Metode Observasi
Metode Observasi
gambar observasi |
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi penonton televise, bukan hanya mencatat bagaimana reaksi itu, dan berapa kali muncul, tetapi juga menilai reaksi tersebut sangat, kurang atau tidak sesuai dengan yang kita kehendaki.
Observasi tak berstruktur.
Tak berstruktur berarti tidaklah sepenuhnya melaporkan peristiwa; Sebab prinsip utama observasi ialah merangkumkan, mensistematiskan, dan menyederhanakan representasi peristiwa. Perbedaan “berstruktur” dan “tak berstruktur” terletak pada kenyataan bahwa dalam metode tak berstruktur, peneliti lebih bebas dan lebih lentur (flexible) mengamati peristiwa. Di sini akan di ulan tiga metode observasi tak berstruktur: catatan lapangan, catatan specimen, dan anekdot.
Observasi berstruktur
Dipusatkan pada aspek perilaku tertentu yang mungkin terjadi dalam situasi lapangan atau dalam situasi eksperimental. Dengan observasi berstruktur peneliti menjabarkan secara sistematis perilaku tertentu yang menjadi focus perhatiannya. Ini dilakukan dengan apa yang disebut daftar cek (checklist). Peneliti hanya mencatat apakah perilaku yang ditelitinya itu terjadi atau tidak. Brandt (1972) menyebutkan dua macam daftar cek: statis dan tinakan (action checklist). Daftar statis mencatat informasi seperti jenis kelamin, suku bangsa, dan usia. Daftar cek tindakan mencatat perilaku yang terjadi.
Ada dua macam cara untuk melakukan pencatatan ini :
- sistem tanda
- sistem kategori.
Observasi kelompok.
Bentuk observasi lain yang sering digunakan pula adalah observasi kelompok. Observasi ini dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus. Misalnya, suatu tim peneliti yang sedang mengamati gejolak perubhan harga pasar akibat kenaikan BBM biasanya bekerja dengan mengamati sekian banyak gejala lain yang berpengaruh terhadap perubahan harga pasar tersebut.
Observasi alamiah.
Dalam observasi alamiah tidak ditimbulkan situasi-situasi dengan sengaja. Di sini hanya dilakukan pengamatan terhadap situasi yang sudah ada, situasi yang terjadi secara spontan (tidak terstruktur) (tunner dan helms, 1995), tidak dibuat-buat dan karenanya dapat disebut sebagai situasi yang sesuai dengan kehendak alam, yang alamiah. Hasil pengamatan ini kemudian dicatat dengan teliti untuk kemudian diambil kesimpulan-kesimpulan umum maupun khusus (individual) (bachtiar, 1997). Misalnya, pada sekelompok pengunjuk rasa bias diamati siapa yang menjadi pimpinannya dan dikenali bagaimana pola/ cara dia mendorong / memberi semangat kepada kelompoknya. Pada saatnya, hasil pengamatan ini biasa digunakan untuk menyusun langkah-langkah untuk mengantisipasi atau mencegah pemimpin itu melaksanakan niatnya.
Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada berbagai gejala tingkah laku yang lain, misalnya tingkah laku orang-orang ditoko serba ada, tingkah laku pengendara-pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain atau perilaku orang dalam bencana alam. Contoh gejala yang tidak dapat dieksperimenkan, hanya dapat diteliti melalui observasi alamiah.
Dalam metode observasi alamiah ini perlu diingat bahwa kita harus menjauhkan sebanyak mungkin kepentingan-kepentingan dan minat-minat pribadi kita agar kita dapat membuat kesimpulan-kesimpulan seobjektif mungkin. Adapun hasil pengamatan dituangkan ke dalam catatan-catatan yang detail sehingga menghasilkan data dengan analisis yang tajam. Untuk itu ada baiknya dilakukan perbandingan dengan catatan pengamatan orang lain. (Bachtiar, 1977).
Post a Comment for "Metode Observasi"