Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERMAINAN TATA CAHAYA DAN MOZAIK LAYAR AKROBATIK TEATER MANDIRI

Teater Mandiri

pementasan 'Peace' ini diselenggarakan ditengah kisruh yang berkecamuk di Indonesia. Pentas berdurasi dua jam lamanya di Graha Bhakti Budaya, kompleks TIM, itu dimulai dengan narator menjelaskan latar belakang digelarnya pentas 'Peace' malam itu. 
"Kami merayakan 120 tahun Balai Pustaka, 48 tahun Taman Ismail Marzuki, 48 tahun Teater Mandiri," ujar seorang narator ketika berada di atas panggung. Ketika membacakan cuplikan drama 'Peace', sentilan mengenai demo mahasiswa dilakukan. "Solusinya adalah hidup damai dalam perbedaan. Mari kita sambut lakon 'Peace'," ucap narator. 

     putu wijaya

Peace merupakan tontonan tiga bagian yang merefleksikan  kondisi sosial di negara ini saat ini. Pertama menunjukkan adanya perlakuan tak adil terhadap kaum perempuan di masyarakat luas, sehingga amat diperlukan adanya keseimbangan.

“Keseimbangan diperlukan agar kehidupan berjalan harmonis, dengan cara memberikan ruang dan kesempatan yang lebih pantas para perempuan sesuai kemampuannya, bukan berdasarkan jenis kelaminnya,” demikian dijelaskan dalam buku panduan.

Pada bagian kedua, ada masalah dilematis antara upaya menegakkan keadilan jangka panjang dan berliku, dengan berbagai trik dan taktik strategi terlalu nylimet yang mungkin bisa mendatangkan salah faham.

Ada tuntunan praktis masyarakat yang tak sabar lagi menuntut keadilan konkret dengan segera, meski apa pun risikonya. “Ini disebabkan karena mereka sudah terlalu sering ditipu, dibohongi dan dikorbankan,” tertulis pada sinopsis Peace.

Pada bagian ketiga, pementasan bercerita tentang betapa bahayanya kalau berbagai persoalan atau konflik yang kompleks diselesaikan secara kekerasan.

“Perang dengan dalih untuk menjaga atau mengejar perdamaian tidak akan membawa perdamaian. Dalama tidak bisa dicapai dengan perang. Damai hanya bisa dicapai dengan kompak bersatu dalam dan dengan damai,” tertera dalam sinopsis.

Tema pertunjukan Peace dengan “kemelut sosial” mencari harmoni, terejawentahkan lewat kekuatan watak beberapa pemain yang diberi kepercayaan untuk menampilkan parapemain dan  permainan tata cahayanya yang luar biasa hidup.

Pendiri Teater Mandiri, Putu Wijaya dalam penampilan kali ini sangat menginspirasi generasi muda, khususnya pecinta sastra dan teater di tanah air.
Masalahnya pencahayaan yang tidak biasa, mozaik yang unik, hinggga akrobatik layar dan bayangan. Pokoknya keren banget.


Terimakasih atas kunjungannya dan semoga menginspirasi,.

Post a Comment for "PERMAINAN TATA CAHAYA DAN MOZAIK LAYAR AKROBATIK TEATER MANDIRI"