Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BUDAYA NGAROT [SUBCULTURE OF INDONESIA]

gadis ngarot
Ngarot adalah ritual yang dikaitkan dengan masalah pertanian. Ritual ini terjadi di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Indramayu. Upacara Ngarot diikuti oleh generasi muda dan terus menerus berlangsung dari satu tahun sampai satu tahun. Keikutsertaan generasi muda serta keberlangsungan upacara ini menimbulkan pertanyaan apa tujuan dari upacara tersebut, apa itu Ngarot, dan apa fungsi sebenarnya dari upacara Ngarot bagi generasi muda pada khususnya dan masyarakat Lelea di Indonesia. umum. Sehubungan dengan pertanyaan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tujuan dari upacara, bentuk dan ritual upacara ngarot bagi generasi muda khususnya dan masyarakat Lelea pada umumnya. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Upacara Ngarot Lelea merupakan sarana untuk mempersatukan pemuda Lelea, menjadi sarana untuk melampirkan rasa gotong royong antar pemuda Lelea, dan mengajarkan pemuda untuk mandiri dengan memberdayakan potensi desa. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah upacara ini dipandang sebagai sarana sosialisasi kepada generasi muda Lelea agar selalu mencintai kampung.
Berkut sejarahnya, Istilah Ngarot berasal dari bahasa Sunda yaitu ngaleueut yang berarti minum. Ada pula yang menafsirkan istilah Ngarot itu adalah Ngaruat (Sansekerta) yang berarti bebas dari kutukan dewa.
kuwu Raidi
Adalah upacara adat yang terdapat di desa Lelea, kecamatan Lelea, kabupaten Indramayu, provinsi Jawa Barat. Tradisi Ngarot memiliki arti ucapan syukur terhadap datangnya musim tanam. Masyarakat Lelea memiliki ungkapan syukur yang khas dalam menyambut musim tanam yaitu dengan Ngarot. Upacara Adat Ngarot selalu dilaksanakan pada bulan Desember pada minggu ke-3 dan selalu dilaksanakan pada hari Rabu karena dianggap keramat. Tradisi ini hanya diikut oleh pemuda-pemudi yang masih perawan dan perjaka. Berdasarkan buku sejarah Desa Lelea, Tradisi Ngarot bermaksud mengumpulkan para pemuda-pemudi yang akan diberi tugas bertani. Intinya adalah para pemuda-pemudi akan saling bekerja sama dan gotong royong mengolah sawah. Tradisi Ngarot bertujuan untuk membina pergaulan yang sehat, agar saling mengenal, saling menyesuaikan sikap, kehendak, tingkah laku, yang sesuai dengan adat budaya.
Tradisi Ngarot sudah ada sejak tahun 1646 pada masa pemerintahan Ki Kapol. Dia merupakan salah satu tokoh kharismatik yang tinggal di desa Lelea, dia memiliki tanah 26.100 meter persegi yang ditanami padi. Hasil tanam padinya bisa menghidupi keluarganya bahkan masih ada sisanya.
gadis_gadis ngarot
Di rumah Ki Kapol sering dijadikan tempat berkumpulnya anak-anak muda, maka terbersit didalam hatinya untuk mengadakan acara sebagai tempat berkumpulnya anak-anak muda maka dibuatlah acara Ngarot. Biaya acara tersebut diambil dari hasil panen tanaman padinya di sawah yang kini dikelola oleh anak-anak muda di kampung tersebut.
Sejak saat itu Ki Kapol mengadakan acara tahunan yang diberi nama Ngarot. Selain sebagai tempat bersilaturahmi anak-anak muda atau disebut juga Kasinoman di desa Lelea juga untuk menyambut datangnya musim tanam. Acara Ngarot biasanya dilakukan pada hari Rabu yang menganggap sebagai ibunya hari setelah hari Jumat menurut tokoh masyakarat.

Post a Comment for "BUDAYA NGAROT [SUBCULTURE OF INDONESIA]"