Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

JOKO BODO III (naskah drama komedi)

Lanjutan......

Joko Bodo III

ADEGAN V

Lurah Demit;

Hemm... Retno Alum.....

Retno Alum;

(membuang muka)....

Lurah Demit;

Kenapa sampai saat ini sikapmu terhadapku tetap judes, Sayang...? Kenapa, Sayang ?

Retno Alum;

He, Demit ! Kamu itu kurang jentel, main culik_culik segala. Kalau memang kamu jantan tentunya tidak main culik. Apa maumu sih ?

Lurah Demit;

Sayang...? Coba tatap aku! Kalau aku terus terang ingin melamar kamu, pasti ayahandamu menolakku. Itu sebabnya aku menculikmu.

Retno Alum;

Dasar Demit, tak berprikemanusiaan !

Lurah Demit;

La iyalah, masak demit ngerti perikemanusiaan. Yang ada disini adalah perikedemitan. Ha... Ha.... Ayolah, Sayang aku cinta kamu ! Retno Alum..... Retno Alum.... Aku ini kurang apa. Kamu menolakku sebegitu rupa ?

Retno Alum;

Kamu ? Kurang ajar ! Tahu ?

Lurah Demit;

Ah, kamu ini sukanya ngelucu.

Retno Alum;

Siapa yang ngelucu ? Aku ini serius, tahu ?

Lurah Demit;

Kamu jangan membuat aku hilang kesabaran. Oh, Cah ayu ! Kalau kamu mau menuruti keinginanku akan aku jadikan permaisuriku.

Retno Alum;

Tak sudi aku. He..... Lurah Demit. Kamu itu mbok mikir. Saya ini kan manusia, masa akan bersuamikan demit ?

Lurah Demit;

Lho, untuk eksperimen. Saya ingin tahu bagaimana hasilnya perpaduan antara demit dengan manusia. Jaman sekarang kan sudah sulit untuk membedakan demit dengan manusia. Sebab banyak manusia yang memiliki sifat demit. Tetapi sebaliknya, banyak juga bangsa kami yang memiliki sifat seperti manusia. Ayolah cah ayu, kita coba yah... ?

Retno Alum;

Tidak ! Aku tak sudi ! Pergi sana !

Genderuwo dkk;

(masuk) Kami datang Lurahe.

Lurah Demit;

Setan Alas ! He, kenapa kalian masuk ke pertamanan ini ? Tidak tahu kalau aku masih pedekate pada Retno Alum ?

Genderuwo;

Saya mau lapor Lurahe 1 ternyata para penjaga pos upeti dibeberapa tempat hasilnya tidak memuaskan.

Lurah Demit;

Apa sebabnya ?

Wedon;

Begini Lurahe. Meenurut saya banyak hal yang mempengaruhi. Diantaranya ya semenjak perjudian di negri ini mulai dilarang.

Banaspati;

Benar Lurahe. Dulu ketika perjudian belum dilarang setiap saya jaga di pos Magelang, Gunung Kawi, Gunung Kerinci, dan sebagainya, pembayaran upeti selalu lengkap.

Kuntilanak;

Sa.... saya berpendapat lain Lurahe.

Lurah Demit;

Menurut kamu apa penyebabnya ? Kuntilanak !

Kuntilanak;

Begini Lurahe. Menurut saya, sepinya pos para demit disebabkan penyebar agama yang semakin pesat, sehingga manusia lebih dekat dengan Tuhan daripada dengan demit.

Genderuwo;

Yang jelas, kita masih beruntung. Masih ada orang yang mau percaya pada kita, mereka adalah orang yang menginginkan jabatan, mereka yang tergila_gila dengan materi dan ingin pamer kekayaan.

Lurah Demit;

Sebentar, (sambil mendengarkan suara) aku kok mendengar suara.........., Musuh datang ke arah kita.

Genderuwo;

Lihat Lurahe ! Ada banyak orang menyerbu kemari !

Banaspati;

Benar Lurahe, Mereka memukul_mukul bunyi_bunyian dan menari_nari.

Wedon;

Ada juga yang membawa upeti.

Lurah Demit;

Tenang..., tenang ! Kita tunggu saja, apa maunya mereka !

Joko Wasis;

Saudara_saudara, agaknya kita sudah sampai pada tempat yang kita tuju. Sekarang persiapkan segala sesuatunya.

Genderuwo;

Lurahe, agaknya ada upeti buat kita.

Kuntilanak;

Benar, Lurahe. Mereka membawa makanan, kembang, kemenyan, dan wajid (uang).

Lurah Demit;

Coba dilihat, apa upeti mereka !

Wedon;

Mereka membawa kembang tujuh rupa.

Lurah Demit;

Apa yang ada didalam bungkusan itu ?

Banaspati;

Wajid (uang pelicin). Cukup banyak juga Lurahe, 1 triliyun.

Lurah Demit;

Wah, itu mungkin hasil nilep uang proyek pemerintah di bangsanya. Bagus ! Bagus ! Bagus ! Lha, yang ditutupi kain itu apa ?

Kuntilanak;

Sial Lurahe. Ini penghinaan. Masa mereka membawa upeti kembang kertas.

Lurah Demit;

Tak apa! Asal kembang tak apa. Manusia itu memang sering mengecoh ! Bagaimana tidak, Saya pernah mampir ke Pasar Kembang. Disana malah tidak ada yang jual kembang, tetapi malah jual anu.

Genderuwo;

Jual apa Lurahe ?

Lurah Demit;

Jual anu. Jual.... Ya sudahlah, yang itu tak usah dibahas, yang penting kita urus upeti_upeti ini. 

Joko Wasis;

Demit pohon prek ! Kami ingin bertemu denganmu. Apakah Dewi Reto Alum kamu sembunyikan ?

Lurah Demit;

Diam, kalian diam. He, manusia....., Saya tak tahu_menahu soal Dewi Retno Alum, kami hanya melayani permintaan manusia yang ingin kaya. Kami tidak pernah mencuri, apalagi menculik.

Joko Wasis;

Demit pohon prek. Kamu jangan mengelabuhi kami. Kalau kamu ingin mengembalikan Putri Retno Alum, kami berjanji akan membangun kerajaan demit ini.

Lurah Demit;

Bagaimana saudara_saudara ? Mereka berjanji akan membangun kerajaan kita.

Wedon;

Jangan percaya Lurahe ! Manusia memang paling sering ngobral janji, tapi untuk menepati, sulit.

Banaspati;

Apalagi dengan bangsa kita demit. Lha wong dengan sesama manusia saja sering saling mengingkari. Lihat itu para pejabat, sebelum jadi pejabat, mereka mengobral janji seenaknya. Saat jadi pejabat lupalah mereka pada janjinya.

Lurah Demit;

Lantas bagaimana sikap kita ?

Genderuwo;

Kita pertahankan Retno Alum.

Para Demit;

Setuju Lurahe !

Lurah Demit;

Hey, manusia. Seperti apa yang saya sampaikan sebelumnya bahwa kami tidak tahu_menahu tentang Retno Alum.

Joko Wasis;

Saudara_saudara, ternyata para demit tidak mau menngakui perbuatannya.

Prajurit 1;

Kita lawan saja demit itu.

Prajurit 2;

Ngawur ! Sampeyan ini pak De. Bagaimana kita bisa melawan para demit itu. Wong kita ini tak bisa melihat mereka.

Prajurit 3;

Benar Sampeyan, Pak De itu asal ngomong. Bagaimana kita bisa melawan mereka. Itu tidak masuk akal.

Prajurit 1;

Ya bisa saja. Sekarang robohkan pohon besar itu !

Prajurit 3;

Jangan Pak De ! Pohon besar itu adalah pohon yang mampu menahan bukit ini supaya tidak longsor. Disamping itu sumber air desa di bawah sana berasal dari pohon ini. Kalau pohon ini kita tebang bisa longsor tanah di sini. Bahkan sawah_sawah di bawah sana bisa kekeringan. Sudah, kita jangan melakukan illegal loging. Biar mereka yang terlanjur saja yang melakukannya.

Prajurit 1;

Sudah, sudah...., jangan banyak omong. Kita coba saja robohkan pohon ini. Jangan lama_lama nanti waktunya habis.

Prajurit 3;

Kalau alasannya waktu dan acaranya padat, Oke lah ! Saudara_saudara Ayo kita kemon. Robohkan pohon ini !

Genderuwo;

Lihat Lurahe ! mereka mau merobohkan keraton kita. He, He, He teman_teman, ayo kita kerahkan seluruh tenaga untuk mempertahankan keraton ini. ( Para prajurit bersama Joko Wasis berusaha sekuat tenaga merobohkan pohon besar itu tetapi tak berhasil. Mereka justru pingsan semua).

Banaspati;

Makanya jangan main_main dengan demit. Baik demit asli maupun manusia yang seperti demit. Berbahaya ! Ha... Ha.... Ha....

Para Demit;

(tertawa)

Joko Bodo;

(bersuara dari luar panggung) Akang Acis......, Aku elu !

Wedon;

Ada yang datang Lurahe !

Lurah Demit;

Siapa dia ? Coba lihat !

Banaspati;

Hi......., jijik, Lurahe ! Orangnya jelek. Kaya orang gila.

Lurah Demit;

Biarkan ! Dia mau apa ?

Joko Bodo;

(masuk) Kok, pada teller. ? Kena apa ya ? Lho, ini Akang Acis. Akang Acis....., Akang Acis....., Wo, Akang Acis ati. (menangis keras)

Para Demit;

(tertawa terbahak_bahak)

Joko Bodo;

Napa ok Ketawa. Apa yang kalian tetawakan ?

Genderuwo;

Kok, Kamu melihat kami ?

Joko Bodo;

Iya wong aya yang nulis askah ! He, emit ! enapa Akang Acis amu unuh ?

Lurah Demit;

Karena ingin saja. Kamu mau apa ? Tidak terima kalau kakakmu saya bunuh ?

Para Demit;

(tertawa)

Joko Bodo;

O.., awas amu. ebentar saya au obati ulu Akang Acis dan plajulit_plajulit ini. ( Joko Wasis dan prajurit bangun dari pingsannya)

Joko Wasis;

Adikku, kamu sampai sini ?

Joko Bodo;

Ho... o. waktu amu tinggal Odo, Odo emu mbah akti. Odo inta olong ama mbah usul amu.

Joko Wasis;

Kamu ketemu Dewa ?

Joko Bodo;

Iya, Au dieri imat. Aku ica ihat emit_emit ialan itu.

Prajurit 1;

Kamu adiknya Joko Wasis ? Kamu bisa melihat Demit ?

Joko Bodo;

Iya. Amu emua ingin iat emit ya ?

Para Prajurit;

Kami semua ingin melihat Demit. Kami ingin balas dendam pada mereka. 

Joko Bodo;

Oceh. Ekayang amu ejamkan ata amu. (Joko Bodo mengoleskan sesuatu pada mata mereka. Setelah mereka membuka mata, mereka ketakutan)

Prajurit 3;

Ternyata asyik juga melihat Demit. Demit itu tak menakutkan. 

Prajurit 2;

Lha iya lah. Wong ini demit_demitan. 

Joko Wasis;

Hei Demit. Sekarang kamu tak bisa mengelak dari aku dan pasukanku. Kami sudah dapat melihat kalian, dan juga dapat melihat Dewi Retno Alum yang kalian sembunyikan.

Genderuwo;

Kurang ajar ! Gara_gara bocah jelek itu mereka bisa melihat kita. Kawan_kawan, mari kita hajar bocah jelek itu !

Para Demit;

Setuju.... ! (Demit_demit dengan Joko Bodo berperang. Joko Wasis beserta pasukannya hanya melihat peperangan itu)

Joko Bodo;

(mengeluarkan ajian yang membuat seluruh demit bertekuk lutut)

Para Demit;

Ampun, Joko Bodo, Ampun.... Kami masih ingin hidup 

Joko Bodo;

Oceh. Alian aat ini acu maafkan. Api Etno Ayum ayus aian embalikan. Dan angan anggu_anggu agi, Ngalti !

Para Demit;

Ya, kami berjanji !

Dalang;

Para Penonton, demikianlah akhirnya Joko Bodo berhasil mengembalikan Putri Retno Alum. Sebagai hadiahnya Joko Bodo dikawinkan dengan Putri Retno Alum. Dan Joko Wasis diangkat sebagai Senopati di Kerajaan Soko Bumi. Para Penonton, ketika kedua penganten dipertemukan ada keajaiban Dewata. Joko Bodo yang semula wajahnya jelek, berubah menjadi seorang satria yang tampan rupawan. Sebab, sebenarnya Joko Bodo adalah penjelmaan Pangeran Darmo Pati yang sedang menjalani hukuman Dewa. Terima kasih, sampai jumpa dan tak lupa kami mohon maaf apabila dalam persembahan ini ada hal_hal yang kurang berkenan di hati para penonton. Sampai jumpa ! 

Post a Comment for "JOKO BODO III (naskah drama komedi)"