Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PELATIHAN SINTREN

PELATIHAN UNTUK KEGIATAN KESENIAN (sintren)

doc.sintren puji
“ SINTREN “
1. Latar belakang
Kesenian “Sintren” sudah dikenal hampir seluruh wilayah pantai dipulau Jawa, di Cirebon-Indramayu kesenian “Sintren “ keberadaanya sudah mulai mendekati kepunahan,dan mulai sulit ditemukan keberadaanya . Karena diangap sudah tidak sesui dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu perlu adanya upaya-upaya pelestarian “ kesenian Sintren “ untuk maka untuk pelestarianya perlu adanya pengenalan dan pembelajaran “ sintren “ ke siswa-siswa melalui guru-guru basa daerah dan kesenian .Kegiatan pelatihan guru-guru basa daerah dan keseniankesenian merupakan hal yang tepat dan strategis .
Sintren zaman dahulu merupakan kegiatan masyarakat pesisir yang dilakukan setiap terang bulan, dan dilakukan oleh masyarakat , biasanya yang menjadi ketuanya orang yang dipercaya menguasai tehnik permainan dan musik juga lagu-lagunya. Pengertian tehnik disini adalah beberapa masyarakat menganggap kesenian sintren mengundang hal-hal yang gaib, padahal sebenarnya kegiatan tehnik-tehnik ketrampilan yang bisa diajarkan, diantaranya adalah pembelajaran simpul-simpul ikatan kepada calon yang akan menjadi sintren, karena saat sintren diikat dengan tali calon sintren harus mampu melepaskan simpul ikatan tali itu dengan mudah, karena setelah itu calon sintren bisa melepaskan diri dari simpul-simpul talinya, terus memakai pakaian –pakaian yang telah disediyakan untuk dirinya sampai selesai.
Sintren memiliki filosofi terhadap nilai-nilai keilahian. Dimaknai sebagai bentuk turunnya cahaya ilahi yang menebarkan nilai-nilai kemanusiaan untuk seluruh kehidupan di muka bumi. ’Sintren’ dalam arti bahasa merupakan sesuatu yang “gaib”. Demikianlah tembang “turun -turun sintren” merupakan harapan untuk turunnya cahaya yang membawa perubahan bagi masyarakat di muka bumi yang dikemas dalam pagelaran kesenian sintren, juga tuntunan pengajaran ahklah budhi pekerti luhur.
2. Tujuan
Tujuan dari pelatihan ini diantaranya :
~Memiliki wawasan tentang sintren.
~Memiliki ketrampilan yang berkaitan dengan pagelaran sintren
3. Sasaran
Masyarakat yang perduli dengan budaya dari 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Indramayu sesuai kebutuhan.
4. Waktu kegiatan
Kegiatan berlangsung selama 3 hari, 2 hari efektif latihan, 1 hari untuk penampilan pagelarannya.
5. Materi lagu Sintren
Tembang Pembuka
Tahapan prosesi pementasan
A. Untuk tujuan mengumpulkan orang-orang , atau penonton supaya pada kumpul ditempat kegiatan sintren dengan dinyanyikan lagu “Tambak Pawon“, untuk menghidupkan suasana magis dan sakral, Ketua sintren menyiapkan dupa dan membakar kemenyan, juga kembang 7 warna.
B. Sintren dibawa kearena /panggung kegiatan, perlengkapan sintren ,untuk selanjutnya kegiatan pengikatan seorang gadis yang dijadikan sintren. Dengan diiringi lagu “ Terap Bunda “ hingga selesai pengikatan sintren.
Lagu “Terap Bunda “Warilais terapna bandanira
Iki warilais dunung ala dunung
Dunung ala dunung si dunung
Si bau kiwe pangeran kang dadekena
Pangeran kang dadekena
(dinyanyikan hingga sintren sampai selesai diikat).


C. Setelah prosesi pengikatan atau pemborgolan “sang Sintren“ dibuat tidak sadar (teaterikal),(dupa kemenyan tidak boleh sampe mati) untuk menghidupkan suasana magis, sintren lalu didudukan lalu dimasukan kedalam kurungan, dengan telah disiapkan/ disediakan perlengkapan berupa: jamang /mahkota, sumping yang sudah diberi untaian bunga, baju, celana, asesories, kaca mata hitam, selendang/soder, dan ikat pinggang, dan bunga 7 rupa. Dupa kemenyan tetap menyala.Dan dinyanyikan lagu.
“ Turun Sintren “
Turun turun sintren , sintrene widadari
Nemu kembang yun ayunani
Nemu kembang yun ayunani
Kembange si Jaya Indra widadari tumuruna, manjing maring sing dadi
Sulasi suliandana ,menyan putih kang ngundang dewa
Abi dewa mah dening sukma widadari tumuruna
Simbar-simbar pati , lamun dadi ja kesuwen
Simbar-simbar pati, lamun dadi ja kesuwen
Tokena sing kunjara
Tokena sing konjara
Nya bebed nya iket nya sabuk sekerise
Setelah 3 menit kurungan dibuka/ diangkat , maka terjadilah perubahan pada “ sang Sintren “ yang tadinya diikat /diborgol, sekarang semuanya sudah lepas, dan sudah memakai pakaian yang sudah disediakan lengkap dengan kaca mata hitamnya layaknya bidadari turun dari kahyangan, sambil dikebuli/diasapi dupa kemenyan dan jampi-jampi (teaterikal)pada muka dan kaki untuk meluruskan sekujur tubuhnya , setelah itu “sintren“ sudh dianggap jadi, lalu disuruh menari dengan diiringi tembang “ Cilingkong .
Kembang kingkong, sabun wangi buntel gedong
Wulane wis mencorong, sintren metu geol bokong
Carang epring dipancrasi lading pangot
Sintrene mijing-mijing pengendange lagi sewot
Pada saat sintren njoged, maka dipersilahkan kepada penonton untuk menyawer dengan kain atau uang langsung, jika menggunakan kain atau bungkusan uang mengenai tubuh sintren (teaterikal) sintrenya jatuh pingsan, oleh karena itu dibutuhkan mualim untuk menjaga dibelakang tubuh sintren, agar setiap sintren saat mendapat saweran dan jatuh pingsan ada yang siap bantu menangkapnya. Orang yang bertugas memberi jampi-jampi harus selalu dekat dekat dan selalu membangunkan sintren dengan saputangan yang diberi kepulan asap kemenyan , hingga sintren jadi sadar dan kembali berjoged.Dan ada 4 gadis yang bertugas untuk mengantarkan tiap kain yang disawerkan diberi minyak wangi terlebih dahulu untu dikembalikan kepemiliknya denganditukar dengan uang saweran. Lagu pengiringnya ”Het si alon-alon"
Het si alon-alon, mlaku cuam kesandung
Hilir kesandung , hilir keandung
Badan-badan rempag kabeh
Tak gendang-gendang gendut
Dan untuk yang kesekian kalinya sintren kembali untuk duduk ,dan dimasukan kedalam kurungan setelah itu kembali dibuka kurungannya ,lagu pengiringnya “ Waru doyong “
Untuk proses terakhir “ Sintren “ kembali disuruh duduk, dan dimasukan kedalam kurungan , untuk proses terakhir , yaitu “ penyadaran “ lalu kembali nampan disiapkan (yang tadi di gunakan untuk tempat kostum sintren ) sekarang akan digunakan untuk meletakan pakaian sintren yang akan dilepas. Sintren kembali jadi gadis dengan pakaian yang semula dikenakan, sebelum menjadi sintren dengandiiringi lagu
“Kembang Kilaras“
Kembang kilaras ditandur ning tengah alas,
Paman bibi aja maras dalan sintren jaluk waras,
Kembang jae laos lempuyang kembange kuning,
arep balik gage elos sukiki menea maning.
6. Sarana kelengkapan Sintren
a. Untuk kepala
- menggunakan jamang /sireng topeng ,
- sumping dengan untaian kembang
- kacamata hitam
b. Busana
- kebaya
- kain
- selendang
- keris
- perangkap alat rias.
c. Kurungan ayam
- kain selubung
- pedupan
- tali / tambang
- kain sawer
- minyak wangi
d. Alat musik
- Buyung 4 buah
- Gitar listrik (untuk melodi )
- 2 pasang sandal jepit ( untuk nabuh buyung )
NaraSumber
Nara sumber adalah orang-orang yang mempunyai kompetensi dibidang kesenian sintren.
1. Sejarah kesenian “ Sintren “
2. Intruktur Sintren : Conny Abdull (penulis)

Post a Comment for "PELATIHAN SINTREN "