Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

RAHWANA [MAHABARATA]

Aku ingin jadi Rama
Aku ingin jadi Rahwana
Aku juga ingin jadi Kumbakarna

dewi shinta

Akulah Rahwana, Raja Alengka. Aku mempunyai tujuh kepala orang mengenalku sebagai orang yang sangat jahat dan kejam.
Di istana aku mempunyai banyak sekali wanita cantik tapi dari sekian banyak wanita cantik yang ada di istanaku aku hanya memcintai satu wanita yaitu dewi widiawati.
Dewi wediawati memang kini sudah tidak ada namun kini ia sudah terlahir kembali sebagai Dewi Shinta dan aku tetap memncintainya karna aku tidak mencintai nama yang aku cintai adalah sinta sebagai titiasan dewi widiawati namun sayangnya Dewi Sinta Telah mempunyai seorang suami yang bernama Rama. ya si Rama itu laki-laki sempurna yang gagah ganteng dan rupawan namun aku tau Rama mencintai Sinta hanya wujudnya saja dia mencintai Sinta masih memiliki alasan ketika di tanya masih ada kata karena, karena cantik,baik dan sebagainya.

Beda denganku aku mencintai Sinta tidak dengan alasan aku murni mencintainya meskipun dia berubah wujud dan berubah nama dari Dewi Wediawati menjadi Sinta aku tetap mencintainya ya walaupun aku mempunyai banyak wanita tapi cintaku hanya demi Dewi Sinta seorang. Dan jika Dewi sinta memintaku untuk meninggalkan semua wanitaku aku dengan senang hati akan meninggalkannya.

Aku mendengar kabar bahwa Sinta dibuang kehutan bersama suaminya, aku berniat untuk memandang sinta dari jauh karna dengan mengumpulkan sisa senyumannya pada rembulan adalah jiwa pemulanganku yang paling pasrah. Tapi setelah disana aku berniat untuk menculik Sinta dan mebawanya kembali ke alengka karena memang disanalah tempat ia seharusnya. setelah berhasil menculiknya aku penjarakan dia ditempat yang indah bagaikan surga apa yang dia inginkan selalu terpenuhi terkecuali pulang ke suaminya. Selama di Alengka Sinta diperlakukan dengan baik aku selalu datang kepadanya dengan membawakan sebuah puisi, namun sinta selalu tak mau mendengarkan puisiku. 

Dan aku berkata pada Dewi Sinta "Wahai Dewi Sinta mungkin kau bisa menolok puisi yang kusampaikan padamu tapi kau tidak bisa menolak doa-doaku padamu dan aku sekuat hatiku selalu yakin apa-apa yang di sampaikan melalui hati pasti akan sampai ke hati pula".

Cinta dihati Sinta kepada suaminya sudah keras bahkan sudah membatu tapi aku Rahwana tak pernah menyerah tetap aku tetesi dengan air batu yang keras itu sampai akhinya berlubang.

Setelah sepuluh tahun di Alengka akhirnya Sinta mulai mencintaiku itu kelihatan dari sorot matanya ketika memandangku. sampai akhirnya mau berbicara denganku namun apa yang dikatakan dia itulah yang tidak aku harapkan Sinta berkata padaku bahwa suaminya akan datang menyelamatkanya dan aku berkata pada Sinta jika suaminya datang ke Alengka maka aku akan berperang dengan suaminya. 

Lalu Sinta berkata "hei Rahwana aku mohon biarkan suamiku menjemputku kesini dengan penuh kedamaian terimalah dia dengan baik''.

Aku menjawab "Tidak Sinta sudah ribuan perang aku jalani tapi tak satupun menjadi agung karena membela cinta". dan Dewi Sinta berkata dengan wajah yang memerah seakan malu akan mengakui sesuatu "Rahwana,, aku Dewi Sinta titisan dewi wediawati yang amat kau cintai sebenarnya aku tidak mencintai suamiku Rama aku menikah denganya karena dia memenangkan sayemabara di negeriku.

Memanglah Rama adalah sosok laki-laki yang sempurna namun hidupnya terlalu lurus bagi seorang laki-laki dan sungguh tidak ada menariknya bagiku beda denganmu Kau lebih menarik daripada dia kau mempunyai banyak wanita di istanamu tapi kau hanya mencintaiku bagiku kau sungguh menarik RAHWANA! Tapi terlepas dari itu kau harus terima aku sudah sah menjadi suami Rama. 

Aku tidak akan pernah menghianati janjiku saat menikah bersamanya karna bagiku janji adalah sebuah kehormatan. Selama ini bukan aku tidak mau meresponmu tapi itu adalah bentuk kesetiaanku pada suamiku. Rahwana aku mecintaimu tapi kita tidak mungkin bersama kau harus terima itu".

Rahwana sang Raja kegelapan yang terkenal menyeramkan tak sanggup membendung air mata mendengar pengakuan dari Dewi sinta seraya sambil berkata. ''Sinta melatiku segunung apapun diamku merenung tak pernah sampai pada pemahamanku mengapa aku mencitaimu. Oh, Tuhan jika Sinta tak kau ijinkan bersamaku mengapa kau bangun megah perasaan ini dalam sukmaku, mengapa Tuhan? 

Tuhan, jika nanti Sinta kembali pada suaminya aku mohon jagalah dia walaupun tak pernah kau ijinkan aku bersamanya". 

Melihat seorang Rahwana yang menyeramkan menangis,  Dewi Sinta ikut menangis sambil berkata;

"Sudah Rahwana kau tidak boleh menangis. Laki-laki tidak boleh memnangis biarkan aku saja ya walaupun aku tahu airmata laki-laki lebih tulus Tapi tangis perempuan diciptakan agar laki-laki melupakan tangisnya. Sekali lagi mohon kepadamu jangan melawan Rama. Rama sudah menyiapkan senjata yang bisa membunuhmu aku tak ingin kau terbunuh apalagi penyebabnya gara-gara aku. 

Aku sungguh mencintaimu dan kata-katamu sudah menjadi mantra besi yang meleleh dihatiku, cintaku sudah menyumur tanpa dasar didalam hatimu, begitupun cintamu yang kurasakan, bahkan jika bisa teriak semesta tak akan mampu membendungnya". Tapi nampaknya rahwana tidak mau menuruti Sinta. 

Rahwana berkata pada Sinta "jikalaupun aku harus mati besok aku tidak mengapa aku akan menungumu di keabadian, Sinta".

rahwana

Keesokan harinya aku mendapat kabar bahwa Rama akan segera menuju Alengka untuk menjemput kekasih gelapku, satu-satunya jalan aku harus meminta bantuan ke kakakku yang sedang bertapa, tapi sewaktu aku meminta bantuanya untuk menculik Sinta dia tidak mau.

Post a Comment for "RAHWANA [MAHABARATA]"