Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

NASKAH DRAMA PENDEK

karya conny abdull

Judul : ROH PALSU
Tokoh :Usman,
Syarif(saudara Usman),
Haji Machmud,
Djafar(teman Usman),
Orang kampung1,2,3
Latar : di Kampung Usman

ADEGAN I  
Usman dan Syarif berada di luar bengkelnya, akan pergi meninggalkan bengkel itu. Keduanya membawa tas masing-masing. Hari kerja telah berlalu. Mereka sedang merencanakan sesuatu. 

Usman :
Saya pikir kita bekerja di bengkel sudah cukup lama. Kita telah mendapatkan penghasilan yang cukup lumayan sejuta rupiah. Kita akan berlibur sebulan dan berwisata ke Jakarta.

Syarif  :
Kau benar Bang. Tetapi kita mesti kunci rapat-rapat pintu bengkel ini di depan dan di belakang. Sebulan terasa pendek namun banyak hal yang bisa terjadi setiap saat.

Usman :
Serahkan padaku, pasti beres. (mereka keluar dan tampak berjalan perlahan. Usman tampak membawa tas berisi uang).

Usman  :
Satu juta rupiah tidak sedikit. Saya dengar banyak penjahat di Jakarta.

Syarif    :
Abang benar, uang itu tidak sedikit. 

Usman :
Lalu, bagaimana sebaiknya? Ah, aku punya gagasan. Bagaimana kalau disembunyikan saja uang itu.

Syarif  :
Gagasan baik itu. Kau benar, Bang. Kau selalu berfikir pada jalan pikiran yang cemerlang.
Usman :(tersenyum bangga). Aku senang kau berpendapat begitu.

Syarif  :
Ya, tapi kita mesti ada uang sedikit di kantong. Di Jakarta pasti kita perlu uang.

Usman :
Kau benar, kau benar. Mari kita membawa uang Rp. 100.000, 00 masing-masing dan sisanya kita masukkan ke dalam guci. Kau jangan terlalu boros membelanjakan uang. Hati-hatilah dengan uangmu. 

Syarif :
Setelah dimasukkan ke dalam guci, lalu sembunyikanlah ke dalam persembunyian yang rapat. Apabila kita memerlukannya. Kita datangi bersama-sama untuk mengambilnya. 

Usman  :
Ya, kita harus mengambilnya tidak boleh lebih dari Rp.100,000,00 

Syarif    :
Baik, aku setuju.

Usman :
(Ia membuka tas dan memberikan Rp. 100.000,00 kepada sudaranya). Nahinilah bagianmu (lalu mengambil uang yang sama jumlahnya) dan ini bagianku. (Ia memasukkan uang ke dalam kantongnya).

Syarif :
Barangkali lebih baik kita segera menyembunyikan uang itu di bawah pohon besar yang keramat. Disana sepi orang (kedua saudara itu keluar).

ADEGAN II 

(Dua hari kemudian, Usman masuk dengan wajah yang sedih).

Usman :
Astaga, apa yang telah kuperbuat? Aku telah menghabiskan seluruh isi kantongku. Syarif pasti masih punya sisa uang lebih. Buktinya Ia tidak minta uang lagi padaku. Apa yang bisa kulakukan sekarang (Ia berjalan mondar-mandir). 

Ya, uang itu masih tersembunyi disana. Dan apabila aku harus minta kepada Syarif untuk mengambil bersama-sama hanya boleh mengabil tidak lebih dari Rp. 100.000,00 tapi siapa yang akan mengetahuinya jika aku mengambil uang itu tanpa mengatakan kepadanya. Aku bisa minta tolong Jafar untuk membantuku (Ia keluar). 

(Syarif masuk)

Syarif  :
Aku heran, aku tidak melihat abang seharian ini. Sudah tak sepersenpun uang di kantongku. Aku memerlukan uang lagi. Ah, itu dia. Nampaknya gembira amat dia.

(Usman masuk)

Usman  :
Hei Syarif. Betul-betul lama kau tak datang-datang padaku. Apa kau sudah tidak memerlukan uang lagi? Aku masih ada sedikit, tetapi apabila kau memerlukan tambahan, aku akan mengambilnya bersama kau masing-masing Rp. 100.000,00 dari guci itu. 

(keduanya keluar beberapa saat lalu muncul lagi berbincang-bincang).

Usman  :
Rif, Syarif. Celaka Rif. Seseorang telah mencuri guci kia, padahal tak ada seorangpun yang tahu kecuali kita berdua. Apakah Kau yang telah melakukannya pada saat aku sedang tidak berada di tempat ini?

Syarif    :
Ah, yang benar saja, aku kan bukan maling!

Usman :
Betul juga, tetapi siapa lagi. Tidak ada seorang yang mengetahui tempat persembunyian ini.

Syarif  :
Baiklah, ayo kita cari. Kita temui pak Haji Machmud untuk melaporkan kejadian ini. 

Usman  :
Baik, aku setuju.

(keduanya pergi keluar, lalu pergi bbersama Haji Machmud. Kedua bersaudara itu menggebu-gebu bicaranya kepada pak Haji).

Usman   :
Pak Haji, disini saya harapkan saudara saya yang telah mencari sejumlah uang. Kami telah menyembunyikan uang itu di suatu tempat. Dia satu-satunya orang yang mengetahui tempat persembunyian itu.

H.Machmud  :
Apakah kau pasti dengan tuduhan itu? Kita tidak bisa berbuat apa-apa bila tuduhan itu tidak disertai bukti, bahwa Syariflah yang mencuri uang itu. Kau harus membuktikannya, lalu barulah kita bisa menghukumnya.

Usman  :
Kami telah menyembunyikan uang itu di bawah pohon besar. Saya mendengarnya bahwa pohon itu, pohon keramat, dan apabila anda bisa berbicara padanya dengan cara-cara tertentu, maka akan terdengar suara jawaban apa yang anda tanyakan.

H.Machmud :
Mustahil, saat ini saya lagi sibuk, tak ada waktu. Begini saja, kita bertemu di tempat pohon itu besok pukul tujuh malam. Kita ingin tahu sekiranya roh pohon itu bisa menjawab pertanyaan kita.

(Haji Machmud dan Syarif keluar. Usman memanggil temannya, kemudian masuk ke dalam).

Usman  :
Far, Jafar kawanku yang baik, tolonglah aku!

Jafar     :
Kenapa? Apa yang kau harapkan dariku?

Usman  :
Begini, aku lagi mendapatkan kesulitan, dan aku mengharapkan kau bisa menolongku.

Jafar     :
Apa yang bisa kubantu ?

Usman  :
Kau tahu kan, pohon besar tempat persembunyian uang itu. Aku harap kau berada disana besok pukul tujuh malam.

Jafar     :
Apa yang kau kehendaki dariku disana ?

Usman  :
Pohon besar itu berlubang. aku harap kau bisa masuk ke dalamnya. Lalu kau harus menjawab pertanyaan yang aku katakan padamu. Aku akan memberitahu bagaimana jawaban pertanyaan itu.

Jafar      :
Bagaimana kalau aku mendapat kesulitan ?

Usman   :
Sudahlah kamu nurut aku, nanti aku beri imbalan yang memuaskan.

Jafar      :
Baik, ayo kita kesana sekarang, dan jelaskan apa yang kau kehendaki.

(keduanya keluar) 

ADEGAN III 

Malam kemudian. Usman, Syarif, Haji Machmud dan tiga orang kampung bertemu di bunyi bawah pohon besar. Jafar telah bersembunyi masuk kedalam lubang pohon. Usman mendekati pangkal pohon itu dan memukul-mukul batang pohon tiga kali dengan sebatang bambu. 

Usman  :
(berkata dengan kerasnya). Oh, Roh halus pohon ini, Katakanlah siapayang pernah kau lihat? (jeda). Bicara padaku wahai roh jawablah !

Suara   :
Yaa, aku telah melihat Syarif datang malam hari, menggali lubang yang besar dan mengambil semua uang yang ada di guci. Ia masukan uang itu ke dalam kantong, lalu ia sembunyikan guci itu, dan uangnya dibawa kabur.

Orang 1   :
Ini kejutan, Syarif telah melakukannya.

Orang 2  :
Roh itu telah mengatakan yang sebenarnya.

Orang 3  :
Tapi bagaimana kita tahu bahwa suara itu datang dari roh?

Syarif  :
Pak Haji Machmud, mengapa kita tidak minta roh itu keluar dan memperlihatkan diri kehadapan kita ? Kita akan lebih percaya dibuatnya. 

H.Machmud: 
Ya, Saya kira merupakan gagasan yang baik dan sangat adil. Saya akan mengatakan kepada roh untuk memperlihatkan diri di depan kita..

Usman    :
Pasti dia tidak akan memenuhi panggilan anda. Roh itu tidak pernah bisa meninggalkan pohon. Ia menyatu didalamnya. Ia tinggal di situ. (berteriak keras sekali). Roh yang jaya, orang-orang disini mengharap kau memperlihatkan diri, tetapi engkau tidak bisa meninggalkan pohon ini bukan ?

Suara    :
Tidak, Saya tidak bisa. Saya pesakitan yang tinggal disini untuk selama-lamanya. 

Orang 1     :
Aneh sekali !

Orang 2    :
Belum pernah saya mengalami semacam ini.

Orang 3   :
(kepada Haji Machmud). Mari kita tebang pohon ini dan membebaskan roh itu dari penjara.

H.Machmud :
Ya, mari kita tebang saja pohon ini bersama-sama.

Orang1,2,3: 
Kita ambil kapak dulu.

Usman      : 
Aku pikir roh itu tidak akan terusik karena itu.

Orang1,2,3:
(kembali dengan membawa kapak). Kami telah siap, pak Haji Machmmud, boleh kita mulai.

H.Machmud :
Yaaaaaak, kita mulai !
(penebangan pohon berjalan dengan cepatnya tak lama kemudaian terdengar teriakan keras tiga orang kampung itu melihat seseorang keluar dari lubang pohon).

Orang 1    :
Inilah roh pohon itu !

Orang 2   :
Ini sih bukan roh. Inikan si Jafar.
(Jafar berjongkok di tanah).

Jafar    :
Ampun Pak Haji Machmud, Ampuuuun. Ini kesalahanku. Usmanlah yang meminta tolong padaku. Ia telah mengambil semua uang dari guci itu lalu menuduh Syarif yang mencurinya.

H.Machmud :
Usman telah mengambil uang itu? Betul Usman ? Apakah kamu tidak malu terhadap dirimu sendiri?

Usman  :
Ya Pak Haji, Saya malu terhadap diri saya sendiri. Bagaimanakah saya bisa menebus kesalahan saya ini ?

H.Machmud :
Engkau harus bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan sebanyak uang yang telah kau curi.

Usman   :
Baik, baiklah kalau begitu. Saya akan bekerja keras.

H. Machmud :
Lalu penghasilan itu harus kau berikan kepada Syarif!

Syarif     :
Biarlah Usman, Saya tidak menghendaki uang itu kembali.

H. Machmud :
Kau harus menerima uang itu, Syarif. Jika tidak, saya akan mengirim Usman ke Penjara.

Orang 1   :
Apa yang harus kita lakukan terhadap Jafar ?

H.Machmud :
Ia harus dimasukkan ke penjara.

Jafar      :
Ampun Pak Haji, Ampuni saya.

H.Machmud :
Baiklah kalau begitu saya akan memberi kesempatan kepada engkau untuk memperbaiki kesalahan sekali lagi. Sekarang saya harus pergi. Selamat tinggal semuanya.

Jafar      :
Saya berjanji Pak Haji, saya berjanji.

Semua :
Selamat jalan, Pak Haji. Selamat jalan, Sampai berjumpa lagi.

Post a Comment for "NASKAH DRAMA PENDEK "