Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PRABU GEUSAN ULUN

foto putri cirebon

Pada saat senja menjelang.....
Pada taman yang terlarang putri itu memandangi langit...
Kelabu kuta Cirebon raya
Sedang mengandung ia mengembara jiwanya......''
Angannya tersentuh pada ksatria Sumedang larang....
Marabahaya mengintai jingganya perjumpaan itu.
Ratusan titik pedang dan tombak menjaga puteri...
Hatta, Ia menggeliat pada ketampanan pangeran muda itu...
Panjaga jiwa Terong Peot dan Nangganan, mengisahkan seorang pendosa...''
Tak mampu nasehatnya Nangganan isi hati Prabu....
''Malam, rumah, semua yang menyenangkan hanyalah untuk anak_anak atau orang yang sederhana...
Yang menerima dunia apa adanya....
Yang menerimanya dengan kedua belah tangannya...''
Seakan Pangeran Geusan Ulun tiada memikul beban pengabdian nagari.
''Lebih baik aku berteman batu, dari aku bersahabat dengan orang yang hanya memikirkan jabatan..., pulangkah saja pamanda terlebih dahulu....''
''Ampun maaf Gusti Prabu, Prabu janganlah terlalu kecewa.... karena Putri Cirebon raya pun menaruh harap pada Prabu'' siar pamanda berlaku api.
Prabu Geusan Ulun bergumam pada dirinya sendiri.. 
''SIAPAKAH GEUSAN ULUN... 
SIAPAKAH IA..... 
IA SUDAH LAMA TIADA.... 
YANG ADA HANYALAH BAYANG_BAYANG SEMATA... 
YANG KASMARAN PADA PUTRI YANG DIRUNDUNG KEGUNDAHAN HATINYA....''
Puteri Cirebon memaksa kehendak hatinya untuk ketampanan pangeran Sumedang Larang... kesetanan ia.
''Rekah bibirnya yang merah muda...
adalah pohaci musim bunga.....
Turun ke Bumi menyebar harum dan wangi.....
Dan seluruh gairahku ranum pada kedua belah dadanya....'' Pangeran tiada sadar membayangkan puteri.
Seluruh alam mengutuk keputusan Pangeran, membawanya puteri dengan membawa serta anak yang dikandungnya..., hasil kasih dengan raja Cirebon raya.
Kisah kasih seorang puteri yang terpikat pada pria lain, pangeran yang didambakan sesudah mengikat janji setianya ia. Punah..... 
Yang ia rasakan adalah bunga_bunga yang merekah, diselimuti kasih gairah terpendam. Laksana embun pagi diujung daun yang basah cintanya selalu mengemuka disetiap sentuhan.
Terperdaya ia oleh indahnya dunia. Asmara yang terlarang menjadikannya sebuah gara_gara. Walau mulanya hangat menggairahkan dalam gejolak cinta baru itu. Kutukan alam semesta pastilah terjadi, bila nafsu angkara murka bersarang dalam jiwa manusia. 
Hatta, perang pun terjadi..., yang menghasilkan wilayah_wilayah keturunan di perbatasan penyangga Pajajaran. Pangeran Darma Ayu  meradang, ia buat perhitungan padanya. Kelak wilayah ini akan jaya walau terkoyak sejarah kelam.
(penulis Conny Abdull/2020).

Post a Comment for "PRABU GEUSAN ULUN"