Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

60 Macam Majas /Gaya Bahasa (MAJAS)

majas

Assalamualaikum Wr. Wb. 

Pada kesempatan ini penulis akan mengungkapkan macam_macam gaya bahasa atau majas. Para ahli telah menemukan enam puluh macam gaya bahasa / majas dan diklasifikasikan kedalam empat kelompok yaitu:

  1. Majas perbandingan
  2. Majas pertentangan
  3. Majas pertautan
  4. Majas perulangan. 
Selanjutnya penulis akan menyebutkan 33 majas beserta contoh kalimatnya :
1. Asosiasi
Sering disebut perumpamaan atau simile, yaitu gaya bahasa berupa perbandingan dua hal yang pada dasarnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Gaya perbandingan secara eksplisit dijelaskan dengan pemakaian kata :
  • seperti
  • laksana
  • ibarat
  • bagai
  • bagaikan 
  • sebagai
  • umpama
  • bak
Contoh :
  1. Gadis itu laksana bunga yang sedang mekar.
  2. Apa yang ia lakukan ibarat mencari jarum dalam sekam.
2. Metafora
Gaya perbandingan secara langsung, padat singkat dan tersusun rapi.
Contoh :
Pemuda adalah tulang punggung negara

3. Personifikasi
Personifikasi atau penginsanan adalah gaya bahasa yang meletakkan sifat_sifat manusia pada barang atau tumbuh_tumbuhan dan hal / ide yang abstrak.
Contoh :
  1. Pohon kelapa itu melambai_lambai ditiup angin.
  2. Matahari pagi tersenyum menyambut hari.
4. Antitesis
Adalah gaya bahasa dengan membuat suatu perbandingan antara dua antonim (yang bertentangan) satu sama lain.
Contoh :
  1. Anak itu malah bangga atas kegagalannya dalam tes masuk Universitas Negeri.
  2. Para jendral itu jelas_jelas bersalah dalam kasus pelanggaran HAM Km.50, tetapi tetap dibela oleh sekelompok elit politik.
5. Pleonasme
Adalah suatu gaya bahasa berupa pemakaian kata yang berlebihan (mubazir), yang sebenarnya tidak perlu. Karena itu, pada sebuah satuan bahasa disebut pleonasme, artinya tetap utuh apabila kata yang berlebihan dihilangkan.
Contoh :
  1. Saya lah yang membawa buku itu dengan tangan saya sendiri.
  2. Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala saya sendiri. 
6. Tautologi
Tautologi hampir sama dengan pleonasme. Namun, pada tautologi, kata_kata yang berlebihan itu mengandung pengulangan dari kata yang lain.
Contoh :
  1. Sang ibu mencintai anak yang merupakan darah dagingnya sendiri.
  2. Dody mengawini janda, wanita yang ditinggal mati suaminya.
7. Hiperbola
Adalah suatu jenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang sengaja melebih_lebihkan isi pernyataan, baik dari segi jumlah, ukuran, maupun sifatnya, dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan serta pengaruhnya.
Contoh :
  1. Mayat bergelimpangan di jalan akibat bencana tsunami. (ada beberapa yang meninggal)
  2. Jantungku hampir copot menyaksikan akrobatik berjalan di atas kabel listrik di udara. (adegan itu sungguh menegangkan)
  3. Aku mengenal dia dari ujung kaki sampai ujung rambut. (mengenal secara dekat)
8. Litotes
Adalah kebalikan dari hiperbola. Gaya bahasa litotes adalah salah satu jenis gaya bahasa yang berisi pernyataan_pernyataan yang sengaja menyederhanakan, mengecilkan, atau mengurangi kenyataan yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk merendahkan diri atau tidak mau menonjolkan diri.
Contoh :
  1. Terimalah pemberian kami yang tidak berharga ini.
  2. Kalau Bapak berkenan, mampirlah ke gubuk kami.
9. Ironi
Ironi adalah salah satu jenis majas yang mengandung pernyataan dengan makna bertentangan dengan maksud berolok_olok. Apa yang dikatakan bertentangan dengan kenyataan untuk maksud.
Contoh :
  1. Rapi sekali kamarmu, pakaian kotor dan buku_buku berserakan dimana_mana.
  2. Doni anak yang rajin, tiap hari bangun jam sembilan pagi !
10. Paralipsis
Adalah sejenis majas yang merupakan suatu formula yang dipergunakan sebagai sarana untuk menerangkan bahwa seseorang tidak mengatakan apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri. (Tarigan, 1985 : 191).
Contoh :
  1. Henry mempersunting seorang gadis cantik. (maksudnya seorang janda cantik).
  2. Bukankah negeri tercinta ini masih terjajah ? (maksudnya sudah merdeka).
  3. Saya tidak suka pada orang yang jujur. (maksudnya orang munafik).
11. Paradoks
Adalah sejenis majas berupa sebuah kalimat pernyataan yang mengandung dua hal yang bertentangan satu sama lain.
Contoh :
  1. Dia mengalami kesepian di tengah keramaian kota jakarta.
  2. Wanita itu membenci pria yang sangat dicintainya.
12. Klimaks
Adalah sejenis gaya bahasa berupa pikiran / gagasan dan disusun secara berurutan dari yang sederhana meningkat ke hal_hal yang rumit, dari hal kurang penting ke hal yang paling penting.
Contoh :
  1. Tujuan utama pelajaran bahasa Indonesia agar siswa memperoleh keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.
  2. Jangankan sebulan, setahun, sewindu pun kamu akan kutunggu.
13. Antiklimaks
Merupakan kebalikan dari gaya bahasa klimaks. Berupa suatu acuan yang berisi gagasan_gagasan yang disusun secara berurutan dan dimulai dari gagasan terpenting menuju ke gagasan yang kurang penting.
Contoh :
  1. Jangankan seribu, atau seratus, serupiah pun aku tak punya.
  2. Dari mulai presiden, menteri, gubernur, bupati, camat, dan kepala desa, semua mengenakan pakaian batik di hari batik sedunia.
14. Sinisme
Adalah majas berupa sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap seseorang. Sinisme sebenarnya ironi yang lebih besar sifatnya. 
Contoh :
Memang Andalah yang paling kaya yang dapat menguasai pelabuhan_pelabuhan di negeri ini.

15. Sarkasme
Adalah salah satu jenis majas yang mengandung sindiran pedas dan menyakitkan hati. Sarkasme lebih kasar dibandingkan dengan ironi dan sinisme.
Contoh :
  1. Tingkah lakumu sungguh memalukan kami.
  2. Kerakusannya membawa malapetaka bagi kehidupannya.
16. Metonimia
Metonimia adalah sebuah majas yang menggunakan nama ciri atau nama hal yang dihubungkan dengan nama orang, barang, atau hal sebagai penggantinya.
Contoh :
  1. Sering terjadi pena mematikan langkah seorang blogger dalam karir menulisnya. (pena = tulisan)
  2. Ia baru saja membeli kijang dengan harga murah. (kijang = mobil)
  3. Saya suka membaca Romo Mangunwijaya. (= karya Romo Mangunwijaya)
17. Sinekdoke
Adalah majas yang menyebutkan bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atau kebalikannya. 
Sinekdok dibagi menjadi dua macam, yaitu : pars pro toto dan totem pro parte.

Contoh pars pro toto (menyebutkan sebagian untuk menyatakan keseluruhan) :
  • Jakarta dikecam oleh negara_negara Barat berkaitan dengan kasus pelanggaran HAM.
Contoh Totem pro parte ( menyebutkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian) :
  • Indonesia berhasil menundukkan China dalam pertandingan Thomas Cup.
18. Alusi
Alusi atau kilat adalah majas berupa acuan yang menunjuk secara langsung ke suatu peristiwa atau tokoh dengan anggapan bahwa hal itu sudah diketahui bersama, baik penutur/penulis maupun pendengar/pembaca.
Contoh :
  1. Peristiwa Mei 1998 sungguh merupakan tragedi nasional. (peristiwa huru_hara di Jakarta)
  2. Bencana Aceh merupakan bencana nasional. (Tsunami)
19.  Eufemisme
Adalah majas berupa ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti perkataan yang dirasakan kasar, yang mungkin menyinggung perasaan, dan merugikan.
Contoh :
  1. Tampaknya wanita cantik itu kurang setengah. (kurang setengah = gila)
  2. Para tuna karya disalurkan pemerintah menjadi TKI. (tuna karya = pengangguran)
20. Eponim
Adalah majas berupa pernyataan yang mengandung nama seseorang yang sering dihubungkan dengan sifat tertentu. Dengan demikian nama itu dipakai untuk mengatakan sifat itu.
Contoh :
  1. Usahaku sedang macet, perlu seorang Dewi Fortuna untuk menyelamatkannya. 
  2. Dewa Ruci kebanggaan Indonesia mengarungi lautan luas tanpa rasa takut. (Dewa Ruci = kapal laut)
21. Epitet
Adalah majas yang mengandung acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khas dari seseorang atau sesuatu hal. Keterangan itu merupakan suatu prosa deskriptif yangmemberikan atau menggantikan nama sesuatu benda atau nama seseorang.
Contoh :
  1. Raja siang dihambat awan tipis yang berarak_arak di ufuk timur. (raja siang = matahari)
  2. Mengapa merpatiku pergi tanpa meninggalkan pesan.
22. Erotesis / retoris
Erotesis adalah sejenis majas yang berupa pertanyaan yang dipergunakan dalam tulisan atau pidato untuk mencapai efek yang dalam dan penekanan yang wajar. Pertanyaan ini sama sekali tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh :
  1. Apakah kita biarkan korupsi merajalela di negeri ini ?
  2. Pendidikan nasional memang sedang merosot. Apakah wajar bila semua kesalahan ditimpakan kepada para guru ?
23. Paralelisme
Adalah majas yang berusaha mencapai kesejajaran dalam menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut dapat pula terjadi pada klausa_klausa bawahannya yang bergabung pada sebuah klausa atasan.
Contoh :
  1. Kaum pria maupun kaum wanita sama kedudukannya di depan hukum.
  2. Potensi kekayaan Indonesia terdapat di darat dan laut
24. Elipsis
Adalah majas yang didalamnya dilakukan penghilangan kata atau kata_kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan struktur kalimat. Dengan kata lain elipsis adalah penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dalam konstruksi sintaksis yang lengkap.
Contoh :
  1. Sunarti ke sekolah hari ini. (penghilangan predikat)
  2. Orang itu mengambil sesuka hati. (penghilangan objek)
  3. Indah sekali. (penghilangan Subjek)
25. Asindeton
Adalah majas berupa acuan padat dan mampat dimana beberapa kata, frasa atau klausayang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung, tetapi hanya dipisahkan oleh tanda koma. 
Contoh :
  1. Kami datang, kami menang dalam pertandingan itu.
  2. Seminar itu membahas masalah narkoba, seks bebas, kriminalitas yang melibatkan para remaja.
  3. Politik kepentingan sering memanfaatkan sentimen agama, suku, ras, dan antargolongan.
26. Polisindeton
Adalah suatu majas yang hampir sama dengan asindeton. Hanya dalam polisindeton beberapa kata, frasa, atau klausa disusun secara berurutan dan dihubungkan dengan kata sambung.
Contoh :
  1. Adik saya suka boneka panda dan mobil_mobilan dan alat masak_masakan.
  2. Saya tinggal dengan ayah_ibu dan kakak serta kakek dan nenek.
27. Aliterasi
Aliterasi adalah gaya bahasa perulangan konsonan yang berwujud sama pada seluruh baris.
Contoh :
  1. Bila biduan berani berkicau
  2. Kala kanda kala kacau
28. Asonansi / repetisi
Asonansi adalah jenis gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan pada vokal yang sama.
Contoh :
  1. Sudah luka tujuan terjungkal.
  2. Anak dara aman dijaga
29. Antanaklasis
Antanaklasis adalah jenis majas yang berupa perulangan kata yang sama dengan makna berbeda.
Contoh :
  1. Di Aman ternyata ia tidak merasa aman.
  2. Kembang itu tidak berkembang.
30. Klasmus
Klasmus adalah jenis majas repetisi berupa pengulangan kata dan sekaligus pula terdapat inversi hubungan antara dua kata dalam sebuah kalimat.
Contoh :
  1. Sering terjadi orang pintar merasa bodoh, sedangkan orang bodoh menganggap diri pintar.
  2. Kamu memutarbalikkan kenyataan, yang benar jadi salah, dan yang salah jadi benar.
  3. Zaman sekarang sungguh aneh, banyak laki_laki bertingkah laku seperti wanita, sementara wanita bertingkah laku seperti laki_laki.
31. Anafora
Anafora adalah jenis majas repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat.
Contoh :
  • Aku memandang sang bulan dalam angan.
  • Aku tak sanggup melepas rinduku padanya.
  • Belajar merupakan aktivitas insani.
  • Belajar tidak mengenal batas usia.
32. Epistrofa
Epistrofa adalah jenis majas repetisi berupa perulangan kata atau frasa pada akhir baris setiap kalimat berurutan.
Contoh :
Duduk adalah hidup
Berjalan adalah hidup
Bermain adalah hidup
Bekerja adalah hidup
Dan belajar juga adalah hidup.

33. Simploke
Simploke adalah jenis majas repetisi berupa pengulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut_turut.
Contoh :
Engkau meminta aku duduk. Aku bilang baiklah.
Engkau meminta aku bekerja. Aku bilang baiklah.
Engkau meminta aku beristirahat. Aku bilang baiklah.
Engkau meminta aku bangun. Aku bilang baiklah.

Post a Comment for "60 Macam Majas /Gaya Bahasa (MAJAS)"