Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tembang Jawa dan Filosofinya (macapat jawa)

sampul tembang cerbonan

Tembang dalam bahasa Jawa merupakan puncak ragam bahasa tulis yang dapat dibaca dengan dua cara yaitu berusaha memahami isi teks dan lebih bermaksud menikmati serta menghayati totalitas teks, dalam Kadarisman (2010:122). 

Tembang berasal dari kata dalam Bahasa Jawa. Tembang dalam Bahasa Indonesia menurut (KBBI v1.3) menyatakan bahwa tembang adalah syair yang diberi lagu (untuk dinyanyikan, nyanyian, puisi). Dalam tradisi Jawapun ada beberapa tembang yang diantaranya merupakan pemaknaan kehidupan manusia yaitu tembang macapat (maca papat-papat) atau ada pula yang menamainya (maca sipat), sebab memang pada umumnya tembang ini berisikan sifat-sifat manusia dalam proses kehidupan. 

Selain itu ada pula tembang yang berasal dari campuran beberapa genre musik yaitu tembang campursari yang pertama dikenalkan di Solo, Jawa Tengah dan sebagai warisan asli budaya Indonesia khususnya Jawa. 

Di beberapa daerah tentu saja berbeda adat budaya, namun pada hakekatnya filosofi tembang jawa menggambarkan tentang pengobatan, pandangan hidup, kesehatan, pertanian, dan dari beberapa sumber saya mendapatkan jawaban bahwa tembang jawa dapat dikatagorikan sebagai mantra. Sebut saja misalnya di daerah Cirebon dan Indramayu, ada tembang Waringin Sungsang. Walaupun bahasanya tidak mencerminkan daerah jawa "karena menggunakan bahasa Sunda" tembang ini dianggap oleh masyarakat sebagai tembang penghalau bala atau bencana, bahkan bila tembang ini diperdengarkan pada seseorang yang sedang mengandung, maka janin yang dikandungnya itu akan mengalami keguguran saking dasyatnya syair itu. Namun kita sebagai masyarakat modern tidak boleh mempercayai hal_hal klenik seperti itu. 

Blog saya ini hanya mengungkapkan sebagai kekayaan literasi saja. Bahwasanya Nenek moyang yang hidup di jamannya sangat menjunjung tinggi nilai_nilai perlindungan terhadap kesehatan, pertanian, hutan, anak cucu, masyarakat, dan lain_lain. Baiklah, untuk mengetahui bagaimana syair tembang atau macapat "Waringin Sungsang" silahkan kunjungi postingan ketelair yang lain.

Objek kajian dalam penelitian ini berupa tembang Jawa yang populer bukan hanya pada masanya, namun juga pada masa sekarang dan tergolong dalam tembang campursari (campuran dari beberapa genre musik) yang berjudul “Lingsir Wengi”. Namun karena sebuah kesalahan pemaknaan sehingga tembang yang maknanya romantis ini sering disangkutpautkan dengan kejadian mistis dan ruh halus. Padahal ada tembang lain yang berjudul sama, namun memang isi dan pembawaanya berbeda.

Hal inilah yang menjadikan daya tarik bagi peneliti untuk mengungkap makna dibalik tembang “Lingsir Wengi” versi campursari.

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. Bagaimanakah makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual tembang “Lingsir Wengi” versi campursari, serta apakah benar makna dari tembang tersebut mengarah ke hal-hal mistis yang sesuai dengan anggapan masyarakat.

Post a Comment for "Tembang Jawa dan Filosofinya (macapat jawa)"