CERPEN HIKAYAT BAMBU KUNING
Berangkatlah Haru padanya sebuah hutan kecil, di ujung cakrawala penunggu menunggu. Sebuah ruang bernama Duka. Ia katakan padanya Haru tersedu. Berguncang seluruh alam dan ketakutan. Bergetar pula Duka mendengar keluh kesahnya. Seksama perlahan Ia menyatakan sakitnya. Rasa yang dililit getirnya hidup di hutan. Hatta, Syaiton berpesta pora berbahak menyaksikan ulah Raja siluman yang ganas.
Menggerogoti akar kepunahan dan keserakahannya. Raja siluman adalah harta. Harta melimpah pada negerinya. Menumpuk berlian bermegah_megah dan bergelimang harta. Mengagungkan paradoks semua ilusi tersirat. Ia kaya raya dari hasil menggigit hutan hara. Membangun negeri dari hasil bumi yang bersengketa. Bersinar hanya pada yang buta. Namun Haru gelap menderita mendalami kelakuan keliru keliku_likuan fikiran menyimpangnya, Raja Siluman. Hutan yang ia gantungkan setianya menempel pada prilakunya. hina rasa hatinya, Haru bergelisah resah.
ilustrasi gambar hutan terbakar |
Satu dua tiga empat setelahnya hutan berkesakitan. Rindangnya hilang, rimbunnya terbang, aromanya terbuang. Haru diam. Kekuasaan Raja yang kegelapan tak mungkin dibungkam. Ia dibelenggu oleh kekhilafan si raja siluman. Menunggu dan menanti kesaktiannya tiba. Meneliti satu_satu setiap bayang. Ia terbuang. Hanya alamlah yang membolehkan ia hidup, lain tidak. Rumah diatas awannya menjadi sarang awan. bergulung_gulung hujan badai menunggu. Serakah raja Siluman, Ramahnya resah. Sebab ia tahu pembalasanNya. Biar saja Ia jadi bisu. Haru mengiyakan setiap bencana. Itulah satu_satunya jalan kebaktiannnya. Tuturnya pada Duka yang juga terluka. Bersekongkollah untuk kebaikan yang tidak keberaninya muncul. Lihat, ombak datang menyapanya.
Ia tersenyum genit menggeliat. Sahabat karib alam semesta. Demikianlah bila satu terluka. Bersetubuh alam dianugerahkannya keseruan. Hari ini tiba. Bencana terencana. Balasan pada yang bala. Ia mengilhami banyak orang. Mudah baginya membalikan keadaan. Mengundang sajak kepiluan. Menangisnya bersama_sama. Bambu_bambu_ kuning, bambu hitam, bambu_bambu bercumbu sambil menggertakkan nafsunya perlahan. Duhai, dengar wahai Raja Siluman yang sombong. Kini Engkau berduka bergantian darah air mata pada negeri yang disemena_menakan. Riuh_rendahnya syahdu menari menyaksikan negeri yang poranda. Bambu kuning menggeliat sumringah bilamanakah alam semesta berbela makhluk seluruh alam lestari dalam_dalam.
(by. Conny Abdull/29/01/2021)
Post a Comment for "CERPEN HIKAYAT BAMBU KUNING"