Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PEMBUAT HUJAN

foto @sinsuview20

Carl Jung, murid utama Sigmund Freud dalam bidang psikoanalisa, sering menyebutkan kekuatan "keajaiban", berikut kisahnya:

Ada suatu perkampungan yang telah mengalami kekeringan selama lima tahun berturut_turut. Banyak pembuat hujan terkenal telah didatangkan, namun mereka semua gagal mendatangkan hujan. Dalam usahanya yang terakhir warga warga perkampungan ini memanggil Pembuat Hujan dari jauh. Saat ia tiba di perkampungan, ia langsung mendirikan tendanya dan tinggal di dalamnya selama empat hari. Pada hari kelima, hujan mulai turun dan memuaskan kehausan dari tanah yang telah terpecah_pecah. Warga perkampungan menanyakan kepada Pembuat Hujan bagaimana sampai ia berhasil mencapai keajaiban seperti itu. 

Pembuat Hujan menjawab "Aku tidak melakukan apa_apa."

Terperanjat mendengar jawabannya, warga perkampungan berkata, "Bagaimana bisa ? Setelah Anda datang, empat hari kemudian hujan mulai turun."

Pembuat Hujan menjelaskan, "Saat aku datang, hal pertama yang aku lihat adalah bahwa segala yang ada dalam perkampungan ada yang tidak harmonis dengan Nirwana. Maka aku menghabiskan waktu empat hari untuk menempatkan diriku selaras dengan Tuhan. Lalu hujan turun."

Lelah Berburu

Dari penulis_Kehidupan dimaksudkan untuk menjadi mudah, semudah seperti mendatangkan hujan bagi Pembuat hujan. Entah bagaimana, melalui kekacauan perburuan dalam memanjakan hasrat hati, kita telah membuat kehidupan menjadi sukar. 

Dalam tulisan ini, aku dan Anda akan melihat secara mendalam bagaimana tepatnya Pembuat Hujan ini meraih kekuatannya yang unggul untuk membuat hujan yang tanpa usaha. Dengan memahami keadaan Pembuat Hujan, kita dapat menafsirkan rahasia yang telah membantunya mendatangkan hujan untuk mendatangkan hasil yang diinginkan dalam kehidupan kita sendiri sehari_hari. Sebelum memulai penelitian, marilah kita dengan tulus mengakui tempat kita saat ini dalam kehidupan.

Banyak orang telah mengatakan kepadaku, "Aku begitu lelah berjuang dan menghadapi pertarungan kehidupan di setiap medan dalam usaha melelahkan untuk maju." Bahkan mereka yang telah meraih kemakmuran materi telah dikuasai perasaan "aku tidak dapat menghadapinya lagi," saat terbuai kenikmatan buah usaha keras mereka.

Kita seringkali menghabiskan begitu banyak waktu untuk bekerja, pikiran kita menjadi terbangkitkan, hati kita berkembang tanpa ilham, dan tubuh kita menjadi usang. Setiap orang kelihatannya melakukan lebih banyak, dan dibalik usaha terbaik mereka, selalu ada lebih banyak yang harus dilakukan. Semakin banyak uang diperoleh, semakin banyak yang diperlukan. Bahkan kalau kita menjadi kaya dan makmur, kita merasa selalu ada batas baru yang menunggu untuk ditaklukkan. Lingkaran setan berlanjut terus. Seberapa banyak stress yang dapat ditanggung syaraf seseorang ?

Sementara itu, bagi mereka yang dengan berani mengarahkan pikirannya kepada diri sendiri, mudah melihat dalam mata mereka, suara mereka, bahasa tubuh mereka, dan setiap aspek keberadaan kisah yang sama: "Aku lelah berburu, walau demikian aku terjebak dalam keadaan tak menang tanpa jalan keluar. Kalau aku tidak terus maju lebih cepat, orang yang merubung dari belakang akan menendangiku. Kalau aku tidak menyukai tempat aku berada sekarang ini, bagaimana aku akan menyukai tempat tempat yang lebih rendah dalam piramida sosial. Aku harus membuat diriku meningkat setiap hari dan berjuang menghadapi pertarungan lain yang tak terlihat dan menderita." Begitu banyak yang telah berjuang dengan berani, dengan mengalami kurangannya kebahagiaan dan tidak adanya kesenangan dalam perburuan mencapai "keberhasilan" mereka.

Pemecahan bagi krisis ini kelihatannya mengharuskan anda meninggalkan kehidupan yang serba ketakutan itu, menjadi diri sendiri, hidup sederhana nan berkualitas sosial, hidup bersama alam dan kesederhanaan masyarakat jujur, orang_orang yang menghormati akhlak dan semesta. Bagi sedikit orang, ini mungkin terjadi pemecahan yang mungkin. Tetapi bagi kebanyakan yang lain tidak dapat begitu saja meninggalkan kehidupan hanya karena kita tidak menang. Seperti yang dikatakan seorang master Asia abad sembilan belas tentang seseorang yang berusaha meninggalkan dunia setelah tidak berhasil mewujudkan impian kehidupannya, "Ia tidak meninggalkan dunia, dunia yang meninggalkan dia."

Apakah anda memburu keberhasilan, mempertaruhkan pencapaian yang telah diraih dengan susah payah, atau mencegah kegagalan, seringkali semuanya sangat dipenuhi tekanan. Saat anda menjangkau keluar untuk memaksa segalanya berpihak pada anda, Anda merasakan kecemasan. Kalau segalanya tidak berjalan seperti harapan, seolah_olah kehidupan anda memiliki kemauannya sendiri yang tak mau diajak kerja sama. Ikutilah kemauan hati nurani itu. Karena hati adalah sejujur_jujurnya kawan sejati. Dan inti dari pembuat hujan, ia menyelaraskan dengan alam, harmoni.

Salam Ketelair, semoga bermanfaat.

Post a Comment for "PEMBUAT HUJAN"