William Morton Penemu Narkose Meninggal di Jalan
image william morten |
Saya akan menceritakan bahwa banyak orang hebat yang jalan hidupnya begitu menderita. Salah satunya William Morten, yang akan segera kita simak bersama.
Seratus tigapuluh tahun yang lalu adegan_adegan seram yang berlangsung di kamar bedah rumah sakit menimbulkan kesan yang sadis. Dalam keadaan setengah mabok karena candu atau bius lainnya, pasien dibaringkan di meja bedah yang bentuknya mirip meja jagal. Sekurang_kurangnya setengah lusin orang yang kuat_kuat kemudian memeganginya erat_erat, sehingga ia tidak dapat meronta_ronta. Setelah itu barulah dokter mulai membedahnya, atau menggergaji tulang_tulang, sementara pasien tetap dalam keadaan sadar. Bahkan kadang_kadang alat yang masih sangat sederhana itu menusuk_nusuk tulang kepala ataupun bahagian tubuh yang lain.
Tidak jarang kita mendengar ratap tangis pasien yang sangat memilukan, sehingga dokter yang berhati bajapun terhatu mendengarnya. Kadang_kadang dokter terpaksa menghentikan operasinya, karena muntah_muntah. Kematian pasienpun banyak terjadi akibat operasi ini. Maka pantaslah bila orang yang menemukan obat serta alat_alat kedokteran yang dapat menghilangkan rasa nyeri mendapat sebutan "pahlawan peri kemanusiaan". Namun William Morton, orang yang pertama_tama melakukan pembiusan untuk menghilangkan rasa nyeri, tidaklah mendapatkan penghormatan dan pujian.
Awal Penderitaan
Pada tanggal 16 Oktober 1846, di depan suatu tim sarjana ilmu kedokteran di rumah sakit Boston, William Morton melakukan pembiusan yang pertama dengan eter. Tanggal 16 Oktober 1846 itu merupakan hari kemenangan bagi dunia ilmu kedokteran, tetapi sekaligus merupakan permulaan penderitaan bagi William Morton. Memang jarang sekali orang genius mendapatkan penghargaan semasa hidupnya. Tetapi bahwa William Morton yang telah berusaha meringankan penderitaan manusia, dibenci orang banyak, benar_benar tidak masuk akal.
William Morton dilahirkan pada tanggal 9 Agustus 1819 di kota Charlton, Massachusetts. Ia anak seorang petani miskin. Semenjak kecil ia telah memperlihatkan dua sifat yang menonjol, yaitu selalu tekun belajar dan peka terhadap ketidakadilan. Sifat yang pertama mendorongnya membaca apa saja tentang ilmu pengobatan, sifat kedua baru muncul ketika pada tahun 1833 ia dihukum secara tidak adil di Sekolah. Ia didakwa bersikap kurang ajar. Dan, akan dibebaskan bila ia mengakui dakwaan itu. Tetapi ketika itu Morton memilih didera hingga pincang, daripada mengakui perbuatan yang tidak pernah dilakukannya.
Apa yang dialami Morton di sekolahnya itu merupakan hal yang biasa terjadi. Pada masa itu para ahli filsafat, ahli agama, dan para dokter berpendapat, bahwa siksa dan derita amat perlu dalam hidup. Para dokter terkemuka beranggapan, bahwa penderitaanan dapat menimbulkan reaksi tertentu pada tubuh pasien. Pendapat ini ditentang oleh William. Ia sebaliknya berpendapat bahwa tugas para dokter itu mengurangi penderitaan pasien bukan menambah berat penderitaannya.
Usaha William Morton
Karena ayahnya terlalu miskin, maka umur tujuhbelas tahun William terpaksa harus bekerja sebagai pesuruh pada suatu percetakan. Oleh karena ia tampan lagi sopan, beberapa nyonya yang kaya tertarik padanya, dan berusaha membantunya. Berkat bantuan mereka ia dapat diterima sebagai mahasiswa pada Colage untuk kedokteran gigi bagian pebedahan pada tahun 1840.
William belajar dengan tekun. Dua tahun kemudian ia merasa cukup cakap untuk membuka praktek di Hartford. Salah seorang temannya seorang nyonya tua memberinya modal sebesar seribu dolar, serta mengawinkannya dengan kemenakannya yang berumur enam belas tahun. Tampaknya jalan hidup William akan menjadi cerah. Ia seorang dokter yang amat rajin dengan rasa tanggung jawab yang besar, sehingga banyaklah orang berobat kepadanya.
William ingin maju. Ia tidak puas dengan alat_alat kedokteran yang sangat sederhana. Ia ingin mengetahui lebih banyak lagi agar dapat melayani para pasiennya dengan lebih baik, serta memperoleh uang lebih banyak. Pada masa itu mutu dokter Amerika dinilai dari pendapatannya, sehingga para dokter merahasiakan ilmu pengobatannya masing_masing. Maka untuk mendapatkan tuntutan dalam "rahasia" ilmu pengobatan dari Dr. Nathan Keep, seorang terkemuka di Boston, William rela menyerahkan uang tabungannya sebesar limaratus dolar.
William membuka praktek di Boston, juga belajar lagi di Harverd Medical School. Disamping itu ia tetap berusaha membuat alat kedokteran yang lebih sempurna, dibantu oleh Horace Well, seorang dokter gigi muda yang memiliki gagasan yang bagus_bagus. Untuk membantu para pasiennya kedua dokter gigi ini memusatkan perhatiannya pada usaha mengurangi rasa nyeri.
William Morton berusaha secara sistematis. Segala tulisan tentang cara menghilangkan rasa nyeri dibacanya. Dalam studinya itu ia menemukan keterangan tentang eter yang ditemukan dalam abad XIII oleh seorang ahli kimia bernama Lully. Sejak abad XIII itu eter banyak digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dengan meneteskannya pada luka. Tetapi ketika itu belum ada seorang dokter pun yang mempunyai gagasan untuk mempergunakannya dalam melakukan narkose. Para ahli pada waktu itu beranggapan bahwa "ketidaksadaran merupakan pintu maut". Oleh karena itu setiap usaha menggunakan eter bagi obat pembius dianggap sebagai percobaan pembunuhan. Dengan tekun William menyelidiki kegunaan eter. Dilakukannya percobaan_percobaan dengan menggunakan serangga, ikan mas, dan anjing. Usaha ini ditentang keras oleh Dr. Jackson yang beranggapan bahwa percobaan itu bukan hanya menggelikan, tetapi juga berbahaya.
Gagasan menggunakan eter sebagai pemati rasa menguras seluruh tenaga dan pikiran Morton, sehingga pada tahun 1846 ia terpaksa menghentikan prakteknya. Pada tanggal 30 September 1846 ia berhasil menggunakan eter untuk membius pasiennya, mencabut geraham tanpa menimbulkan rasa nyeri. Morton segera meminta hak patent untuk penemuannya, tetapi tujuannya yang utama ialah agar eter dapat digunakan untuk menolong orang sakit.
Dengan penuh kepercayaan ia memberitahukan penemuannya kepada Dr. Jackson. Tetapi Jackson tetap beranggapan bahwa percobaan Morton berbahaya dan tidak perlu ditanggapi.
Kesempatan Baru
Untuk mendapatkan kesempatan mendemonstrasikan penemuan ilmiahnya di rumah sakit Boston, Morton harus mendapat dukungan masyarakat. Ia menghubungi pers setempat, dan berhasil mendapat undangan dari ahli bedah di kota itu, Professor Werren. Untuk kemudian membuktikan hasil penemuannya pada tanggal 16 Oktober 1846.
Morton tidak ragu_ragu. Memang ia menyadari bahaya penggunaan eter. Jika pasien menghirup eter terlalu sedikit ia tetap akan sadar dan merasa sakit. Tetapi jika terlalu banyak, pasien dapat pingsan berhari_hari, bahkan mungkin akan meninggal. Pada tanggal 16 Oktober 1846 tepat pada jam 10 pagi, pasien yang bernama Gilbert Abott dibawa masuk ke Auditorium Ilmu Pengetahuan. Wiliam Morton memberi narkose, sedangkan profesor Werren segera melakukan operasi tumor Pasien menjadi sadar kembali tepat pada jahitan terakhir dan mengaku bahwa ia tidak merasakan apa_apa.
Peristiwa itu merupakan demonstrasi yang sempurna. Mulai saat itu tidak akan terdengar ratap tangis dan jeritan yang mengerikan dalam rumah sakit dan kamar praktek dokter. Profesor Warren dengan hangat mengucapkan selamat atas hasil usaha Morton. Tanpa iri hati ia berkata pada Morton "Apa yang anda perlihatkan itu benar_benar bukan sekedar omong besar".
Bertahun_tahun lamanya hanya Professor Warren dengan para assistennya yang mengakui prestasi genius Morton, karena para ahli di seluruh Amerika dan Eropa menentang penemuan itu. Selama 20 tahun mereka tidak segan_segan memperlihatkan "Tidak mungkin anak umur 27 tahun yang belum mendapat ijazah kedokteran dapat menemukan sesuatu yang sangat penting !, Ia pasti mencurinya, entah dari mana !"
Karena ia berpendapat para cendikiawan pada umumnya, Dr. Jackson dengan mudah bisa bermain kotor. Dengan segera dikirimkannya berita ke universitas_universitas di London, Paris, Berlin, dan Wina, bahwa narkose dengan eter itu penemuannya.
Morton yang sudah terjerumus ke dalam hutang untuk membiayai penyelidikan_penyelidikannya, kini harus berurusan dengan meja hijau. Bertahun_tahun lamanya Dr. Jackson dengan sistematis membuat kehidupan Morton seperti neraka.
Dari Sidang ke Sidang
Meskipun para dokter dari rumah sakit Boston bersikeras bahwa Morton lah penemunya, dan Kongres Amerika pada tanggal 26 Januari 1848 juga berpendapat demikian, tetapi kehidupan William Morton tidak dapat menjadi cerah seperti semula.
Sebagaimana halnya pada waktu masih kanak_kanak ia rela menderita untk mempertahankan keadilan. Ia sekarang bertempur mati_matian mempertahankan dirinya sebagai penemu narkose dengan menggunakan eter. Tetapi setiap kali ia berjuang untuk mendapatkan pengakuan, Dr. Jackson selalu tampil ke depan untuk menghancurkannya. Selalu saja ada sekumpulan cedikpandai yang lebih mempercayai Jackson. Morton dianggap sebagai penipu dan pencuri penemuan. Begitu ia mendapat kemenangan dalam pengadilan, ia juga harus berhadapan dengan proses lain.
Morton akhirnya jatuh miskin. Istri dan anak_anaknya terlantar hingga terpaksa berpakaian compang_camping. Dengan tubuh yang kurus kering dan penuh kegetiran, ia membuat petisi dan pembelaan. Pada tanggal 10 Juli 1868 sekali lagi ia mendapat serangan dari dokter_ddokter di New York. Ketika itu umurnya belum cukup 49 tahun.
Dengan tujuan akan menghadapi dokter_dokter yang menyerangnya itu Morton pergi ke New York. Ketika keretanya pada tanggal 15 Juli 1868 sampai di Central Park, ia tiba_tiba menjadi gelisah. Ia melompat dari kereta, dan jatuh tak sadarkan diri. Meskipun ia segera dibawa ke rumah sakit namun jiwanya tak terolong. William Morton dinyatakan meninggal karena pendarahan otak.
Hingga sekarang tak banyak dokter yang mengetahui siapa penemu narkose dengan eter itu.
Terima kasih Will..
Post a Comment for "William Morton Penemu Narkose Meninggal di Jalan"