Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SEJARAH TEMPAT PENYIMPANAN MAKANAN MANUSIA PURBA

Kita telaah kembali jauh ke belakang riwayat perkembangan cara hidup manusia dengan segala daya upayanya. Sungguh terkesan kita oleh persoalan tentang bagaimana caranya melakukan penyimpanan dan pemeliharaan makanan dan minuman agar dapat tahan lama, menjauhi sebanyak mungkin kerusakan karena pembusukan. Sesudah orang mulai mengenal berjenis_jenis gandum dan padi, tahu bercocok tanam, maka sampailah orang kepada pemikiran untuk mengumpulkan hasil tanamannya pada musim hujan untuk disimpan sebagai persediaan dalam menghadapi musim kering yang mendatang. Dengan bertambah_tambah dikenalnya bermacam_macam daging dan sayur_sayuran sebagai makanan, perhatian lalu dicurahkan pula pada penyimpanan dan pemeliharaannya agar tahan lama.

Salah satu cara dan usaha penyimpanan dan pemeliharaan barang makanan ini, dilakukan dengan menyimpannya di dalam gua_gua. Suhu hawa di dalamnya lebih rendah dari alam sekitar di luar. Lambat laun dikenal pula cara_cara lain untuk menyimpan dan memelihara tahan lama daging ikan, buah_buahan dan sayur_sayuran, berupa pengering dan penjemuran di panas matahari, pengasapan, pengasinan, dan pemasakan dengan air panas mendidih. Sayangnya, cara_cara demikian pada umumnya banyak mengurangi keaslian bahan pangan itu. Ia biasanya kehilangan kesegaran aslinya, kesedapannya, bau harumnya, dan nilai mutunya.

Teknik pendinginan dalam arti yang sebenarnya mulai dilakukan dengan mendinginkan air, anggur dan sebagainya. Barang minuman itu disimpan di dalam kendi_kendi besar maupun kecil, dibikin dari bahan yang dapat mengisap air yang lalu menguap keluar dengan menarik serta hawa panas. Demikian pula makanan disimpan di dalam kendi_kendi, direndamkan di dalam arus air yang mengalir, atau disimpan di dalam lubang_lubang dalam tanah.

Pemakaian peti es dijumpai pada permulaan abad ke sembilan belas. Untuk pendinginan dipakai es alam dari air yang membeku atau dari salju yang dipadatkan. Pada waktu es menjadi cair, ia menghisap hawa panas dari barang makanan yang disimpan, dan hawa panas di dalam peti es menjadi dingin.

Perkembangan selanjutnya pemakaian lemari es untuk keperluan rumah tangga mulai pesat kemajuannya setelah diketemukan teknik pembikinan es. Dari tahun 1830 sampai tahun 1870 kemajuan teknik pembikinan es pesat sekali perkembangannya dibidang perdagangan. Pemakaian mesin_mesin tersebut membuka kemungkinan untuk menghasilkan es dimana saja kita kehendaki, walau dengan iklim yang paling panas sekalipun. Pada waktu yang bersamaan pembikinan lemari es untuk keperluan rumah tangga mengikuti perkembangan itu. Perhatian yang lebih besar diberikan kepada bentuk konstruksi, syarat_syarat kesehatan, dan pencegahan bahaya listrik atau isolasi yang lebih baik. Dengan demikian dapat dicapai suhu atau temperatur di dalam lemari es 20_30 drajat F dibawah suhu hawa ruangan kamar, sehingga makanan dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama lagi, dengan tidak menjadi rusak. 

Pembuatan lemari es untuk keperluan rumah tangga mulai dilaksanakan secara besar_besaran sejak tahun 1923. Peristiwa itu membuktikan suatu usaha dagang yang sangat berhasil. Pada waktu sekarang mempunyai sebuah lemari es tidak lagi dianggap sebagai suatu barang mewah, tetapi sudah menjadi suatu kebutuhan di negara_negara yang sudah maju dan berkembang.

Dengan sudah dapat dimanfaatkannya teknik pendinginan, maka kini dapat dihindarkan terbuangnya secara mubazir dan dalam jumlah yang besar barang makanan dan minuan berupa daging, ikan, buah_buahan, telur, susu dan lain_lain. Malahan memberikan sumbangan yang sangat besar artinya untuk menyimpan makanan kita sehari_hari. Kini masalah penduduk dari sebagian dunia, negara, atau suatu tempat tidak lagi tergantung dari persediaan bahan makanan di tempat itu, tetapi ia dapat mengharapkan datangnya persediaan itu dari seluruh dunia. Dengan demikian teknik pendingin itu ikut memberikan kemungkinan akan bertambah meluasnya perkembangan usaha pertanian dan pengumpulan persediaan barang didalam negara yang letaknya jauh dari pasaran yang membutuhkannya. Ia membuka kemungkinan untuk memanfaatkan kesanggupan daerah tropik yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan akan buah_buahan dan makanan untuk bagian lain dunia ini.

Hampir semua usaha industri yang bergerak dalam bidang pembikinan makanan dan minuman mempergunakan es yang dihasilkan dari teknik pendinginan. Usaha industri susu umpamanya harus memanfaatkan teknik itu untuk mendinginkan susu dan mengentalkan susu (cream) lebih dahulu, sebelum mengalami proses selanjutnya. Begitu juga halnya dengan pembuatan mentega dan es krim.

Dalam banyak usaha industri maka pendinginan dan pemberian hawa dingin merupakan satu babak penting dalam proses produksi. Dapat disebutkan antara lain untuk pembikinan film fotografi bahaan peledak, produksi besar_besaran pembuatan cerutu dan rokok, gula_gula dan semacamnya, dan untuk pembikinan sutera. 

Pendingin rupa_rupa cairan merupakan bagian penting pula untuk berjenis_jenis industri mesin dan kimia. Minyak yang dipakai sebagai bahan pencelup harus tetap dipelihara dalam suhu yang rendah. Industri bahan peledak tidak berasap dan perusahaan dengan karet sebagai bahan pemakai cairan kental garam yang harus terus didinginkan pada suhu rendah yang tertentu. Didalam industri kimia teknik pendinginan dipakai untuk mengeringkan hawa dan gas untuk memurnikan berupa_rupa zat garam yang dapat diaduk di dalam suatu cairan dengan melalui proses kristalisasi pada temperatur tertentu. 

Dibawah ini tertera beberapa usaha/industri yang memakai teknik pendinginan :

  • Ruang tontonan, pertunjukan dan rapat;
  • Perusahaan roti dan kue_kue secara besar_besaran;
  • Pabrik bir dan minuman lainnya;
  • Kendaraan dan kereta api;
  • Pembikinan seluloid;
  • Pabrik kimia;
  • Pabrik rokok dan cerutu;
  • Penyimpanan makanan dan minuman;
  • Pabrik gula_gula;
  • Pabrik susu;
  • Usaha menghilangkan hawa lembab dari gas alam;
  • Pembuatan berupa_rupa makanan kecil;
  • Perusahaan dengan destilasi;
  • Pekerjaan tanah dan penggalian_penggalian;
  • Pabrik bahan peledak;
  • Pembikinan film;
  • Pembuatan es buat penyimpanan ikan;
  • Pembikinan es balokan;
  • Laboratorium atau Balai Penyelidikan;
  • Usaha Binantu Modern;
  • Para penjual daging, ikan, sayur, dan sebagainya;
  • Pembikinan obat_obataan dan serum;
  • Pabrik metalurgi;
  • Gedung_gedung yang dipakai sebagai kantor;
  • Ruangan pengepakan barang_barang;
  • Kilangan minyak;
  • Rumah_rumah makan;
  • Pabrik sabun;
  • Pabrik baja;
  • Usaha dagang atau toko kembang;
  • Toko barang makanan dan minuman;
  • Rumah sakit;
  • Hotel;
  • Bioskop dan lain_lain.

Post a Comment for "SEJARAH TEMPAT PENYIMPANAN MAKANAN MANUSIA PURBA"