Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

[Drama roman] GADIS

gadis
Senja yang indah, langit memperlihatkan sang surya di ufuk barat. Seakan mengatakan kata_kata perpisahan. "Selamat tinggal siangku, kini tibalah saatnya aku pergi dan rembulan serta bintang yang akan menggantikanku."

Seorang gadis duduk di tepi danau. Berjalan dengan pelan menyusuri tepian danau itu. "Langit, terimakasih telah mendatangkan malammu, sebentar lagi aku akan bertemu sahabat_sahabatku." Gadis itu sangat bahagia ketika melihat segerombolan kunang_kunang yang menghampirinya. "Sahabatku bagaimana kabar kalian hari ini ?" Ia menyapa dengan senyuman ramah.

Dari kejauhan, seorang pria mengintai dari balik pohon itu, Bayu namanya. "Sebenarnya apa sih yang dilakukan gadis itu ? Kok, dia sempet_sempetnya datang kesini setiap sore hanya untuk menemui kunang_kunang itu, apa sih keistimewaannya ? Tapi, aku senang melihat dia. Dia begitu cantik, anggun, dan tampak sangat indah dipandang mata. Oh, Tuhan. Sungguh indah ciptaan_Mu itu, seandainya aku bisa memilikinya."

Pria itupun pergi dengan kepuasan di hatinya setelah melihat gadis itu. Sangat bahagia, ya bahagia. Sesampainya di rumah berubah menjadi kekecewan. 
Kenapa sih mereka harus bertengkar lagi ? Bayu bergumam sambil membanting pintu masuk ke dalam rumah yang berantakan.

"Bayu, Sekarang saatnya kamu memilih !" Kata Mamah Bayu.
"Maksud Mamah apa ?" Timpal Bayu keheranan.
Lalu Papah Bayu menyambar ucapan itu. "Bayu, Mamah sama Papah akan berpisah, dan kamu harus memilih. Ikut mamah atau papah".
"Tapi kenapa Mamah dan Papah ingin berpisah ? Apakah masalahnya akan selesai dengan perpisahan ? Kalau begitu, Bayu tidak mau ikut siapa_siapa, biarkan bayu hidup sendirian tanpa mamah dan papah."
Bayu sangat kecewa dengan keputusan Orang tuanya itu.
"Bayu, ini adalah jalan terbaik untuk mamah dan papah !" kata Mamah Bayu.
"Tapi tidak untuk Bayu, Mah." jawab Bayu.
"Sudahlah Bayu, percuma kamu mencegah kami, karena kami tetap akan berpisah !" kata Papah Bayu meyakinkan.
"Oh...., begitu ! Berarti mamah dan papah tidak sayang sama Bayu dan harus siap kehilangan Bayu !" Sambil berlari dan membanting pintu kamarnya Bayu mengemasi semua pakaiannya dan bergegas meninggalkan rumah itu dan memutuskan untuk pergi.

"Bayu, Bayu..., kamu mau kemana nak ?" Mamah bayu mencemaskan anak semata wayang itu.
Kenapa, Mah... Bayu mau pergi, percuma Bayu disini, selalu melihat mamah dan papah bertengkar ! Bayu cape, Mah...."
"Tapi kamu mau pergi kemana ?"
"Kemana saja ! Toh, Mamah dan Papah tidak peduli sama Bayu. Bayu matipun mungkin Mamah sama Papah tidak perduli. Iya, kan !" Bayu pergi meninggalkan Mamahnya.
"Bayu...., Bayu ! Bayu.....!" Mamah Bayu terisak rasanya berat saat itu.

Senja itu Bayu duduk termenung di tepian danau. Lalu ia berdirimengambil batu kerikil dan melemparkannya ke danau itu dengan sekuat tenaga sambil berteriak, "Aaaaaaa... Aaaaaaaakh...!!!

Tiba_tiba Gadis menghampirinya dan berkata, "Kamu sudah mengeluarkan kekesalanmu, bukan ? Tempat ini memang selalu dijadikan tempat singgah untuk orang_orang yang sedang punya masalah. Karena tempat ini begitu indah dan sangat indah 1 Mendamaikan hati dan menyejukkan jiwa".
Bayu  :"Aku sering melihatmu di tepi danau ini setiap sore. Apakah kamu punya masalah ? sehingga kamu selalu datang kesini ?"
Gadis : "Kalau ditanya masalah. Aku punya banyak masalah. Dan mungkin masalahku lebih berat daripada masalah kamu. Tapi aku tidak terlalu memikirkannya. Hidup itu untuk memilih, apa yang terbaik untuk aku, itulah yang aku pilih."
Bayu  : "Tapi bagiku sangat sulit untuk memilih, apalagi pilihan itu sangat tidak mungkin bagiku."
Gadis : "Tidak mungkin ? Kalau boleh aku tahu memang masalah kamu apa ?"
Bayu  : "Orang tua aku akan berpisah, dan aku harus memilih antara mamahku dan papahku. Mereka sama sekali tidak pernah memikirkan perasaanku. Setiap hari mereka bertengkar dan membuat aku tidak betah tinggal di rumah. Sekarang hidup aku hancur, percuma aku hidup. Tapi membiarkan orang tuaku berpisah dengan egonya masing_masing. entah apa yang harus aku lakukan ?"
Gadis : "Memangnya apa yang dipermasalahkan orang tuamu sehingga mereka memutuskan untuk berpisah ?"

Bayu menceritakan semuanya.

Gadis : "Terkadang kita tidak mengerti apa yang mereka inginkan. Sebagai anak, kita sangat ingin melihat mereka bahagia. Sekarang orang tuamu sudah tidak bisa lagi mempertahankan rumah tangga mereka dan kamu harus menerima kenyataan itu."
Bayu  : "Menerima kenyataan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bagiku sangat berat membiarkan mereka berpisah."
Gadis : "Kamu ingin melihat mereka bahagia, kan ? Kamu sayang sama mereka, kan ?"
Bayu  : "Aku sayang banget sama mereka. Makanya aku ingin mereka bersama seperti dulu."
Gadis : "Mereka telah memilih jalan untuk berpisah dan mungkin itu adalah satu_satunya jalan terbaik untuk mereka berdua. Mungkin juga mereka akan merasa bahagia jika mereka berpisah daripada hidup bersama tapi mereka tidak bahagia. Kalu kamu sayang pada mereka relakan orang tuamu untuk bahagia. Kamu pasti masih akan mendapatkan kasih sayang mereka walaupun mereka tidak lagi bersama. Dan, pergi dari rumah itu tidak baik untuk kamu. Kamu harus bicara baik_baik sama orang tuamu. Aku yakin kamu pasti bisa."

Bayu berkata dalam hati, "Sungguh gadis ini telah menenangkan hatiku. Memberi jalan untuk memecahkan masalah ini. sempurna sudah semuanya. Aku yakin dialah gadis terbaik untukku. Aku benar_benar jatuh cinta padanya."
Gadis : "Heiy..., Kok ngelamun sih, Kamu mengerti kan maksud aku ?"
Bayu  : "Eh.., iya... sorry yah. Aku mengerti. Makasih ya ? Ngomong_ngomong kita belum kenalan ?
Gadis : "Oh... iya namaku Gadis. Gadis Ariesta Pratiwi. Panggil saja aku Gadis."
Bayu : "Namaku simpel, praktis dan mudah diingat. Aku Bayu. Senang berkenalan denganmu."
Gadis : "sama_sama....., aku juga."

sungguh malam itu, malam yang bersejarah untuk sepasang cucu Adam Hawa yang baru saja bertemu, disaksikan danau, rembulan dan bintang. Kunang_kunang seakan ikut merasakan kesyahduan malam itu. 

Dua bulan sudah mereka berteman, saling mengisi satu sama lain. Akhirnya sore itu, Bayu pun harus mengungkapkan perasaannya.

Bayu  : "Gadis...., aku..., aku..., aku ingin mengatakan sesuatu padamu."
Gadis : "Katakan saja, aku siap endengarkanmu."
Bayu  : "Sejak pertama aku melihatmu, aku merasakan sesuatu yang aneh. Sejak itu aku selalu memikirkanmu. Aku selalu ingin melindungimu. Aku tidak tenang sebelum mengungkapkan rasa ini. Aku, jatuh cinta padamu. Apakah kamu mau menjadi pacarku, untuk mengisi hari_hariku ?"
Gadis : "Bayu..., sebenarnya aku sayang sama kamu Tapi, aku..., aku takut kamu menyesal telah mencintaiku."
Bayu  : "Aku tidak akan pernah menyesal memiliki seorang gadis sepertimu. Baik, cantik, anggun, sempurna...! Untuk apa aku menyesal ?"
Gadis : "Kesempurnaan itu milik Allah. Tidak ada manusia yang sempurna. Dan juga tidak ada yang kekal. Sesuatu itu pasti akan mati. Manusia, hewan, tumbuhan, bahkan cintapun akan mati."
Bayu  : "Maksud kamu apa ? Cintaku tidak akan pernah mati untukmu. Kalau kita bersama tidak ada yang bisa memisahkan kita."
Gadis : "Kecuali kematian !"
Bayu  : "Gadis, kenapa sih kamu ? Apa maksud kamu ?"
Gadis : "Sudahlah Bayu, suatu saat pasti kamu akan tahu. Dan masalah cintamu, aku butuh waktu untuk memikirkannya."
Bayu  : "Baiklah, aku akan selalu menunggu jawabanmu, kapanpun itu."

Setiap sore seperti biasanya Bayu datang ke danau dengan harapan Gadis memberikan jawaban. tapi sudah tiga hari Gadis tidak pernah datang ke danau.

Bayu  : "Ada apa ini ? Apa yang terjadi padamu, Gadis. apakah karena ungkapan perasaanku sehingga kamu tidak mau berteman denganku ?" Sebaiknya aku ke rumahnya."

Bayu pergi ke rumah Gadis. Dan mengetuk pintu. Tapi, yang membukakan pembantunya.

Bayu : "Bi, Gadisnya ada ?"
Bibi   : "Maaf den Bayu, Non Gadisnya nda ada."
Bayu : "Kemana ya, Bi ?
Bibi   : "Memangnya Non Gadis tidak mengabari den Bayu ?"
Bayu : "Tidak, Bi. Makanya aku datang ke sini. "
Bibi   : "Non Gadis di rumah sakit tiga hari yang lalu."
Bayu : "Apa...? Di rumah sakit ? Memangnya Gadis sakit apa, Bi ?"
Bibi   : "Emangnya non Gadis tidak pernah cerita ?"
Bayu : "Tidak, bi ! di Rumah sakit ditemani siapa, Bi ?"
Bibi  : "Ditemani Tuan den, lebih baik den Bayu ke Rumah sakit saja, mungkin nanti den Bayu akan tahu."
Bayu : "Ya sudah. Terima kasih ya bi ? Sekarang aku akan ke Rumah sakit dulu."

Bayu bergegas pergi ke Rumah sakit dengan hati gelisah dan penasaran. Sampailah ia di Rumah sakit, bayu melihat Papah Gadis sedang mondar_mandir di depan ruang ICU. Bayu segera menghampiri Papah Gadis.

"Om, sebenarnya apa yang terjadi pada gadis? Gadis sakit apa om ? Kemapa Om tidak mengabari saya ?" Bayu mengguncang badan papah Gadis.

"Bayu, maafkan Om, Gadis tidak mau kamu tahu masalah ini. Dia tidak mau membuat kamu khawatir."

Om, aku sayang sama Gadis. Kalau sudah seperti ini aku sangat khawatir."

Papah Gadis : "Gadis juga sayang sama kamu, maka dari itu dia melarang Om tidak memberi tahu kamu."
Bayu : "Om, ceritakan ! Gadis sakit apa ?"
Papah Gadis : "Maaf Bayu Om tidak bisa cerita."
Bayu : "Om, aku harus tahu !"
Papah Gadis : "Baiklah, karena kamu memaksa, Om akan cerita. Tapi Om mohon kamu jangan ceritakan sama Gadis kalau Om menceritakan ini sama kamu ?"
Bayu : "Baik, Om."
Papah Gadis : "Bayu, Gadis punya penyakit kanker otak dan dia divonis dokter kalau hidupnya sudah tidak lama lagi..."
Bayu : "Sekarang aku tahu kenapa Gadis selalu membicarakan tentang kematian. Tapi..., kenapa dia tidak jujur padaku, Om ?"
Papah Gadis : "Om tahu perasaan kamu, Bayu. Om juga merasakannya. Dan, Om harus siap jika suatu hari nanti Gadis harus pergi meninggalkan Om. Dan kamu juga harus siap ?"

Lalu mereka menangis bersamaan. Dengan langkah gontai Bayu masuk ke ruang ICU.

Gadis : "Bayu, Kok kamu ada di sini ?"
Bayu : "Iya Gadis. Kenapa kamu tidak cerita padaku ?"
Gadis : "Walaupun aku tidak cerita padamu, toh akhirnya kamu bisa tahu. Inilah keadaanku, Bayu. Inilah kenapa aku takut membuat kamu kecewa."
Bayu : "Tidak Gadis, seperti apapun keadaanmu, aku tidak akan berubah. Aku akan tetap mencintaimu, dan aku akan selalu menunggumu memberikan jawaban itu."
Gadis : "Bayu, maukah besok kamu menemaniku ?"
Bayu : "Kapanpun, kemanapun kamu mau aku akan menemanimu. "
Gadis : "Besok aku ingin pergi ke Danau itu. Di mana kali pertama kita bertemu."
Bayu : "Tapi kamu belum sehat."
Gadis : "Aku sudah sehat, aku sudah kuat."
Bayu : "Baiklah."

Pagi hari itu, Bayu mengantar Gadis ke Danau.

Bayu : "sebenarnya apa yanag mau kamu lakukan di sini ?"
Gadis : "Aku ingin memberikan jawaban padamu."
Bayu : "Jawaban ? Benarkah ?"
Gadis : "Yah...? Bayu, apa kamu benar_benar mencintaiku ?"
Bayu : "Aku sangat mencintaimu. Aku menerima apa adanya."
Gadis : "Kalau begitu, aku akan menunggumu di Taman Surga dan ingin kamu memeluk aku sebagai tanda kalau kamu sayang sama aku."
Bayu : "Hanya pelukan ? Tapi apa maksudmu menunggu di Taman Surga ?"
Gadis : "Nanti pasti kamu akan tahu !"
Bayu : "Baiklah aku akan memelukmu."

Gadis tersenyum sangat manis tapi wajahnya semakin pucat. Bayu memeluk Gadis, sungguh keinginan yang aneh, tapi cukup membuat Bayu bahagia. Sangat bahagia. Telah lama Bayu memeluk Gadis. Tapi, Gadis tidak bergerak.

Bayu : "Gadis......, Gadis....., Gadis....?"

Bayu kaget melihat mata Gadis terpejam, Bayu mengguncang tubuh Gadis. Namun, Gadis seakan_akan tidak merasakan apa_apa. Dari hidungnya keluar darah segar. Bayu memeriksa denyut nadi Gadis. Dan, ternyata Gadis sudah tidak ada. Bayu lemas tak berdaya melihat kenyataan ini. Sungguh, dia shock dan berteriak !
"Gadis............. !!!!!!!!!"

Setelah mengubur jenazah Gadis, Bayu pamit kepada papah Gadis.

Bayu : "Sabar, ya Om, yang tabah."
Papah Gadis : "Terima kasih Bayu, selama ini kamu sudah menemani Gadis."
Bayu : "Sama_sama Om. Mengenal Gadis bagiku sudah keajaiban.Om, Bayu sekalian mau pamit."
Papah Gadis : "Memangnya kamu mau kemana ?"
Bayu : "Bayu mau pergi ke luar negeri, Om. Di sini Bayu hanya akan teringat pada Gadis. bayu tidak bisa melupakan Gadis. Mungkin dengan pergi ke luar negeri Bayu bisa sedikit tenang. Biarlah kenangan bersama Gadis akan Bayu bawa bersama berjalannya waktu."
Papah Gadis : "Baiklah Bayu, kalau memang itu yang terbaik buat kamu. Om cuma bisa mengucapkan terima kasih dan hati_hati. Oh, iya. Ini titipan terakhir dari gadis."
Bayu : "Terima kasih, Om."

Bayu pergi ke danau untuk terakhir kali dengan membaca surat terakhir dari Gadis, dengan berurai air mata Bayu membayangkan saat_saat dimana masih bersama. 
Di danau itu bayu membaca surat dari Gadis.

Dear Bayu......,
Bayu jangan sedih, yah..? Senyum donk buat aku.
Bayu, aku senang bisa mengenalmu, aku bahagia bisa menjadi bagian dari hidupmu.
Walaupun hanya sebentar tapi itu sangat berarti buatku, dalam sisa umurku yang sedikit aku bisa menemukan kebahagiaan, bersamamu adalah kebahagiaan yang indah.
Bayu, sekarang aku lega bisa terus terang sama kamu, dan sekarang aku tahu cinta kamu tulus. Aku juga cinta sama kamu, walaupun jawabannya terlambat. Tapi, aku tenang sudah mengucapkannya.
Bayu, bersamamu aku damai. Di sampingmu aku merasa nyaman. Aku merasakan cintamu. Tapi, maaf aku tak bisa membalas....., biarlah cinta ini akan selalu kubawa.
terima kasih telah mencintaiku, terima kasih telah menjadi pelindungku, terima kasih telah menemaniku disisa hidupku.
Salam sayang selalu................

Cintamu,
Gadis.

Bayu meneteskan air mata, berdiri menatap jauh ke depan danau. Melihat matahari tenggelam, seperti Gadis dulu yang suka melihat tenggelam dan menanti kunang_kunang.

Sekian....
(Cerpen karya Runiah, siswa SMKN 1 LELEA tahun 2010)

Post a Comment for "[Drama roman] GADIS"