Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KALAU GADIS PAPUA PERTAMA KALI HAID

gadis papua

Apabila seorang gadis Papua mengalami haid buat pertama kalinya maka  ayah si gadis lalu melemparkan berpuluh_puluh buah kelapa muda untuk diperebutkan oleh orang banyak ini pertanda bahwa gadis itu mulai akil balig dan kabar pun cepat tersiar luas ke seluruh pelosok daerah.

Pada pagi harinya, gadis itu didudukkan di sebuah ruang kecil dengan rambut yang teratur rapi. Pada leher si gadis itu digantungkan kalung dari gigi_gigi anjing. Selama lima hari sejak peristiwa itu, ia tidak diperbolehkan meninggalkan tempat tersebut dan ia hanya duduk_duduk tanpa boleh memejamkan mata. Gadis itu pun dlarang makan bubur yang dinamakan "tchutchu".

Sedari kecil gadis_gadis Papua memang sudah dipertunangkan oleh orang tuanya. Maka ketika mulai akil balig, tunangannya diwajibkan mengirimkan "bumbung bulukol" atau sop kelapa muda yang dibawa sebagai sesajian upacara. Sejak itu pula, tiap hari tunangannya diwajibkan mengirimkan ikan. Karena ia tidak boleh masuk ke dalam rumah, maka ikan_ikan itu cuma diletakkan di beranda rumah.

Pada hari kelima, semua gadis dan para wanita di desa itu berduyun_duyun ke rumahnya. Sedang semua laki_laki dilarang menghadiri perayaan ini, kecuali sanak saudaranya yang sangat dekat. Perayaan ini dimulai sesudah matahari terbenam. Semua wanita membawa obor dan bungkusan_bungkusan sagu.

gadis papua 

Pada perayaan ini datanglah nenek perempuan si gadis itu untuk melakukan adat "ngejar", yaitu gadis itu berlari_lari sepanjang halaman rumahnya diikuti oleh neneknya. Sesudah cukup lama, maka si nenek lalu membaca mantra_mantra yang serentak disambut dengan kedatangan barisan obor. Setelah obor itu diletakkan di rumah, si gadis diperbolehkan pergi atau mandi di laut. Tetapi kesempatan ini diberikan pada malam hari atau pada hari_hari turun hujan.

Seminggu kemudian, diadakan perayaan yang disebut pesta sop penghabisan. Pada kesempatan ini terjadilah tukar_menukar makanan. Pihak keluarga si gadis mengirimkan sop kelapa, sebaliknya keluarga si laki_laki akan mengirimkan sejumlah ikan hasil tangkapannya.

Perayaan selanjutnya diadakan pula. Kali ini si gadis disebut "piramata", artinya pemilik perayaan. Semua wanita yang hadir dalam perayaan tersebut membawa semangkok makanan yang kemudian diletakkan di atas tikar di muka "piramata". Seorang dari keluarga si gadis kemudian memberi suatu tanda pada makanan itu, seraya berkata "ini untuk si anu, ini untuk ......". Selanjutnya makanan_makanan dibagikan sesuai dengan tata upacara yang berlaku.

Sementara pihak keluarga lelaki mengadakan pula perayaan secara kecil_kecilan. Sebagai sesajen adalah daging kelapa muda yang dipotong berbentuk binatang, lalu diberi tusukan lidi. Pada lidi_lidi lain ditancapkan kacang panjang. Lidi_lidi dipancangkan pada sebuah tempurung.

Setelah perayaan dan upacara gelombang pertama ini selesai, baik keluarga si gadis maupun pihak keluarga si lelaki, sejak itu mengadakan persiapan perayaan yang akan datang. Sejak itu pula si gadis harus menempati sebuah rumah tersendiri, ditemanai oleh gadis lain.

Kira_kira dua bulan setelah berlangsungnya perayaan gelombang pertama, perayaan berikutnya diadakan pada hari gadis itu mengalami haid lagi. Keluarga si gadis lalu menyiapkan bola_bola sagu di dalam kano. Semua pengikut upacara naik kano dan berlayar ke suatu tempat yang cukup jauh. Si gadis duduk pada tempat yang paling rendah. Kemudian seorang tua datang memercikkan minyak kelapa ke sekujur tubuh si gadis sambil mengucapkan mantra_mantra. Sebagai akhir dari upacara itu seorang sesepuh memecahkan sebuah kelapa muda dan memercikkan airnya ke sekujur tubuh si gadis. Bersamaan dengan itu, sejumlah gadis lain berloncat_loncat ke air dan menarik si gadis ketempat yang lebih dalam. Mereka berenang dan bersembur_semburan air.

Setelah pesta air berakhir, kemudian seluruh iring_iringan kembali ke rumah si gadis. Gadis itu sekali lagi dihias, tapi kali ini dihias sebagai seorang pengantin. Kemudian gadis itu diarak berkeliling desa. Dengan berakhirnya upacara, maka berarti si gadis sudah menjadi seorang yang akil balig dan tinggal menunggu hari perkawinan.

Sekian, semoga bermanfaat !

Post a Comment for "KALAU GADIS PAPUA PERTAMA KALI HAID"