Ia memulai aksinya. Dia berusaha  masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, sepatu baru yang belum lunas itu terlupa dilepaskan ! Itu awal mula Kaji Raswan terseret arus air yang deras dan Ia susah untuk berenang. Ia sekuat tenaga melawan arus, namun ia tidak berdaya, ia hanyut terbawa derasnya air sambil berteriak "Sepatuku.... masih baru dan, akh... belum lunas pula...."

Para pendukung dan kader yang turut serta merasakan ketegangan itu. Mereka saling berteriak namun ragu_ragu juga untuk menolong Junjunanya itu. Untung saja regu penolong yang didatangkan dari kecamatan tersebut siap siaga. Mereka langsung sigap menolong Kaji Raswan. Cukup jauh ia terbawa aliran air hampir menyentuh Tanggul utara. Kaji Raswan masih bisa diselamatkan dan berhasil diangkat ke dalam boot karet regu penolong itu. Lalu, dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal. Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan. Kaji Raswan kaget melihat orang yang ada di situ. Semuanya dia kenal, para politisi sedang blusukan. Lebih kaget lagi ketika dia melihat doa tertulis di dinding : 

"Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas". 

Dan, Kaji Raswan pingsan ! "O..., Kaji Raswan....!"

Post a Comment for "Anekdot Kaji Raswan"